Psikologi
Berpacaran? Enjoy Saja Jangan Sampai Terjadi Tindak Kekerasan, Begini Dampak Seriusnya untuk Psikis
Kekerasan dalam pacaran atau dalam bahasa inggris disebut Teen Dating Violence (TDV) sama berbahayanya dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
POS KUPANG,COM - Kekerasan dalam pacaran atau dalam bahasa inggris disebut Teen Dating Violence (TDV) sama berbahayanya dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Kekerasan ini terjadi antar dua orang berada dalam hubungan asmara alias pacaran.
Beberapa jenis kekerasan dalam pacaran, meliputi ;
1. Kekerasan fisik
Yakni ketika seseorang menyakiti atau mencoba menyakiti secara fisik pasangannya. Meliputi memukul, menendang atau menggunakan tipe agresi fisik lainnya.
2. Kekerasan seksual
Melakukan pemaksaan pada pasangan untuk ambil bagian dalam aktivitas seksual, atau melakukan sentuhan sensual atau aktivitas seksual non fisik lainnya semisal mengirimkan pesan-pesan vulgar.
Padahal, pasangan tersebut mungkin tidak menginginkannya.
3. Agresi psikis
Penggunaan komunikasi verbal atau non verbal dengan maksud untuk menyakiti orang lain baik itu secara mental maupun emosional.
4. Menguntit
Menguntit adalah pola perhatian dan kontak berulang yang tidak diinginkan oleh pasangan yang menyebabkan ketakutan atau kekhawatiran akan keselamatan diri sendiri atau keselamatan seseorang yang dekat dengan korban.
Kekerasan dalam pacaran dapat terjadi secara langsung atau secara virtual semisal melalui pesan singkat yang berulang.
Atau melalui unggahan gambar seksual pasangan secara online tanpa persetujuan.
Hubungan yang tidak sehat dapat dimulai sejak dini dan bertahan seumur hidup.
Remaja sering berpikir bahwa beberapa perilaku, seperti menggoda dan menyebut nama, adalah bagian "normal" dari suatu hubungan - tetapi perilaku ini dapat menjadi kasar dan berkembang menjadi bentuk kekerasan yang serius.
Namun, banyak remaja yang tidak melaporkan perilaku tidak sehat itu karena takut menceritakan kepada keluarga dan teman.
Berapa banyak kasus kekerasan dalam pacaran?
Kekerasan dalam pacaran telah mempengaruhi jutaan remaja di AS setiap tahun. Data dari CDC Youth Risk Behavior Survey dan National Intimate Partner and Sexual Violence Survey menunjukkan bahwa:
- Hampir 1 dari 11 perempuan dan sekitar 1 dari 15 siswa sekolah menengah atas melaporkan mengalami kekerasan fisik dalam pacaran dalam setahun terakhir.
- Sekitar 1 dari 9 siswa perempuan dan 1 dari 36 siswa SMA laki-laki melaporkan mengalami kekerasan dalam pacaran seksual dalam setahun terakhir.
- 26% perempuan dan 15% laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual kontak, kekerasan fisik, dan / atau menguntit oleh pasangan intim dalam hidupnya pertama kali mengalami kekerasan ini atau bentuk lain oleh pasangan tersebut sebelum usia 18 tahun.
- Beban TDV tidak dibagi secara merata di semua kelompok - kelompok minoritas seksual dipengaruhi secara tidak proporsional oleh semua bentuk kekerasan, dan beberapa kelompok minoritas ras / etnis dipengaruhi secara tidak proporsional oleh berbagai jenis kekerasan.
Dampak serius kekerasan dalam pacaran
Hubungan yang tidak sehat, kasar, atau penuh kekerasan dapat menimbulkan konsekuensi yang parah dan efek negatif jangka pendek dan jangka panjang pada remaja yang sedang berkembang.
Misalnya, remaja yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran cenderung :
- Rasakan gejala depresi dan kecemasan
- Terlibat dalam perilaku tidak sehat, seperti menggunakan tembakau, narkoba, dan alkohol
- Menunjukan perilaku antisosial, seperti berbohong, mencuri, menindas, atau memukul
- Muncul pikirkan tentang bunuh diri
Kekerasan dalam pacaran menjadi akar bagi permasalahan di masa depan. Termasuk kekerasan pasangan intim dan kekerasan seksual dan / atau viktimisasi sepanjang hidup.
Misalnya, remaja yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran di sekolah menengah berisiko lebih tinggi menjadi korban selama kuliah. (Violence Prevention CDC) (tribunjogja.com)