Parodi Situasi
Parodi Situasi Minggu 19 Juli 2020: Taman Cinta Ditutup
Gara-gara Covid-19 semua tempat hiburan di Kota Kupang ditutup. Taman-taman pun ditutup
POS-KUPANG.COM - Gara-gara Covid-19 semua tempat hiburan di Kota Kupang ditutup. Taman-taman pun ditutup. Hal inilah yang membuat Jaki marah. Maklumlah hampir setiap malam taman kota yang namanya Bundaran PU menjadi tempat nongkrong. Apalagi malam Minggu, taman disekitar Bundaran PU menjadi saksi bisu janji-janji Jaki yang disampaikan ke nona manis pacarnya.
***
"Pemerintah nih terlalu," demikian Jaki mengomel. "Sudah buat saya punya hati hancur lebur."
"Pindah ke Taman Nostalgia saja," sambung Rara.
"Lebih parah," jawab Jaki. "Sepi, sunyi, gelap, dan sebenarnya asyik buat duduk-duduk dengan nona manis. Tetapi semua taman ditutup."
• Menikmati Indahnya Wisata di Sikka, Jembatan Batu Membelah Laut di Kojadoi
"Memang pemerintah mesti berperan untuk mencegah Covid-19. Kalian duduk di sana, pacaran di sana, tidak mau pakai masker, tidak atur jarak, langgar protap kesehatan."
"Mengerti new normal kah?"
"Jelas-jelas mengerti kah!" jawab Jaki sambil berdiri dan membusungkan dada. "Lihat ini," dadanya dihantam pakai kepalan tangan. "Sehat sangat sehat. Bagaimana mungkin bisa kena covid?"
"Kamu OTG alias orang tanpa gejala!" sambung Rara.
***
Rupanya Jaki tidak mengerti bahwa dirinya bisa jadi Orang Tanpa Gejala alias OTG. Tanpa gejala apa pun tetapi menjadi pembawa virus. Sungguh berbahaya. Nona Mia dan Benza berusaha meyakinkan Jaki dan Rara bahwa OTG itu sangat berbahaya.
"Nona manis yang sehat walafiat bisa saja kena tular dari kamu kalau kamu OTG," kata Nona Mia.
"Kamu tular ke nona manis, nona manis tular ke orang tuanya, orang tua tular ke anak-anaknya yang lain. Maka habislah semua kena Covid-19," sambung Benza.
"Jadi kamu kira saya OTG?" kata Jaki berapi-api. "Jangan tuduh begitu. Saya bisa lapor polisi bahwa kalian bertiga melakukan pencamaran nama baik. Saya marah sekali."
Benza, Nona Mia, dan Rara tertawa saja melihat betapa emosinya Jaki. Pemerintah benar. Semua taman di kota ditutup sementara. Tujuannya jelas supaya menghindari covid. Setiap orang wajib melindungi dirinya sendiri dan juga melindungi orang lain.
"Bagi saya yang penting jangan tutup taman-taman kota," kata Jaki.
"Memang masalah kah?"
"Masalah besar!" jawab Jaki. "Ini menyangkut saya punya cinta dengan saya punya nona manis. Kalau taman-taman ditutup, saya mau pacaran dimana? Dimana saya ketemu saya punya cinta?" kata-kata Jaki disambar dengan tawa terbahak-bahak dari ketiga sahabatnya yang lain.
"Dasar bujang lapuk!" Rara terpingkal-pingkal lagi.
***
Jaki marah bukan main sampai nyaris melayangkan tinju ke wajah Rara. Nona Mia dan Benza berusaha tidak tertawa meskipun keduanya juga heran dengan tingkah laku si bujang lapuk, Jaki. Umur sudah kepala empat, masih pacaran terus. Putus dengan yang satu sambung dengan yang lain. Hampir tiap tiga bulan Jaki putus sambung dengan nona-nona manis, sampai ketiga sahabatnya tidak tahu sebenarnya pacar Jaki yang mana.
"Langsung lamar saja," kata Nona Mia.
"Pacaran langsung di taman mertua indah," sambung Rara.
"Sudah kepala empat...jangan bertualang lagi dan lagi..." kata Benza.
"Perempuan yang mau. Ganteng begini!" Jaki membusungkan dada.
"Makan itu ganteng," kata Nona Mia. "Ada pepatah Korea. Ganteng dan cantik itu usianya hanya tiga bulan setelah berumah tangga. Selanjutnya urusan kesejahteraan keluarga, pendidikan, kesehatan, ekonomi..."
"Cukup!" Jaki membentak.
***
Jaki langsung kabur dengan wajah masam. Dia mengomel sepanjang jalan gara-gara taman cintanya dengan nona manis ditutup. Jaki lupa bahwa kita memang mesti berdamai dengan keadaan. Dalam Normal Baru atau New normal keseharian hidup tetap berlangsung dengan waspada. Setiap orang berhak menolong dirinya sendiri. Setiap orang perlu sehat perlu bahagia meskipun semua tempat hiburan ditutup. Bukankah tempat hiburan yang paling utama adalah rumah kita sendiri? (*)