DATA Terkini Corona Indonesia, Rabu 22 Juli 91.751 Kasus,4.459 meninggal, Fase Bahaya Juli-September
Bahkan sejumlah daerah sudah kategorikan dalam zona hitam yang artinya dianggap pelu tindakan yang lebih serius Bahkan Indonesia kini menempati urut
DATA Terkini Corona Indonesia, Rabu 22 Juli 91.751 Kasus, 4.459 meninggal, Fase Bahaya Juli-September
POS KUPANG.COM -- Pendemi virus corona di Indonesia belum juga menunjukan penurunan yang siginifikan
Bahkan sejumlah daerah sudah kategorikan dalam zona hitam yang artinya dianggap pelu tindakan yang lebih serius
Bahkan Indonesia kini menempati urutan pertama di Asia Tenggara dalam jumlah kasus virus corona ini
Pendemi virus corona di Indonesia memasuki fase berbahaya antara bulan Juli hingga September nanti
Pemerintah kembali menyampaikan update jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia. Jumlah kasus positif baru corona masih terus bertambah.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, update hingga Rabu (22/7) ada tambahan 1.882 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 91.751 kasus positif.
• Siap Perang, 4 Jet Tempur Tak Bikin Amerika Mundur, China Kirim Pesawat Pembom Sasar Kapal Induk
• Dosen Bejat, Modus Bimbingan Skripsi Ajak Mahasiswi Berhubugan Badan, Diskors 5 Tahun Tak Mengajar
• Krisdayanti Belum Restui Aurel Dipinang Atta Halilintar, Paranormal Ungkap Ketakutan Eks Anang
• Feby Febiola Idal Kista Ovarium, Bisa Terserang Tanpa Disadari dan Tumbuh Tanpa Rasa Sakit
Dari update terbaru hari ini, jumlah yang sembuh bertambah 1.795 orang sehingga menjadi sebanyak orang.
Sementara untuk jumlah yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 139 orang menjadi sebanyak 4.459 orang.
Kasus positif corona di Indonesia terbanyak ada di Jawa Timur, yaitu 19.093 kasus. Lalu DKI Jakarta dengan 17.621 kasus positif corona.
Kemudian Sulawesi Selatan dengan 8.407 kasus positif corona, Jawa Tengah dengan 7.726 kasus positif corona, dan Jawa Barat 5.741 kasus positif corona.
Kasus meninggal terbanyak ada di Jawa Timur, yaitu 1.496 orang, dan DKI Jakarta ada 751 orang. Lalu Jawa Tengah ada 444 kematian karena corona.
Sedangkan kasus sembuh dari corona paling banyak ada di DKI, yaitu 11.145 orang. Lalu di Jawa Timur 10.460 orang, Sulawesi Selatan ada 5.034 orang sembuh dari corona, Jawa Tengah 3.720 orang yang sembuh dari corona.
Berikut update data Covid-19 per Rabu (22/7) dari BNPB:
Penambahan Kasus Covid-19 2020-07-22
--------------------------------------------------------------------
Penambahan Kasus Positif Baru 1.882
Penambahan Kasus Meninggal 139
Penambahan Kasus Sembuh 1.795
Data Kasus Pengawasan dan Identifikasi 2020-07-22
--------------------------------------------------------------------------------------
ODP 0
PDP 0
Jumlah Spesimen diperiksa 1.283.109
Jumlah Kasus Spesimen diperiksa 0
Jumlah Kasus Spesimen Baru diperiksa Harian 0
----------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah Kumulatif Data Kasus Covid-19 2020-07-22
Jumlah Kasus Positif Kumulatif 91.751
Jumlah Kasus Meninggal Kumulatif 4.459
Jumlah Kasus Sembuh Kumulatif 50.261
---------------------------------------------------------------------------------
Kasus Positif Terbanyak Tiap Provinis
No Provinsi Jumlah Kasus
____________________________________________________
-1 Jawa Timur 19.093
2 DKI Jakarta 17.621
3 Sulawesi Selatan 8.407
4 Jawa Tengah 7.726
5 Jawa Barat 5.741
------------------------------------------------------------------------
Kasus Meninggal Terbanyak Tiap Provinsi
No Provinsi Jumlah Kasus
_______________________________________________________
1 Jawa Timur 1.496
2 DKI Jakarta 751
3 Jawa Tengah 444
4 Sulawesi Selatan 287
5 Kalimantan Selatan 262
---------------------------------------------------------------------------
Kasus Sembuh Terbanyak
No Provinsi Jumlah Kasus
---------------------------------------------------------------------------------
1 DKI Jakarta 11.145
2 Jawa Timur 10.460
3 Sulawesi Selatan 5.034
4 Jawa Tengah 3.720
5 Jawa Barat 2.420
---------------------------------------------------------------------------------------
Kasus Positif Terendah
No Provinsi/Nasional Jumlah Kasus
1 Indonesia 10
2 Jambi 136
3 Nusa Tenggara Timur 137
4 Aceh 151
5 Sulawesi Barat 169
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kasus Meninggal Terendah
No Provinsi Jumlah Kasus
1 Indonesia 0
2 Nusa Tenggara Timur 1
3 Jambi 2
4 Kepulauan Bangka Belitung 2
5 Kalimantan Utara 2
Indonesia Diramal Masuk Fase Berbahaya Juli-September
Penyebaran pandemi virus corona di Indonesia masih terus bertambah. Kamis (9/7/2020), jumlah kasus infeksi bahkan memecahkan rekor harian yaitu 2.657 kasus. WHO memperingatkan bahwa pandemi ini masih jauh dari "akhir". Oleh karena itu, mereka mengimbau orang-orang untuk selalu waspada dan menjaga protokol kesehatan.
Lantas kapan pandemi akan berakhir?
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengaku tidak bisa memprediksi kapan tepatnya pandemi akan berakhir. Namun Dicky memberikan tanda-tanda kapan pandemi akan mereda. "Pandemi di mana pun dan kapan pun hanya akan selesai atau berakhir jika terpenuhi salah satu dari tiga pilihan (tanda)," ujarnya pada Kompas.com, Jumat (10/7/2020).
Pertama, ditemukannya obat definitif yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Covid-19 atau setidaknya mencegah terjadinya infeksi (profilaksis atau PreP). Kedua, ditemukannya vaksin yang dapat memberikan kekebalan efektif terhadap serangan virus SARS-CoV-2.
"Lalu ketiga yakni terjadinya kekebalan alamiah yang timbul setelah sebagian besar manusia terinfeksi Covid-19," katanya lagi.
Penemuan obat Covid-19
Dicky optimistis, akhir tahun ini atau awal tahun depan, obat Covid-19 akan ditemukan. Sementara itu untuk vaksin paling cepat diperkirakan pertengahan atau akhir tahun depan. Namun, dirinya memperkirakan paling cepat vaksin ditemukan awal tahun atau pertengahan tahun depan.
Baca Juga: WHO kirim tim pencari pasien pertama Covid-19 ke China, pakar: Sudah telat enam bulan
Melihat kebijakan pemerintah RI saat ini dan masih banyaknya orang yang tidak taat protokol kesehatan, hal itu bisa berpengaruh dalam meningkatkan potensi jumlah kasus, baik kasus positif maupun meninggal.
Dicky telah menyampaikan analisisnya terkait fase rawan di Indonesia ke pemerintah. Menurutnya Indonesia akan memasuki fase rawan atau berbahaya bulan Juli-September. Hal itu karena pelonggaran PSBB oleh pemerintah.
"Terutama karena ini proses akumulasi penularan eksponensial dari waktu ke waktu dan pada akhirnya memang akan semakin banyak mengenai orang yang rentan atau memiliki komorbid (penyakit penyerta)," katanya.
Hal itu, imbuhnya akan meningkatkan orang yang bergejala sedang sampai parah.
Proses pelacakan kasus dan isolasi
Rekomendasinya untuk pencegahan adalah dengan cara meningkatkan tes lacak dan isolasi. Selain itu 3M dan 3R. Yang dimaksud 3M adalah Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak. Selain itu hindari 3R, yaitu Ramai, Ruangan, dan Rapat (jarak orang terlalu banyak dan dekat) agar aman.
Direkomendasikan juga bagi para pegawai atau karyawan yang memiliki komorbid agar diperhatikan oleh pemerintah/BUMN/perusahaan untuk tetap bekerja di rumah sampai setidaknya Oktober.
"Lalu nanti di bulan Oktober dievaluasi lagi," imbuhnya.*
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id degan judul: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (22/7): 91.751 kasus, 50.261 sembuh, 4.459 meninggal dan Judul Indonesia diramal masuk fase berbahaya Juli-September, kapan pandemi berakhir?