News

Pemprov NTT Mulai Tanam Kelor di Besipae, Warga Diupah Rp 50 Ribu/Hari, Masih Ribut?

300 warga dari empat desa yaitu, Desa Polo, Linamnutu, Oe'ekam dan Mio yang dipekerjakan untuk melakukan pembersihan lahan dan tanam kelor

Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
Para siswa bersama guru sedang menanam kelor 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota

POS KUANG, COM SOE -Pemprov NTT mulai melakukan penanaman lentoro teramba dan kelor di kawasan Ranch Besipae. Pasca pembersihan lahan, dengan memberdayakan masyarakat sekitar Pemprov NTT mulai melakukan penanaman lentoro teramba dan kelor.

"Saat ini kita mulai melakukan penanaman lentoro teramba dan kelor dengan memberdayakan masyarakat setempat. Sedangkan luas lahan yang sudah dibersihkan mencapai 500 hektar hingga saat ini," ungkap Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Properti NTT, Sony Libing ketika dihubungi Pos Kupang, Sabtu (15/8).

Kata dia, setiap harinya, sedikitnya 300 warga dari empat desa yaitu, Desa Polo, Linamnutu, Oe'ekam dan Mio yang dipekerjakan untuk melakukan pembersihan lahan dan penanaman lentoro teramba dan kelor. Mereka mendapat upah Rp 50 ribu/hari.

Selain itu, Pemprov juga memberikan makan siang kepada masyarakat yang bekerja di Besipae.

"Kita berdayakan masyarakat sekitar dalam melakukan pembersihan dan penanaman anakan lentoro teramba dan kelor. Kita berharap upah yang diberikan bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga," ujarnya.

Disinggung terkait proses relokasi warga yang bermukim di kawasan Besipae, Sony mengatakan, berdasarkan hasil pendataan ada 37 warga yang bermukim di kawasan Besipae.

Namun tidak semuanya direlokasi. Hanya warga yang bangunan rumahnya menutupi jalan menuju Ranch Besipae dan berada di sekitar perkantoran yang di relokasi. Ada sekitar 6 KK yang direlokasi ke rumah yang sudah disediakan Pemprov.

"Kita sudah bangun rumah semi permanen, dinding bebak dan atap seng. Setiap KK kita berikan lahan seluas 800 meter persegi yang kita berikan sertifikat. Namun masyarakat yang tidak mau tinggal dan memilih tinggal di tempat terbuka. Kita sudah coba mengajak mereka untuk menempati rumah yang kita bangun namun mereka lebih memilih bertahan tinggal di tempat terbuka," terangnya.

Pada awal musim penghujan mendatang Pemprov akan melakukan perluasan area penanaman lentoro teramba dan kelor menjadi 100 hektar. Setelah tersedia pakan yang cukup, maka Pemprov akan melakukan usaha pengembangan sapi di kawasan Besipae.

"Selain kita kembangkan lentoro teramba dan kelor, ke depan kita akan jadikan Besipae kawasan pengembangan sapi," pungkasnya. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved