Virus Corona

Kelompok Orang yang Belum Pernah Dengar Soal Corona Saat Wabah Ini Menewaskan Setengah Juta Orang

Tetapi ada sejumlah kelompok orang yang tak tahu adanya Pandemi Corona, meski mereka sendiri sangat rentan tertular.

Editor: Agustinus Sape
Supplied: IOM
Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mendistribusikan materi IEC di Bossaso untuk meningkatkan kesadaran tentang migran tentang COVID. Foto diambil pada tahun 2020 di Somalia. 

"Sekarang ada stigma tambahan bahwa [mereka] mungkin pembawa virus," katanya.

Berbicara dari sebuah kamp pengungsi internal, sebuah video yang dirilis IOM menampilkan seorang ibu dari enam anak asal Somalia, Halima Ibrahim Hassan.

Halima mengatakan IOM memberitahunya tentang virus corona pada akhir Maret dan menasihatinya tentang jarak sosial dan kebersihan tangan.

"Kami sangat menghargai ini. Sesuai dengan nasihat itu, saya jadi sering mencuci tangan," katanya.

Dalam video lain, seorang pekerja IOM terlihat berjalan sambil berbagi nasihat kesehatan melalui megafon di kamp dan tempat penampungan sementara.

"Virus ini tidak hanya menyerang orang non-Muslim, virus ini bisa menular ke semua manusia," katanya.

"Penyakit ini hanya bisa dicegah melalui kebersihan."

IOM memberi tahu anggota masyarakat tentang COVID-19 di situs Weydow IDP di Mogadishu, Somalia, 2020.
IOM memberi tahu anggota masyarakat tentang COVID-19 di situs Weydow IDP di Mogadishu, Somalia, 2020. (Supplied: Hamza Osman/IOM)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan infeksi Covid-19 telah menyebar di Afrika dengan jumlah orang yang tertular lebih dari setengah juta kasus dan 11.000 orang meninggal.

Di Ethiopia sendiri tercatat 6.000 kasus dan 100 kematian karena virus corona, sementara Somalia mencatat lebih dari 3.000 kasus dan setidaknya 90 orang telah meninggal dunia.

Juru bicara IOM Afrika, Yvonne Ndege menambahkan kebanyakan dari mereka rentan terhadap virus tersebut karena sering terpaksa tidur saling berdekatan satu sama lain dan rute migrasi yang mereka lalui memiliki keterbatasan fasilitas kesehatan dan sanitasi.

"Kenyataannya adalah sebagian dari masyarakat yang paling rentan di dunia, yang cenderung tertular penyakit yang mematikan ini, malah tidak mengetahui bahwa virus ini eksis. Ini mengerikan," katanya.

Myanmar: warga 'buta dan tuli' terhadap virus corona

Beberapa pekerja kemanusiaan kepada Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International mengatakan pemadaman internet terlama di dunia di sejumlah kawasan Myanmar telah memutus akses ke informasi penting, termasuk tentang virus corona.

Sembilan kota di negara bagian Rakhine dan Chin telah terputus dari akses seluler sehingga berdampak pada sekitar 1 juta orang yang tinggal di zona konflik.

"Myanmar telah mengalami pemadaman internet selama setahun. Beberapa warganya masih tidak tahu ada pandemi," kata wakil direktur HRW Asia, Phil Robertson di akun twitternya.

Pemandangan lansekap pusat kota dengan pagoda kuno di latar belakang di Mrauk U, negara bagian Rakhine, Myanmar 28 Juni 2019.
Pemandangan lansekap pusat kota dengan pagoda kuno di latar belakang di Mrauk U, negara bagian Rakhine, Myanmar 28 Juni 2019. ( Reuters: Ann Wang)
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved