Manuver China Ancam Pecah Perang Dunia 3, Setelah LCS Kini Incar Laut China Timur, Ini Simulasinya
Jepang pun mengirim gugus tugas amfibi untuk mengambil alih pulau tersebut, kemudian armada perang AS datang untuk membantu Jepang sembari menghindari
Beijing kemudian kirimkan kapal perang, kapal selam, kapal permukaan dan drones, serta didukung dengan rudal balistik yang diarahkan dari pulau China.
Tim Jepang melibatkan kapal serang amfibi, pengawal permukaan, kapal selam, pasukan khusus dan marinir yang didukung dengan jet tempur di pangkalan militer Okinawa.
Tim Jepang juga dikawal dengan dua kapal induk AS, kapal selam, jet tempur siluman dan kapal pembom.
Aturan mainnya cukup sulit, AS hanya hadir untuk membantu Jepang karena keduanya memiliki pakta pertahanan, sembari menghindari tembak-tembakan dengan tim China.
Untuk komandan China, perintahnya sangat sederhana: menembak pasukan Jepang yang masuk ke Zona Eksklusidd tanpa menyerang AS.
Apa yang terjadi selama beberapa putaran simulasi adalah serangkaian serangan dan serangan balasan yang memperbutkan posisi.
Kedua belah pihak berhati-hati menavigasi garis tipis antara pencegahan dan permusuhan.
Tim Jepang dan AS serta tim China mempertaruhkan tujuan mereka: China akan mengirimkan pesan yang kuat bahwa Jepang harus mundur, sedangkan Jepang bertujuan untuk memaksa penarikan China.
Namun bagaimana menyeimbangkan tujuan dan aturan keterlibatan yang hampir kontradiktif bagi AS? Pilihan pertama adalah Jepang dan AS mempersiapkan kemungkinan serangan massal rudal anti-kapal dari China ketika armada Jepang masuk ke Zona Eksklusif.
Saat itu, haruskah kapal pertahanan udara Aegis AS melindungi armada Jepang dari rudal China, atau AS menggunakan serangan dunia maya dan ciptakan gangguan untuk mengganggu tautan komando dan kontrol China?
Voting pun mendapatkan hasil dengan 60-40% suara, publik memilih untuk mengganggu tautan komando China.
China kemudian bisa jadi lakukan pendekatan yang berhati-hati, ada pilihan antara serangan rudal terhadap armada Jepang dan menggunakan serangan siber untuk mengganggu hubungan komando Jepang, banyak yang lebih memilih untuk serangan siber.
Melihat kondisi ini, tim Jepang dan AS akan lebih menderita daripada China karena tim gabungan lebih bergantung kepada komunikasi yang berfungsi dengan lancar.
Sebenarnya pola perang ini pernah tercetak dalam pola sejarah, yaitu ketika kapal perusak Jepang memasuki Zona Eksklusif, kapal perang Tiongkok memulai serangan dan menenggelamkan banyak kapal Jepang dengan rudal jelajah.
Kapal perusak Jepang kemudian membalas dengan menghancurkan kapal selam Tiongkok, sedang kapal selam lainnya bersembunyi: kapal selam China mencoba menemukan kapal selam Jepang, dan kapal selam AS mencoba menemukan kapal selam China.