Prihatin Dengan Mental Anak Muda, Kesbangpol Lembata Siapkan Program Revolusi Mental
Kesbangpollinmas Kabupaten Lembata mulai mempersiapkan modul guna memberikan pembelajaran kepada generasi muda
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat ( Kesbangpollinmas) Kabupaten Lembata mulai mempersiapkan modul guna memberikan pembelajaran kepada generasi muda Lembata tentang pentingnya empat pilar kebangsaan yang jadi spirit dasar revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo.
Program tersebut direncanakan berlaku efektif mulai 2021 mendatang. Kesbangpolinmas akan menggandeng kelompok pramuka, Sekolah, NGO, Forum Inovasi Anak Lembata (FIAL), membentuk mental generasi muda sebelum terjun ke dunia nyata.
• Praeses Seminari Lalian Terima Organ Liturgis dari Angkatan 40
Kaban Kesbangpolinmas kabupaten Lembata, Anselmus Bahy menyebutkan, pihaknya menyasar generasi muda dalam menebar revolusi mental yang dinilainya semakin memprihatinkan di Kabupaten Lembata.
Dalam pembicaraan bersama Pos Kupang, Senin (7/9/2020) di ruang kerjanya, Ansel mencontohkan kalau generasi milenial saat ini sudah tidak identik lagi dengan budaya saling menghargai apalagi menghormati orang yang lebih tua. Budaya saling tegur sapa juga mulai luntur, kehidupan anak-anak yang dekat dengan pesta, minuman keras dan seks bebas menjadi penyakit menahun yang sulit diobati.
• Kasus Corona di Nagekeo 9, Satu Masih Isolasi
"Bagaimana membentuk mental manusia Lembata itu yang kita mau buat," ungkap Ansel.
Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata ini mengatakan model pola asuh anak dari orangtua dan lingkungan sosial masyarakat sekitar juga tidak cocok menginternalisasi nilai-nilai kehidupan kepada seorang anak.
"Mental anak anak merosot. Anak anak juga keluyuran malam tanpa ada pengawasan dari orangtua. Kita masih siapkan modul dan format dan caranya bagaimana. Kita mau buat sesuatu yang langsung mempengaruhi mereka, jangan terlalu banyak teori," ujar Ansel.
Pemerhati Sosial, Nefri Eken, juga menyoroti soal merosotnya mental anak-anak Lembata yang sudah sampai pada titik yang memprihatinkan.
Pegiat HIV dan Aids di Lembata ini menyebut banyak anak anak remaja di Lembata yang terjerumus dalam kehidupan seks bebas, pesta dan alkohol.
Menurut dia, fenomena pekerja seks jalanan juga jadi realitas kehidupan remaja di Lembata.
Banyak pekerja seks jalanan tersebar di jalanan pada malam hari, di tempat-tempat gelap dan di kos-kosan. Mirisnya, pekerja seks jalanan itu masih berusia remaja dan merupakan anak-anak asli Lembata.
Sependapat dengan Kaban Kesbangpol Ansel Bahi, Nefri Eken juga menyinggung pola asuh orangtua yang sangat lemah.
Dia heran banyak anak sekolah yang keluyuran malam sampai pagi tanpa dicari oleh orangtua mereka.
Menurutnya, jika orangtua tidak tegas menyikapi hal ini maka sampai kapan pun masalah ini tidak akan pernah bisa diatasi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)