Istri Muda Minta Pisah Ranjang, 2 Hari Berlutut di Samping Truk Suami Kagetkan Warga
Kasus suami bunuh istri baru terbongkar setelah Ibadurahman curiga begitu melihat Arini yang tetap berlutut di samping truk milik M tersebut.
POS-KUPANG.COM - Kasus suami bunuh istri kembali terjadi, setelah sebelumnya seorang suami bunuh istri dengan menebaskan parang berkali-kali di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) NTT, kini kasus suami bunuh istri terjadi di Aceh.
Adalah M (40) suami yang tega membunuh istri mudanya Arini (35).
Bahkan jasad Arini dibiarkan berlutut selama dua hari di samping truk yang ada di halaman rumahnya.
Kasus suami bunuh istri baru terbongkar setelah Ibadurahman curiga begitu melihat Arini yang tetap berlutut di samping truk milik M tersebut.
Informasi yang diperoleh Serambi Indonesia (grup Pos-Kupang.com) menyebutkan, pagi itu, Ibadurahman hendak pergi berladang di kebunnya. Sepulang dari sana, Ibadurahman mendapati istri M (40) masih berlutut. Dipikirnya, Arini sedang membantu memperbaiki truk suaminya.
Keesokan harinya sekitar pukul 09.00 WIB, Ibadurahman pergi berladang seperti kebiasaannya saban pagi. Namun ia merasakan keanehan.
Ibadurahman mencium ada yang salah pada diri Arini karena tak bergerak dan posisinya masih berlutut sama seperti kemarin.
Apa yang dilihatnya ia sampaikan kepada istrinya, Faridah. Ia memintanya untuk mengecek dan menghampiri Arini di samping truk suaminya itu.
"Kak, kak," ucap Faridah tapi tak dibalas oleh Arini.
Faridah mencoba mendekatinya. Ia mendadak syok menyaksikan leher Arini terlilit tali yang tergantung di dinding truk.
Seketika warga Dusun Karang Anyar, Kampung Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, berdatangan ke lokasi karena penasaran.
Ibadurahman segera menghubungi aparat Polsek Bukit dan kepala Kampung Karang Rejo perihal ada warga yang meninggal tergantung di samping truk.
Unit Identifikasi Polres Bener Meriah tak lama kemudian datang dan mengolah tempat kejadian perkara. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Muyang Kute Bener Meriah untuk divisum.
Suara Gaduh Senin Malam
Samsudin masih terjaga pada Senin (10/8/2020) malam. Ia menyaksikan seorang perempuan didampingi anaknya bertamu ke rumah Arini.
Perlahan, terdengar suara benturan keras dari rumah kayu Arini menembus dinding rumah Samsudin yang hanya berjarak tiga meter.
Ia tidak bisa memastikan suara benturan itu dari dinding rumah atau truk. Tapi, semakin lama semakin keras suara gaduh terdengar dari dalam rumah.
"Mana kunci mobilku," teriak M seperti yang Samsudin dengar malam itu. "Mana hapeku dulu!" balas Arini.

Di tengah suami istri ini cekcok, Samsudin mendengar suara kaca pecah.
Baru dua bulan ini Arini tinggal di rumah itu. Sebelumnya, ia dan suami tinggal di rumah kontrakan yang letaknya hanya sekitar 10 meter dari rumah sekarang.
Bukan kali ini saja Samsudin mendengar Arini dan M terlibat adu mulut di rumahnya hingga terdengar sampai ke rumah tetangga.
Sosok Arini ramah terhadap tetangga, tapi suaminya cuek dan tidak pernah bertegur sapa.
"Kalau bertemu muka, dia (suami korban) hanya sekedar basa basi, tidak pernah ngobrol dengan saya,” aku Samsudin.
Ia tak menyangka hidup Arini harus berakhir tragis, tergantung di dinding truk suaminya.
"Rupanya korban sudah di situ sejak kemarin (Selasa, red), saya tidak tahu. Baru hari ini (Rabu, red) saya tahu dia sudah meninggal dunia,” kata dia.
Sempat Curhat ke Anak Gadisnya
Sebelum keributan pada malam itu, Arini sempat menelepon putrinya, Uan Maharani (17) pukul 19.00 WIB.
Malam itu Uan bersama neneknya sedang menonton televisi di rumah mereka di Desa Mabar Hilir, Kecamatan Deli, Medan, Sumatera Utara.

Dari balik telepon, Uan mendengar ibunya bercerita sudah tak tahan tinggal bersama suaminya M di Dusun Karang Anyar, Kampung Karang Rejo.
“Mama di sini enggak tahan. Mama pengen pulang. Mama di sini dipukuli dek,” ucap Arini seperti ditirukan Uan.
Melihat ibunya hidup tersiksa di kampung orang, Uan memintanya untuk pulang ke Deli.
Mata Uan berkaca-kaca karena tak sempat menanyakan kapan kepulangan ibunya itu dari Bener Meriah.
Tahu-tahu, Uan menyaksikan mayat ibunya sudah tergolek di RSUD Muyang Kute Bener Meriah pada Kamis (13/8/2020).
Seringkali Uan melihat ibunya menuliskan kata-kata sedih di status WhatsAppnya.
Ia terakhir kali bertemu ibunya setahun yang lalu. Selama tinggal bersama suaminya di Bener Meriah, Arini memang tak pernah pulang ke Medan.
Kabar kematian Arini didapat keluaga dari telepon majikan ibunya.
Uan tak sendiri menjemput jasad ibunya, tapi diantar nenek, paman, dan anggota keluarga lain.
“Jenazah mama akan disalatkan di sini, setelah itu baru dibawa ke Medan untuk dikebumikan,” terang Uan.
Arini merantau dari Medan pada 2016, setelah suami dan ayah Uan meninggal dunia.
Paman Arini yang mendampingi Uan mengaku, sejak awal tak setuju keponakannya itu menikah dengan tersangka.
Uan berharap pelaku pembunuhan ibu kandungnya mendapat hukuman setimpal.
Tersebab Utang Piutang
Sehari setelah penemuan mayat Arini, polisi mendapatkan motif M tega membunuh istri mudanya yang dinikahi pada 2018 silam.
Hasil penyidikan, Sat Reskrim Polres Bener Meriah memastikan Arini dibunuh M pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB.
Kapolres Bener Meriah AKBP Siswoyo Adi Wijaya melalui Kasat Reskrim Iptu Rifki Muslim SH menjelaskan, penyidik telah menetapkan M sebagai tersangka pembunuhan Arini.
Menurut Rifki, korban meminta pisah ranjang dengan suaminya. Tapi, ia juga meminta M mengembalikan uang Rp 37 juta dan 2 unit hape yang dipinjamnya.
Sebagai jaminan, Arini menahan kunci truk yang terparkir di halaman rumah. Keduanya sempat tarik menarik dan di sinilah pemicu keduanya ribut besar.
Sementara kunci truk dikuasai Arini, salah satu sudara M menelepon istri tuanya, MN (44) dan anaknya DP (20) untuk datang menjemput.

Kedua orang ini yang Samsudin lihat pada Senin malam bertamu ke rumah Arini.
Mereka bertiga kemudian pulang dari sana. Rupanya, Arini mengejar dari belakang karena merasa permasalahan dengan M belum selesai.
Akhirnya, M dan Arini kembali masuk ke dalam rumah itu. Sedangkan MN dan DP menunggu di pinggir jalan yang jaraknya sekitar 20 meter.
"Tersangka dan korban kembali lagi masuk ke dalam rumah itu untuk menyelesaikan permasalahan hutang-piutang, di situlah terjadi eksekusi,” beber Rifki.
Tersangka tidak mengakui telah membunuh Arini. Ia memastikan hanya memukulnya.
M tak bisa berkelit lagi karena saat mencekik Arini dilihat oleh DP, anaknya.
"Menurut keterangan saksi-saksi, tersangka sendiri yang menggantung korban di bak truk tersebut, seolah-olah korban bunuh diri,” sambung dia.
Hasil visum, terdapat luka di mulut, tangan, dan kaki korban. Arini meninggal kehabisan oksigen karena lehernya dijerat tersangka menggunakan jilbab.
"Tersangka sekarang ini sudah kita tahan di Mapolres Bener Meriah,” tegasnya.
Sedangkan istri tertua tersangka dan anaknya, yakni MN dan DP tidak ditahan karena sangat kooperatif dan membantu polisi mengungkap kasus ini.
Kasus suami bunuh istri di TTS NTT
Kasus suami bunuh istri terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kali ini, kasus suami bunuh istri terjadi di Kabupaten TTS, NTT, Rabu (12/8/2020).
Adalah Jhony Taosu, suami bunuh istri yang tinggal di Desa Oe'ekam, Kecamatan Noebeba, TTS, NTT, sebagai pelaku suami bunuh istri.
Mirisnya lagi, suami bunuh istri ini dilakukan di depan tiga orang anak kandungnya.
Informasi yang diperoleh Pos-Kupang.com menyebutkan, suami bunuh istri ini dilakukan Jhony Taosu dengan menghabisi nyawa Asnat Tenis, istrinya dengan sebilah parang.
Kasat Reskrim Polres TTS Iptu Hendricka Bahtera mengatakan, peristiwa suami bunuh istri terjadi pada Rabu (12/8/2020) sekitar pukul 18.00 WITA.
Awalnya, pelaku suami bunuh istri beserta korban dan ketiga anaknya berangkat ke sumur Oenunu untuk menimbah air dan mencuci.
Namun setibanya di sumur tersebut, korban sempat menyuruh suaminya agar pergi ke kebun untuk membersihkan kebun. Namun Jhony tidak mau.
Karena Jhony tidak mau menuruti permintaan istrinya, korban pun memarahi pelaku secara terus menerus.
Mendengar sang istri yang terus memarahinya dan menyuruhnya ke kebun, pelaku suami bunuh istri menjadi gelap mata dan langsung memotong korban secara berulang-ulang pada wajah, tubuh, dan kedua kaki hingga korban meninggal dunia.
"Dari rumah ini pelaku memang sudah membawa parang, namun tidak mau pergi ke kebun untuk membersihkan kebun. Hal inilah yang membuat korban marah. Karena terus dimarahi korban, pelaku gelap mata dan menghabisi korban dengan sebilah parang," ungkap Hendricka kepada Pos-Kupang.com, Kamis (13/8/2020) pagi.

Melihat korban sudah terbaring di tanah dan tak sadarkan diri lagi lanjut Hendricka, pelaku langsung membuang parangnya ke semak belukar yang berada di dekat sumur.
Melihat sang ayah membuang parang, ketiga anak korban langsung mengambil parang tersebut dan membawa parang tersebut ke rumah guna melaporkan aksi sadis sang ayah kepada keluarga korban.
"Usaia menghabisi nyawa korban pelaku sempat membuang parang yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban namun berhasil diamankan anak-anak korban dan dibawa kepada keluarga korban," jelasnya.
Keluarga korban yang mendapat laporan korban telah dihabisi pelaku suami bunuh istri ini langsung melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polres TTS, Hendricka langsung memimpin anggota Buser guna mengamankan pelaku.
"Pelaku sudah kita amankan dan langsung kita tahan. Sejauh ini motifnya karena pelaku emosi terus dimarahin korban," terangnya.
Anak Bawa Parang ke Kakek
Tiga anak pasangan Jhony dan Asnat, yaitu FT, HT, dan MT menyaksikan aksi sadis yang dilakukan ayahnya terhadap ibu mereka tersebut.
Ketiga anak ini melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana sang ayah dengan tega menebas ibunya berkali-kali hingga tewas.
Usai suami bunuh istri, Jhony pun membuang parang yang digunakannya menebas sang istri itu ke semak-semak.
Lalu pelaku suami bunuh istri ini pun duduk terkulai disamping jasad istrinya.

Begitu melihat sang ayah membuang parang, dan duduk terkulai dijasad ibunya, ketiga anak itu pun mencari parang yang dibuang tersebut.
Begitu ketemu, parang itu pun dibawa pulang.
Dengan bukti parang yang bersimbah darah itu, ketiga anak itu melaporkan aksi keji sang ayah terhadap ibu mereka.
Sambil menangis dan ketakutan, ketiganya melaporkan kepada sang kakek jika ibu mereka telah dihabisi sang ayah dengan menggunakan parang di sumur Oenunu.
"Saya kaget lihat cucu saya datang ke rumah bawa parang yang sudah penuh dengan darah. Dengan terbata-bata sambil menangis mereka melaporkan kalau sang ibu sudah mati dibunuh ayah mereka di sumur oenunu," ungkap Abi ketika ditemui Pos-Kupang.com di rumah duka, Kamis (13/8/2020) siang.
Usai menghabisi nyawa sang istri, lanjut Abi, pelaku suami bunuh istri ini tidak melarikan diri.
Jhony duduk menjaga jenazah sang istri di lokasi kejadian. Saat diamankan masyarakat dan aparat desa, pelaku pun tak melawan.
"Pelaku tidak lari atau melawan saat masyarakat amankan. Usai diamankan masyarakat langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak keamanan dan menyerahkan pelaku kepada pihak kepolisian," katanya.

Diancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Hendricka Bahtera mengatakan, Jhony Taosu, pelaku suami bunuh istri sendiri, Asnat Tenis dijerat dengan pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman kurungan penjara selama 10 tahun.
Saat ini pelaku sudah diamankan dan sementara'menjalani proses pemeriksaan.
"Kita jerat pelaku dengan pasal 338 KUHP. Untuk sementara pelaku masih menjalani pemeriksaan," ungkap Hendricka kepada Pos-Kupang.com, Kamis (13/8/2020) pagi.
Jenazah korban lanjut Hendricka, telah dilakukan visum oleh dokter Puskesmas Noebaba, Junita Carla Taneo.

Dari hasil visum disimpulkan jika korban meningggal dunia akibat luka-luka yang dialami oleh korban pada wajah (kepala).
"Terdapat luka robek pada bagian kepala kurang lebih 6 luka robek menganga akibat tebasan parang.
Pada tubuh korban terdapat 6 luka robek menganga serta terdapat 2 buah luka sayatan pada kedua lutut korban," urai Hendricka.
Selain mengamankan pelaku, parang yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban juga telah diamankan pihak kepolisian.
"Parang sudah kita amankan sebagai barang bukti dalam kasus pembunuhan ini," katanya.
( Pos-Kupang.com/Dion Kota/Serambi Indonesia/Budi Fatria)
Editor: Bebet I Hidayat
Artikel ini disarikan dari berita Serambinews.com dengan judul Istri Muda Tewas Tergantung di Truk Suami; Sebelum Dibunuh, Istri Muda Curhat ke Anaknya: 'Mama Nggak Tahan, Pengen Pulang; dan Istri Muda yang Ditemukan Meninggal Tergantung di Truk Ternyata Dibunuh Suami, Motifnya Bikin Miris