News
NTT Kembangkan Jagung Seluas 40.000 Hektare pada Tahun 2021, Ini Lokasi Budidayanya
40.000 haktare taman jagung yang segera dikembangkan itu tersebar di Pulau Sumba dan Pulau Timor yang difokuskan di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Ut
POS KUPANG, COM - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur,Lecky Frederich Koli mengatakan, pemerintah NTT segera mengembangkan tanaman jagung dengan luas lahan 40.000 haktare pada 2021 sebagai upaya mengatasi kemiskinan di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Tanaman jagung berpotensi dikembangkan di NTT sehingga pada 2021 Pemerintah NTT mulai fokus untuk mengembangkan usaha tanaman jagung pada lahan 40.000 haktare ," kata Lecky Frederich Koli kepada wartawan di Kupang, Senin, (31/8).
Lecky Frederich Koli mengatakan hal itu terkait gencarnya pemerintah NTT mengembangkan tanaman jagung guna mendorong pembangunan sektor pertanian.
Menurut dia, 40.000 haktare taman jagung yang segera dikembangkan itu tersebar di Pulau Sumba dan Pulau Timor yang difokuskan di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Rote Ndao, Sabu Raijua dan Alor.
"Pengembangan tanaman jagung sebanyak 40.000 haktare itu difokuskan di Pulau Sumba dan Timor sebagai daerah dengan jumlah warga miskin yang tertinggi di NTT," tegas Lecky Frederich Koli didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu.
Selain itu kata dia, Pemerintah NTT juga mengembangkan taman jagung di sejumlah kabupaten di Pulau Flores yang berpotensi untuk pengembangan tanaman jagung.
Ia mengatakan, Pemerintah NTT sedan g berupaya untuk mengatasi kemiskinan di Sumba dan Timor sehingga pengembangan komoditi taman jagung lebih difokuskan di Pulau Sumba di Timor.
Dijelaskannya, peran sektor pertanian dalam mengerakan sektor ril menjadi nyata dengan semakin banyak lahan nonproduktif yang dimanfaatkan untuk pembangunan sektor pertanian di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Apabila semua lahan nonproduktif dikelola secara baik maka pembangunan ekonomi masyarakat ikut bergerak dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat dengan mendapatkan pendapatn yang memadai. Dampaknya jumlah warga miskin menjadi berkurang," tegas Lecky Frederich Koli. (antara)