Kaul Kekal 2 WNI di Tengah Pandemik Covid di Kanada
Dua warga Indonesia, Fr. Marius Yosef M Naben, OSM, dan Fr. Arnoldus Yansen M Sawu, OSM, berjanji sehidup semati mengabdi pada gereja
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KANADA - Kapela kecil di Biara Servite de Marie Ste-Foy sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Dua orang warga Indonesia, Fr. Marius Yosef M Naben, OSM, dan Fr. Arnoldus Yansen M Sawu, OSM, dengan lantang dan bebas berjanji sehidup semati mengabdi pada gereja di bawah payung Ordo Hamba-Hamba Maria.
Perayaan Ekaristi berlangsung aman dan penuh hikmat. Kapela yang begitu kecil tampak semakin kecil lantaran hampir semua kursi panjang terisi dengan alasan physical distansing atau jaga jarak.
Salah satu misionaris, Fr. Severinus M Deo, OSM, kepada Pos Kupang melalui email, Jumat (3/7), mengisahkan secara singkat bagaimana suasana yang dialami di Kanada selama wabah pandemi Covid-19.
Menurutnya, pertama-tama, tentu saja tanggung jawab besar diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk mencegah penularan virus mematikan ini yang dikenal dengan abreviasi Corona virus Disease (Covid-19).
Sejak Maret lalu, pemerintah setempat mengeluarkan peraturan tegas demi kebaikan bersama, antara lain : semua warga masyarakat Provinsi Quebec dan negara Kanada seluruhnya tidak boleh melaksanakan kegiatan pesta, tidak boleh melaksanakan pesta keluarga, makan bersama dll. singkatnya segala kegiatan yang melibatkan banyak orang tidak boleh dilakukan. Orang-orang yang melanggar peraturan tersebut bisa dikena sanksi berupa uang sekitar lebih dari 1000 $ canadianper orang (sekitar 10 juta rupiah).Tentu saja kami tidak bisa lari dari situasi ini.
Menanggapi persoalan tersebut, menteri kesehatan Québec, Danielle McCann, serta Spesialis Kesehatan Masyarakat Québec, Dr. Horacio Arruda, bekerja sama dengan pemerintah menganjurkan kepada seluruh warga agar selalu mencuci tangan dengan baik dan benar, tidak boleh memegang mulut, mata dan hidung.
Menurut para ahli kesehatan tersebut, tangan manusia merupakan salah satu organ tubuh yang paling rajinmemasukkan penyakit ke dalam tubuh. Dengan demikian, maka kebiasaan mencuci tangan itu sangat bermanfaat dan penting!
Menindaklanjuti aturan tersebut, maka para Uskup seluruh Kanada bertindak dengan tegas. Intinya demi kebaikan bersama. Maka, sejak akhir Maret lalu, gereja-gereja di Kanada terkunci.
Sebagai solusinya, umat-umat hanya bisa mengikuti perayaan Ekaristi melalui Online (termasuk selama misa Trihari Suci). Sampai saat ini, peraturan tersebut tetap berlaku, artinya belum ada izin untuk melakukan aktivitas di gereja-gereja. Konsekuensinya, perayaan kaul kekal dari kedua saudara kita dilaksanakan secara intern, dalam arti perayaan ini berlangsung di dalam komunitas Servites de Marie Ste-Foy saja.
Dengan demikian maka umat awam tidak diperbolehkan masuk ke biara kami; kecuali Mme Carole Cyr bersama putrinya, Sophie. Kedua orang yang disebutkan terakhir ini turut memeriahkan perayaan Ekaristi melalui musik dan suara mereka.
Uskup Gaspesie, Mgr. Gaetan M Proux, OSM, dalam homilinya mengatakan : "Saudara Marius dan saudara Yansen. Hari ini Yesus memanggilmu sebagai sahabat-sahabat-Nya. Mengapa? Mengapa Ia memanggilmu sahabat-sahabat-Nya? Yesus mau supaya kamu menaati segala perintah-Nya. Perintah-Nya yang paling hakiki adalah `Cintailah sesamamu seperti Aku telah mencintai kamu'. Dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam hidup berkomunitas, mencintai seperti Yesus berarti menerima sesama apa adanya.'' Tegas putra dari Ordo Hamba-Hamba Maria tersebut.
Ia melanjutkan sembari menekankan hubungan antara sabda Yesus dengan unsur persaudaraan di dalam komunitas OSM : " Aspek persaudaraan di dalam Ordo Hamba-Hamba Maria, melalui semua peraturan hidup (regula), serta melalui konstitusi-konstitusi yang kita hidupi setiap hari, Tuhan menanam kasih-Nya.
Sehingga kasih Tuhan menyebar di seluruh bumi, karena kita telah menjadi pembawa cinta kasih seperti yang dilakukan Yesus.'' Demikian pesan-pesan hangat dari Bapak Uskup yang mudah bergaul itu.
Dihadiri oleh tiga uskup