News
Brenton Tarrant, Teroris Brutal Itu, Didoakan Membusuk di Neraka, Cabut Nyawa Jemaah Selandia Baru
Brenton yang menembaki para jemaah dengan senjata otomatis dan memvideokan aksinya, tak mengucapkan sepatah katapun di persidangan yang berlangsung
POS KUPANG, COM - Teroris Brenton Tarrant yang membunuh puluhan jemaah masjid di Selandia Baru terdiam.
Brenton yang menembaki para jemaah dengan senjata otomatis dan memvideokan aksinya, tak mengucapkan sepatah katapun di persidangan yang berlangsung, Rabu (26/8/2020).
Sebelumnya ia didakwa sebagai pelaku penembakan di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru pada 2019 silam.
Tarrant yang memecat pengacaranya bulan lalu mengakui 51 dakwaan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan dan 1 terorisme atas serangan di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch pada 15 Maret tahun lalu.
Dilansir AFP lebih dari 90 pernyataan telah disampaikan oleh para korban secara dramatis namun tak ada yang ia tanggapi.
Di Selandia Baru terdakwa memiliki hak untuk berbicara di pengadilan dan ada spekulasi Tarrant akan menggunakan hukumannya untuk mengkampanyekan pandangan ekstremisnya.
Sehingga, diberlakukan pembatasan ketat pada media yang menyiarkan kasus penembakan oleh Tarrant.
Namun, ketika hakim Cameron Mander bertanya apakah dia ingin berbicara, Tarrant menolak.
Sebelumnya, selama 3 hari ada lebih dari 90 orang yang selamat dan keluarga yang berduka, di mana dia sering disebut "pecundang" dan "pengecut", telah memberikan kesaksian dengan diliputi kesedihan dan amarah.
Seorang pengacara yang ditunjuk pengadilan akan membuat pernyataan singkat atas namanya, sebelum hakim memberikan hukumannya pada Kamis.
Supremasi kulit putih Australia yang berusia 29 tahun ini, diharapkan menjadi orang pertama di Selandia Baru yang dipenjara seumur hidup tanpa ada kesempatan pembebasan bersyarat.
Sesaat sebelum melepaskan haknya untuk berbicara, Tarrant bertatap muka dengan Abdul Aziz, yang disebut-sebut sebagai pahlawan ketika dia mengejar pria bersenjata itu dari masjid Linwood.
"Saya melihat ketakutan di matanya saat dia lari menyelamatkan nyawanya," kata Aziz di pengadilan.
"Anda tahu wajahnya, orang yang mengusir Anda," katanya kepada Tarrant yang duduk beberapa meter jauhnya, yang mempertahankan sikap pasif yang sama selama 3 hari ketika mendengarkan kesaksian yang mengerikan itu.
Ketika Tarrant melepaskan tembakan melalui jendela di masjid, Aziz yang berusia 49 tahun mengambil mesin pembayaran kartu kredit dan berlari keluar, melewati mayat pasangan lansia, sampai dia melihat "orang pengecut, pemberani" dan melempar mesin padanya.