Kisah Kehebatan TNI Hancurkan Pasukan Elite Fretelin Didikan Portugal, Gunung Matebian Jadi Saksi

Sejatinya pasukan TNI dan Polri tidak pernah kalah dalam setiap pertempuran semasa operasi Kejera di Timor Timur yang kini bernama Timor Leste

Editor: Alfred Dama
Kolase KOMPAS.com/HADI MAULANA dan Tribun Jambi
Ilustrasi: pasukan marinir (kiri) dan Fretilin (kanan) 

Kisah Kehebatan Pasukan TNI Hancurkan Pasukan Elite Fretelin Didikan Portugal, Gunung Matebian Jadi Saksi

POS KUPANG.COM -- Sejatinya pasukan TNI dan Polri tidak pernah kalah dalam setiap pertempuran semasa operasi Kejora di Timor Timur yang kini bernama Timor Leste

Bahkan TNI dan Polri saat masih bernama ABRI  berhasil menghancurkan perrtahanan terakhir Fretelin yang dianggap paling kuat dengan dukungan pasukan elit Fretelin yang merupakan didikan Portugal

Pasukan khusus tersebut tidak sekedar terlatih tapi juga punya pengalaman perang membantu pemerintah Portuga di koloni negara tersebut di Afrika

Indonesia bersama pasukan TNi dan Polri keluar dari Timor Leste semata menghormati jejap pendapat yang diselenggarakan oleh PBB untuk menentukan nasib negara di bagian Timur Pulau Timor

Kini pula itu harus berbagi, di sebelah timur milik Timor Leste sementara di bagian masih menjadi bagian NKRI yang masuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pernah Pacari Wanita Beken Dian Sastro dan Julie Estelle,Pembalap ini Nikahi Putri Eks Menteri BUMN

Rumah Tangga Selebriti Terkenal ini Bakal Ambruk Diramal Denny Darko,Penghianatan Suami, Istri Pergi

Meski demikian, kisah-kisah pertempuran yang syarat dengan sikap heroik personil TNI dan Polri masih menjadi cerita mengenai keberanian dan pantang menyerah tentara Indonesia

Sepertinya sudah tidak sekali dua kali Indonesia bersitegang dengan negara lain.

Ketegangan itu bahkan sering berbuah menjadi pertempuran.

Pertempuran-pertempuran itu secara tidak langsung membentuk mental baja para prajurit angkatan perang Indonesia.

Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente atau Fretilin, ialah gerakan perlawanan kemerdekaan Timor Timur saat Indonesia menginvasi bumi Lorosae pada 7 Desember 1975.

Militer Indonesia yang bertugas mengamankan Perbatasan NTT dengan Tmor Leste
Militer Indonesia yang bertugas mengamankan Perbatasan NTT dengan Tmor Leste (Tribunnews/Jeprima)

Merekalah bersama Tropaz yang pertama kali adu tembak dengan personil Yonif Linud 501 dan Grup-1 Kopassus ketika tentara Republik Indonesia itu menyerbu Dili dari langit.

Kalah akan persenjataan dan disiplin militer, perlawanan Fretilin berhasil dipatahkan walau di pihak ABRI (sekarang TNI) jatuh korban sebanyak 35 personil.

ABRI berhasil merebut Dili, maka para milisi Fretilin mundur teratur masuk hutan untuk mengkonsolidasi perlawanan selanjutnya.

Fretilin memilih Gunung Matebian sebagai benteng terakhir dan terkuat.

Butuh 3 tahun bagi mereka mempersiapkan pertahanan sekuat itu.

Di gunung Matebian, Fretilin memusatkan kekuatannya atau bisa dikatakan sangat kuat.

Lapis berikutnya diisi oleh tentara didikan Tropaz yang sudah mendapat pelatihan militer dari negara Portugal.

Lapis ketiga barulah diisi satuan elite Fretilin yang sekaligus melindungi para pemimpinnya dan instalasi penting di sana.

Militer Indonesia
Militer Indonesia (Tribunnews/Jeprima)

Pihak ABRI juga tak mau ketinggalan, mereka bersiap untuk menyapu bersih Fretilin dengan mendatangkan berbagai persenjataan dari Amerika Serikat, termasuk pesawat anti-gerilya OV-10 Bronco.

Mengutip Kisah Sejati Prajurit Paskhas, ABRI tak main-main dalam menghabisi Fretilin.

Resimen Team Pertempuran (RTP) 18 dikerahkan dengan mengirim unsur tempur dari Kostrad, Marinir dan Kopasgat (Paskhas).

Baca Juga: Perkara Timor Leste Jadi Pemicunya, Australia Ternyata Pernah Nyaris Gempur Jakarta, Gara-gara Australia Ketar-ketir dan Amat Ketakutan dengan Senjata TNI AL Ini

Tak ketinggalan pula pesawat tempur macam OV-10 dan T-33 AURI dikerahkan untuk Close Air Support.

Salah satu anggota Kopasgat, Koptu Aten menceritakan saat ABRI menyerbu gunung Matebian.

Saat itu ia bersama rekan lainnya tiba di puncak Matebian di ketinggian 1.849 mdpl dan melihat para milisi Fretilin bersungut-sungut waspada.

Tak menunggu lama, Koptu Aten dan pasukan ABRI langsung menghujani posisi Fretilin dengan AK-47.

Namun sial, tembakan mereka tak ada satupun yang mengenai si Krebo Hutan Fretilin. Mungkin jaraknya terlalu jauh.

Koptu Aten bertambah jengkel karena melihat milisi Fretilin menertawakan dan menghina pasukan ABRI karena tembakan mereka tak sepat sasaran.

Kesal, Koptu Aten meminta dukungan udara pesawat tempur T-33 untuk membombardir kedudukan Fretilin.

Tak menunggu lama, T-33 AURI meraung-raung lantas menukik menghujani milisi Fretilin dengan peluru dan roket.

Hasilnya sudah tentu Fretilin kocar-kacir dan tewas.

Nanok Soeratno, anggota Kopasgat yang juga ikut dalam pertempuran Matebian mengaku gempuran ABRI di sana sangat besar.

Saking besarnya satu persatu kelompok pro-Fretilin hilang semangat tempur dan menyerah begitu saja kepada ABRI.

Walhasil pertahanan Fretilin yang digalang amat kuat itu hancur lebur serta segelintir saja milisi Fretilin yang hidup dan melarikan diri untuk membuat kantong-kantong Gerilya.*

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul:  Dulu Negara Ini Jajah Indonesia, Pasca Merdeka Pasukan Elit Portugal Hanya dipecundangi Indonesia di Timor Leste Padahal Sudah Dibantu Milisi Fretilin dari Timor Leste https://intisari.grid.id/read/032300688/dulu-negara-ini-jajah-indonesia-pasca-merdeka-pasukan-elit-portugal-hanya-dipecundangi-indonesia-di-timor-leste-padahal-sudah-dibantu-milisi-fretilin-dari-timor?page=all

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved