Corona

Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Covid-19 pada Anji, Pasien Corona Wisma Atlet Sembuh Apa Kata Pakar?

Tidak sedikit orang Indonesia atau pihak tertentu yang mengeluarkan pernyataan terkait obat atau herbal yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Editor: Hasyim Ashari
istagram Anji
Prof Hadi Pranoto bersama Anji 

Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Covid-19 pada Anji, Pasien Corona Wisma Atlet Sembuh, Apa Kata Pakar?

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Tidak sedikit orang Indonesia atau pihak tertentu yang mengeluarkan pernyataan terkait obat atau herbal yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Salah satunya adalah Hadi Pranoto, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai profesor sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19.

Baru-baru ini Hadi diwawancara oleh musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji, yang diunggah dalam video Youtube pada 31 Juli 2020.

Dalam video tersebut, Hadi menyebutkan bahwa cairan antibodi Covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19.

Cairan antibodi Covid-19 tersebut diklaim telah didistribusikan di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Hadi juga menyebutkan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 tersebut kepada ribuan pasien di Wisma Atlet, dengan lama penyembuhan 2-3 hari.

Masyarakat jangan asal percaya klaim

Ahli biologi molekuler independen, Ahmad Utomo, menyebutkan bahwa salah satu masalah mendasar di Indonesia terkait obat atau pengobatan sebuah penyakit adalah klaim.

“Masalah di Indonesia dan masyarakat awam itu salah satunya terkait klaim. Obat itu daily regulated, makanya kita punya Badan POM supaya ada perlindungan kepada masyarakat yang mengonsumsinya,” tutur Ahmad kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Menurut Ahmad, pada masa pandemi Covid-19 beberapa aturan terasa lebih longgar.

Misal, beberapa obat yang digunakan untuk penyakit lain juga diuji untuk Covid-19.

Ritonavir untuk HIV misalnya, juga hidroklorokuin untuk malaria.

“Saya bisa saja klaim sebuah obat. Masyarakat pasti memiliki ekspektasi penyembuhan. Nah kalau tidak sembuh bagaimana, kalau pasiennya meninggal misal bagaimana? Efek sampingnya seperti apa? Pertanggungjawabannya seperti apa?” papar ia.

Oleh karena itu Ahmad menyebutkan bahwa masyarakat harus teredukasi mengenai orang-orang yang mengeluarkan klaim.

Hal itu juga dipaparkannya dalam video yang diunggah di akun Youtube Pak Ahmad pada 1 Agustus 2020. Pentingnya proses uji klinis Ahmad menyebutkan belum ada ilmuwan yang bisa meyakini obat yang tengah diuji sekarang mampu mengobati Covid-19.

Itulah mengapa kita butuh uji klinis. “Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tuturnya.

Hadi Pranoto sebelumnya mengatakan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 kepada ribuan pasien di Wisma Atlet.

“Wisma Atlet itu didesain bukan untuk pasien gejala berat, melainkan isolasi mendiri pasien gejala ringan sampai sedang. Mengapa tidak ditulis data klinisnya seperti apa. Tidak perlu sampai randomisasi,” tambahnya.

Ahmad menyebutkan bahwa jika benar cairan antibodi itu ampuh untuk mengobati pasien Covid-19, ini akan jadi berita baik.

 Namun sayangnya, pengujiannya tidak tertulis atau terekam.

Tidak jelas cairan antibodi Covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa.

“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya. Saya melihat klaim ini sengaja mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya,” tutup Ahmad.

* Sebut Biaya Tes Covid-19 Terlalu Mahal, Prof Hadi Pranoto: Harusnya Bisa Rp10 Ribu atau Gratis

Ada sejumlah hal menarik yang disampaikan seorang peneliti bernama Profesor Hadi Pranoto dalam wawancara dengan Youtuber Anji Manji di channel Dunia Manji.

Selain mengaku menemukan herbal antibody covid-19 yang sudah sembuhkan ribuan orang, Hadi Pranoto juga bekomentar tentang fenomena rapid test dan swab tes yang selama ini dianjurkan sebagai acuan untuk mendeteksi seseorang terpapar virus corona atau tidak.

Menurut Hadi, dua metode yang saat ini banyak digunakan tersebut, bukanlah metode paling efektif untuk mengindentifikasi virus corona.

Belum lagi, biaya yang diterapkan dianggap cukup mahal.

"Jadi, rapid test dan swab test tidak bisa menjadi rujukan secara keseluruhan bahwa orang itu sehat. Dalam swab kan hanya mengidentifikasi, apakah orang itu positif atau negatif," ujar Hadi dikutip wartakotalive.com dari channel Youtube Anji Manji, Minggu (2/8/2020).

Ia menyebut,  untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi atau tidak maka perlu dilakukan uji labolatorium dengan memeriksa DNA orang tersebut. 

"Sebenarnya ada satu teknologi yang lebih murah dan efektif untuk mengetahui orang itu positif atau negatif. Dan itu lebih murah daripada melakukan tes PCR yang saat ini dilakukan teman-teman di dunia medis saat ini."

"Tidak perlu harus mencolokkan ke hidung, ambil lendir, karena apa yang ada di dalam tubuh kita bila kita sudah terinfeksi Covid-19, semuanya bisa dideteksi, keringat bisa air liur bisa."

"Ada swab yang lebih baik dan efektif dengan harga Rp10 ribu atau Rp20 ribu itu kita sudah bisa tahu dia positif atau tidak. Cukup dengan ambil air liurnya saja. Tidak perlu ambil lendir yang bikin sakit," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang peneliti dari Indonesia Profesor Hadi Pranoto menemukan formula atau antibody Covid-19.

Saat berbincang dengan Anji Manji di channel Duna Manji, Hadi Pranoto mengurai herbal yang sudah dia teliti semejak puluhan tahun lalu.

Dilansir wartakotalive.com, Minggu (2/8/2020) Hadi Pranoto menyebut, herbal yang dia ciptakan berbentuk cairan. Dimana, seluruh bahannya tersedia di Indonesia.

"Herbal ini bisa menyembuhkan dan juga bisa mencegah. Kalau vaksin itu kan disuntikkan kalau ini kan diminum. Ini brupa cairan. tapi dalam cairan itu tergantung berapa kandungan yang bisa membunuh covid-19," ujar Hadi

Kepada Anji, Hadi Pranoto menyebut, tujuannya membuat herbal tersebut yakni untuk menyelamatkan masyarakat yang saat ini terkena covid-19 maupun sebagai upaya pencegahan dari penularan virus itu.

Hadi menyebut, sudah ribuan orang bisa disembuhkan dari Covid-19 setelah meminum ramuan herbal yang dia ciptakan itu.

Bahkan, ia sudah mengirim herbal ke berbagai kota, termasuk ke Wisma Atlet Kemayoran. Hasilnya, pasien yang terinveksi corona bisa disembuhkan.

"Untuk kamampuannya, alhamdulillah sudah ribuan orang yang sudah kita sembuhkan baik yang sudah terinfeksi, maupun gejala, semuanya sembuh dan sehat. Itu paling banyak kta salurkan di Sumatera, Bali, dan Jakarta. Kita mensuplai untuk pengobatan dan penyembuhan pasien di wisma atlet juga," jelasnya.

Virus ganas

Hadi Pranoto menjelaskan, covid-19 sistem penularannya sangat cepat sekali, maka ia menyebut virus ini begitu ganas.

Dengan ramuan herbalnya, ia mengklaim dalam membunuh virus corona dan menyembuhkan pasien dalam beberapa hari.

"Kita hanya memerlukan waktu dua sampai tiga hari sudah selesai. Setelah itu antibody kita sudah kuat kemudian kemampuan kita melawan covid-19 sudah bisa maksimal."

Ia menyebut, Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah perkembangan dari jenis virus corona yang telah ada sebelumnya.

Corona sudah ada tahun 1940. Ada beberapa jenis virus corona yang telah mewabah sebelum Covid-19, yakni SARS dan MERS-Cov.

"Covid-19 sebenarnya perjalanan panjang dari perang semenanjung Korea pada 1940an. Itu sebenarnya tidak banyak perbedaan. Hanya dosisnya saja berbeda."

Ia juga membuat pernyataan, sulit menemukan vaksin untuk jenis covid-19 yang saat ini ada.

Sebab, jenis virus yang saat ini beredar mempunyai perbedaan dengan virus sebelumnya.

Adapun jika vaksin yang diciptakan tidak tepat, justru bisa berisiko tinggi bagi kehidupan orang yang menggunakannya.

"Tidak mungkin kita bikin vaksin. Itu mstahil. Makanya seluruh dunia saat ini tidak bisa menemukan vaksin secara keseluruhan. Sebab dosis covid-19 yang saat ini suah tinggi."

"Jika disuntikkan vaksin dengan zat adiktif sekarang, maka justru akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri. Dan akan menjadi penyakit baru di tubuh orang tersebut."

Ia juga berkomentar tentang adanya vaksin yang kini sudah masuk ke Indonesia dan sedang dilakukan pengujian lebih lanjut.

"Vaksin yang kemarin jadi pembicaraan itu kan belum diuji coba secara mendetail, kemampuan dan keakuratan vaksin itu dalam membunuh covid-19."

"Makanya, pada proses ini seluruh ilmuan belum berani memutuskan atau menetapkan bahwa ini adalah vaksin covid-19. Karena setiap hari perkembangbiakan covid-19 ini terus berkelanjutan. Sampai Jumat (31/7/2020) kemarin sudah terdeteksi 1153 jenis Covid-19 semenjak awal."

Riset puluhan tahun

Hadi memastikan, cara kerja herbal temuannya dengan vaksin sangat berbeda.

Adapun, fungsi herbal nantinya bisa menjadi semacam piranti keaamanan di dalam tubuh jika diminum.

"Karena pola kerja herbal yang kita buat itu beda. Setelah kita minum dengan aturan yang kita anjurkan, kemudian terbentuk antibody dalam tubuh, kemudian akan menjadi piranti keamanan  tubuh kita sendiri, pabila ada virus corona masuk ke dalam tubuh, maka akan dimakan bakteri di dalam tubuh."

Hadi mengemukakan, pihaknya sudah melakukan penelitian tentang antibody Covid-19 ini jauh sebelum virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Riset kami sudah sejak 2000. Kita sudah lama sekali mempelajari irus ini dan kita kembangkan terus menerus. Dan setelah virus ini meledak di Wuhan awal 2019, kita bisa mengidentifikasi jenis dan genetik covid-19 itu dan kita cocokkan dengan herbal yang kita punya. Kemudian kita urai bahan untuk melawan covid-19 ternyata itu sangat efektif. Dan semua bahan bakunya ada di Indonesia."

Protokol kesehatan penting, tapi bukan jaminan

Dalam kesempatan wawancara tersebut, Anji menanyakan tentang penerapan protokol kesehatan.

Misalnya, imbauan untuk selalu menggunakan masker maupun hand sanitizer.

Hadi Pranoto menerangkan, protokol kesehatan memang penting untuk dijalankan.

Meski demikian, setiap orang, walaupun sudah menerapkan protokol kesehatan, bukan berarti orang tersebut akan terhindar dari virus corona.

Bahaya corona akan selalu mengancam, kata dia, sebab virus penyebaran virus itu melalui berbagai cara, paling umum adalah melalui udara.

"Penggunan masker dan hand sanitizer hanya mengurangi tapi tidak bisa mencegah. Virus Covid-19 ini lebih kecil dari nano partikel.

Karena semasa kita masih bisa menghirup oksigen, virus itu masih bisa masuk ke dalam tubuh. virus Covd-19 akan hidup melalui udara, melalui oksigen. Makanya dia gampang sekali menular melalui keringat, sentuhan badan ataupun yang lainnya.

Makanya, virus Covid-19 tidak bisa kita abaikan. Sedangkan protokol kesehatan itu untuk mengurangi saja."

Anji kemudian menanyakan soal fenomena rapid test dan swab test yang saat ini marak dilakukan di berbagai tempat.

Hadi Pranoto memastikan, apa yang dia sampaikan bukanlah untuk kepentingan tertentu, apalagi soal bisnis.

Ia hanya ingin, herbal antibody covid-19 hadir sebagai salah satu solusi atas kasus covid-19 yang berdampak luas bagi banyak aspek bangsa.

"Harusnya kita bersama duduk memikirkan mencari solusi. masyarakat yang sudah susah jangan dibuat susah lagi. Kalau bisa swab gratis. Ini sampai Rp2juta.

Ini bukan karena bisnis. Ini bentuk panggilan, emergency kemanusiaan bagi kami sebagai tim ahli riset antibody Covid-19 untuk memberikan kepastian kehidupan untuk masyarakat kita di Indonesia," tandasnya.

Sementara itu, Anji Manji dalam akun Instagramnya, menyebut bahwa sudah banyak orang yang bertanya kepadanya bagaimana cara mendapatkan herbal hasil riset Prof Hadi. 

"Sudah banyak banget yang menghubungi saya melalui DM maupun tim, meminta obat ini. Sabar ya, dalam waktu seminggu ini saya akan berikan info di mana bisa mendapatkannya," tulis Anji.

"Di video ini saya tidak mau mengeluarkan pernyataan, karena isunya sensitif sekali tentang obat. Saya menjadi interviewer. Saya juga nanti akan mencoba membuktikan obatnya.

Untuk beberapa pertanyaan lain tentangnya, saya akan segera tanyakan. Dalam waktu dekat saya akan ngobrol lagi dengan Prof. Hadi Pranoto," tandas Anji Manji.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Sebut Biaya Tes Covid-19 Terlalu Mahal, Prof Hadi Pranoto: Harusnya Bisa Rp10 Ribu atau Gratis, https://wartakota.tribunnews.com/2020/08/02/sebut-biaya-tes-covid-19-terlalu-mahal-prof-hadi-pranoto-harusnya-bisa-rp10-ribu-atau-gratis?page=all

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto, Pakar Angkat Bicara", https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/02/095206823/klaim-obat-covid-19-hadi-pranoto-pakar-angkat-bicara?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved