Kronologi Mama Muda di Riau Nekat Bakar Diri, Korban Sering Termenung dan Penyebabnya Masih Misteri

Simak kronologi seorang mama muda di Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Riau, nekat membakar dirinya s

Editor: Ferry Ndoen
ist
ilustrasi bakar diri 

POS KUPANG.COM-- - Simak kronologi seorang mama muda di Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Riau, nekat membakar dirinya sendiri.

Jasad mama muda berinisial RN (26) itu ditemukan dalam kondisi terbakar pada Rabu (8/7/2020) pagi.

Kapolsek Pangkalan Lesung, AKP Nazaruddin SE, mengatakan pihaknya masih belum mengetahui pasti penyebab mama muda itu nekat bakar diri.

Menurut keterangan ibu kandung korban, beberapa hari belakangan korban sering termenung tidak seperti biasa, namun tidak ada tingkah laku yg aneh lainnya.

Berikut kronologi lengkapnya dilansir dari Tribun Pekanbaru dalam artikel 'Ibu Muda Tewas Mengenaskan, Tubuhnya Gosong Terbakar, Diduga Bunuh Diri, Terdengar Tangisan Bayi'

Uang Pensiunan Naik, Gaji ke-13 PNS Pasti Cair hingga, Cek Rekening Anda, Nsib ASN di Tengah Corona

1. Identitas korban

Warga Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Riau digegerkan dengan penemuan mayat seorang perempuan.

Kondisi mayat tersebut mengenaskan, jasad ditemukan dalam kondisi terbakar.

Warga menemukan jasad itu pada Rabu (8/7/2020) kemarin.

Korban diketahui berinisial RN yang beralamat di SP 3 Desa Air Emas Kecamatan Ukui, Pelalawan.

Wanita berusia 26 tahun itu ditemukan meninggal dunia dengan cara tidak wajar di belakang rumah ayahnya, Pairin (45), di Desa Sari Makmur, Pangkalan Lesung sekitar pukul 04.15 wib.

Diduga kuat korban bunuh diri dengan cara membakar dirinya sendiri.

2. Berawal dari tangisan anak korban

Aksi bunuh diri korban diketahui ketika ayah korban, Pairin terbangun sekitar pukul 04.00 WIB lantaran mendengar anak korban yang masih bayi menangis.

Lantas Pairin menanyakan istrinya yang juga ibu korban, Mulyanto (42), keberadaan putrinya.

Diperkirakan jika RN sedang buang air ke kamar mandi dan ketika dicek ternyata tidak ada.

Kemudian Pairin mencari korban di luar rumah serta bagian belakang kediamannya.

"Di situlah saksi melihat ada sesosok mayat yang telah tergeletak di dekat pohon sawit di belakang rumah. Saat dilihat dari dekat, ternyata mayat itu adalah putrinya dalam kondisi hangus," tutur Kasubbag Humas Polres Pelalawan, Iptu Edy Harianto kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (9/7/2020).

Pairin mencium mau minyak bensin yang menyengat serta ada jeriken dan mancis.

Lantas ia memberitahukan kepada saksi lainnnya dan masyarakat setempat.

Informasi itu sampai ke Polsek Pangkalan Lesung dari Bhabinkamtibmas Desa Sari Makmur Aipda Harahap dan kemudian tim diturunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Setibanya di rumah duka, jenazah korban telah dibungkus kain kafan.

Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, pembungkus jenazah dibuka dan ditemukan tubuh korban dalam kondisi hangus serta tegang.

Polisi juga mendatangi TKP bunuh diri yang berjarak sekitar 10 meter di belakang rumah, tepat nya di dekat batang sawit.

Ditemukan barang bukti berupa mancis dan jeriken bekas terbakar.

Pakaian dan perhiasan korban juga dijadikan barang bukti.

3. Tak ada tanda kekerasan

Mayat korban dibawa ke Puskesmas Pangkalan Lesung untuk dilakukan visum.

Berdasarkan pemeriksaan dokter puskesmas tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan luar pada tubuh korban.

"Pihak keluarga korban tidak bersedia dilakukan autopsi dan dibuatkan surat pernyataan penolakan. Kemudian jenazah dibawa ke rumah duka dan diserahkan kepada keluarga," tambah Iptu Edy.

4. Sering termenung

Kapolsek Pangkalan Lesung. AKP Nazaruddin SE, korban diduga kuat bunuh diri dengan membakar tubuhnya menggunakan bensin.

Pihaknya belum mengetahui pasti penyebab korban mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya itu.

Menurut keterangan ibu kandung korban, beberapa hari belakangan korban sering termenung tidak seperti biasa, namun tidak ada tingkah laku yg aneh lainnya.

"Korban dilihat sering menyendiri dan saat ditanya kenapa, korban diam saja hingga ditemukan meninggal dunia," tandas Kapolsek Nazaruddin.

Penelusuran yang dilakukan polisi, tak ditemukan adanya persoalan keluarga atau pertengkaran dengan suaminya.

Korban dikenal baik dan demikian juga dengan suaminya.

Dari segi ekonomi, keluarganya tergolong hidup dengan berkecukupan.

Hanya saja sejak kecil korban dikenal tidak bisa dimarahi atau ditegur.

Hal itu akan menjadi beban fikiran dan mementahkan mentalnya.

"Anak korban baru berumur beberapa minggu. Mereka memang sering datang ke rumah orangtuanya dari Ukui," katanya.

Kasus lain, Tukang Ojek Bakar Diri Seusai Motornya Disita Polisi

Di kasus lain, seorang tukang ojek nekat membakar dirinya sendiri.

Tukang ojek itu diketahui putus asa setelah motornya disita polisi dan tak mampu membayar tebusannya.

Peristiwa ini terjadi di Uganda dan korbannya bernama Hussein Walugembe (29).

Kronologinya berawal saat motornya disita pada Senin (29/6/2020) di Distrik Masaka, Uganda.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam arikel 'Motornya Disita Polisi, Tukang Ojek Marah dan Tewas Bakar Diri Sendiri'

Menurut keterangan polisi, Walugembe meminjamkan sepeda motornya ke seorang teman yang tertangkap sedang mengangkut penumpang.

Ilustrasi: Kronologi Ibu Sadis Tega Bakar Hidup-hidup Anak Gadisnya, Korban Masih Dipukuli Saat Api Menyala (Tribunnews)
Boda boda (sebutan ojek pangkalan di Uganda), adalah salah satu sumber pendapatan bagi para pemuda pengangguran.

Namun selama wabah virus corona pengemudi boda boda Uganda dilarang membawa penumpang, dan hanya boleh mengantar barang.

Pengendara boda boda juga dibatasi jam operasionalnya dari pukul 6.30 pagi-17.00 waktu setempat.

Rekan-rekan sesama tukang ojek menceritakan, pihak kepolisian minta tebusan 40 dollar AS (Rp 581.000) ke Walugembe jika ingin sepeda motornya dikembalikan.

Walugembe dilaporkan sudah berkali-kali mendatangi kantor polisi untuk meminta motornya dilepas, bahkan sampai menginap di sana dan memberi makanan ke polisi.

Akan tetapi usahanya itu sia-sia dan akhirnya dia frustrasi.

Kemudian pada Kamis (2/7/2020) Walugembe mengunci dirinya di sebuah ruangan kantor polisi, dan membakar dirinya sendiri dengan sebotol bensin.

Petugas di kantor polisi langsung menyiramkan air untuk memadamkan api, tapi nyawa Walugembe tak tertolong.

Seorang polisi yang sedang bersamanya saat itu menderita luka ringan, dan beberapa berkas serta komputer ikut terbakar.

Paul Kangave juru bicara kepolisian setempat mengatakan, penyelidikan sedang dilakukan untuk kasus bakar diri ini dan memeriksa perilaku di seluruh departemen polisi lalu lintas.

Dikutip dari BBC dia mengatakan, Unit Standar Profesional kepolisian akan memeriksa tuduhan bahwa polisi meminta uang suap setelah kendaraan disita karena melanggar aturan lockdown virus corona.

*Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

(Johannes Wowor/Aditya Jaya/Putra Dewangga/Tribun Pekanbaru dan Kompas.com/Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kronologi Mama Muda di Riau Nekat Bakar Diri, Korban Sering Termenung dan Penyebabnya Masih Misteri, https://surabaya.tribunnews.com/2020/07/10/kronologi-mama-muda-di-riau-nekat-bakar-diri-korban-sering-termenung-dan-penyebabnya-masih-misteri?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Musahadah

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved