Berita Pendidikan

Safirah : Siswa SMK Tidak Bisa Praktek Secara Daring

Kepala Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Kupang, Dra. Safirah C. Abineno, kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, siswa SMK tidak bisa pra

Editor: Ferry Ndoen
Siswa SMKN 5 Kupang sedang mengikuti tes sebelum praktek.
Siswa SMKN 5 Kupang sedang mengikuti tes sebelum praktek. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Kupang, Dra. Safirah C. Abineno, kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, siswa SMK tidak bisa praktek secara daring.

"Siswa SMK tidak bisa praktek secara daring. Berbeda dengan jenis pembelajaran yang lain, praktek butuh sentuhan langsung" katanya pada Sabtu, 05/09/2020.

"Itu tidak bisa dilakukan secara online" sambungnya lagi.

Selain itu, Safirah menjelaskan, proses praktikum juga dilakukan berdasarkan standar protokol Covid-19, yakni memakai masker, dan menjaga jarak.

Dengan adanya Covid-19 ini, menurut Safirah, ada hal positif yang harus dipelajari yakni pola hidup bersih dan sehat yakni dengan rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan menjaga jarak.

"Kita belajar untuk mematuhi standar protokol Covid-19, menerapkan pola hidup sehat dan kita belajar untuk masa depan" ujar Safirah.

"Kalau siswa sehat, proses belajarnya pasti lancar" lanjutnya.

Kepala Kompetensi Keahlian (Kakomli) Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), Protasius Wago, S.Pd., juga menyampaikan, pembelajaran pada SMK lebih ditekankan pada keterampilan.

"Jadi kalau mereka tidak rajin datang untuk mengikuti kegiatan terutama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam sesi praktek pasti mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan" kata Protasius.

"Untuk itu kami selalu menekankan kepada anak - anak, kalau kegiatan praktek harus rajin, aktif, bertanya tentang apa yang tidak dimengerti" lanjutnya.

Saat praktek, menurut Protasius, gambaran - gambaran sebenarnya langsung diberikan pada media pembelajaran.

"Kalau teori kita hanya menjelaskan komponen dengan gambar tetapi di sini kan bentuk media pembelajaran. Jadi nanti di situ dilihat komponen - komponen ini prinsip kerjanya begini, cara bongkar dan pasangnya bagaimana kalau ada kerusakan, sehingga kalau anak yang rajin untuk datang praktek pasti dia bisa" urainya.

"Karena kita SMK harus membuat dan membuat. Kita bisa terampil kalau kita sering memegang media pembelajaran. Bongkar pasang bongkar pasang. Tapi kalau hanya memang sekali dalam sebulan ya tidak bisa. Harus rutin" tambahnya lagi.

Protasius berharap, anak - anak yang praktek tersebut aktif dan pembelajaran karena keterampilan itu penting.

Sementara itu, kepala bengkel TKRO sekaligus pendamping mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan, Krisantus O. Miger, S.Pd, mengatakan, di SMK, yang dididik adalah bagaimana kompetensi siswa di bidang mana yang mereka sukai.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved