Persib Bandung

Liga 1 Tanpa Degradasi, Bek Persib Bandung Supardi Sebut Tak Adil, Kurang Daya Pikat, SIMAK INFO

Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir, sudah kembali bergabung dengan timnya. Bersama Victor Igbonefo, ia sudah melakoni tes usap Covid-19.

Editor: Ferry Ndoen
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Kapten Persib Bandung, Supardi, berduel dengan pemain Persela Lamongan, Rafel Oliveira, di Stadion Surajaya Lamongan, Kamis (8/8/2019) 

POS KUPANG.COM--- Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir, sudah kembali bergabung dengan timnya. Bersama Victor Igbonefo, ia sudah melakoni tes usap Covid-19.

Pemeriksaan kesehatan tersebut sebagai persiapan untuk mengikuti latihan bersama Persib Bandung pada Senin (10/8/2020).

Ada yang mengganjal di hati Supardi menjelang lanjutan Liga 1 2020 yang mulai pada 1 Oktober mendatang, yakni wacana penghapusan sistem degradasi untuk tiga tim terbawah.

Menurut Supardi, peniadaan sistem degradasi membuat sebuah kompetisi "kehilangan ruh".

"Sebenarnya kurang pas saja persaingan tanpa degradasi, sepertinya tidak adil. Daya pikatnya kurang," kata bek kanan itu di Mes Persib, Kamis (6/8/2020).

Gengsi liga berkurang lantaran ada kemungkinan hanya beberapa tim yang serius terlibat dalam persaingan.

Supardi melakoni latihan pertamanya di musim ini bersama tim Persib Bandung di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Jumat (24/1/2020). (Tribun Jabar/Deni Denaswara)

Bek Kanan Persib Bandung, Supardi Nasir
Bek Kanan Persib Bandung, Supardi Nasir (tRIBUN JABAR / DENI DENASWARA)

"Paling-paling tim-tim papan atas mungkin, kalau sudah berapa pertandingan, fokus ke juara," kata pemain asal Pekanbaru tersebut. Hanya titel juara yang bergengsi di liga seperti itu.

Selanjutnya, ucapnya, tim-tim yang merasa tak punya kans juara kemungkinan akan bermain aman karena tak ada ancaman turun kasta.

"Mungkin yang beda posisi 1 (juara), 18 (terbawah), dan urutan 2 saja," ujar bek yang pernah membela timnas Indonesia itu.

Padahal, ucap Supardi, jika sistem degradasi dipakai, persaingan di papan bawah Liga 1 pun akan menjadi sorotan tersendiri.

"Kalau ada degradasi, semua bersaing. Tengahnya (tim-tim di papan tengah) deg-degan," kata bek berusia 37 tahun tersebut. 

Meski liga berlangsung dalam situasi tak normal, di tengah pandemi Covid-19 dan dipadatkan dalam lima bulan, Supardi berharap tetap menerapkan sistem degradasi.

"Ini kebijakan dari pusat (PSSI dan PT LIB) dan menyangkut masalah force majeure atau virus korona ini. Saya enggak tahu pertimbangannya," kata Supardi.

Kapten Persib Bandung, Supardi, berduel dengan pemain PSM Makassar dalam laga pamungkas Liga 1 2019, Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Minggu (22/12/2019). (Tribun Jabar/Deni Denaswara)

Supardi Nasir dalam laga Persib Bandung vs Arema FC di lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Selasa (12/11/2019).
Supardi Nasir dalam laga Persib Bandung vs Arema FC di lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Selasa (12/11/2019). (tribun Jabar/Deni Denaswara)

Arema FC Tetap Kuat Tanpa Gomez dan Bauman

Kabar mengejutkan datang dari Arema FC, Mario Gomez dan Jonathan Bauman memutuskan pergi.

Pelatih dan striker yang sama-sama berasal dari Argentina itu dikabarkan tak sepakat soal pemotongan gaji hingga 50 persen seperti aturan dari PSSI.

Supardi enggan terlalu dalam berkomentar soal dua mantan rekan kerjanya di Persib Bandung itu.

"Itu masalah interen mereka, saya tidak memahami masalah mereka. Soal itu terkait keputusan PSSI atau terkait dengan gaji sang pelatih, saya nggak tahu," ujar Supardi.

Dua pemain senior Persib Bandung yakni Supardi Nasir (kiri) dan Atep saat merayakan gol ke gawang lawan.
Dua pemain senior Persib Bandung yakni Supardi Nasir (kiri) dan Atep saat merayakan gol ke gawang lawan. (Alvino)

Ia justru lebih tertarik untuk tetap menganggap Arema FC sebagai tim kuat dan penantang serius dalam perebutan gelar juara musim ini.

Menurutnya, kehilangan dua orang, tak akan berdampak besar pada satu tim. Perombakan kecil seperti sesuatu yang biasa terjadi.

"Kalau pemainnya 50 persen keluar dan pemain-pemain pilar, mungkin bisa berpengaruh ke tim. Itu pandangan saya," katanya.

Ia menilai Singo Edan tetap merupakan tim yang solid karena sebagian besar pemainnya sudah bertahun-tahun bersama. Ia mengakui, Arema FC memang membutuhkan pelatih bagus.

"Saya yakin sekelas Arema FC tidak akan susah nyari pelatih, tim besar pasti banyak yang mau," kata pemain bernomor punggung 22 itu. (ferdyan adhy nugraha)

Aksi bek Persib Bandung, Supardi Nasir, saat tampil melawan Sriwijaya FC pada partai pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kab. Bandung, Selasa (16/1/2018).
Aksi bek Persib Bandung, Supardi Nasir, saat tampil melawan Sriwijaya FC pada partai pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kab. Bandung, Selasa (16/1/2018). ((HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/BOLASPORT.COM))

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Soal Wacana Liga 1 Tanpa Degradasi, Bek Persib Bandung Supardi: Rasanya Tak Adil, Daya Pikat Kurang, https://jabar.tribunnews.com/2020/08/08/soal-wacana-liga-1-tanpa-degradasi-bek-persib-bandung-supardi-rasanya-tak-adil-daya-pikat-kurang?page=all.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha
Editor: Tarsisius Sutomonaio

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved