Tak Kenal Takut, Indonesia Satu-satunya Negara ASEAN Tak Mau Kompromi dengan China, Lakukan Ini
Negara China terus memperkuat militernya di Laut China Selatan atau LCS sementara Amerika yang juga menolak klaim negei Tirai Bambu itu juga menurunk
Tak Kenal Takut, Indonesia Satu-satunya Negara ASEAN Tak Mau Kompromi dengan China, Lakukan Ini
POS KUPANG.COM -- Tensi tinggi di Laut China Selatan belum menunjukan tanda-tanda berkurang
Negara China terus memperkuat militernya di Laut China Selatan atau LCS sementara Amerika yang juga menolak klaim negei Tirai Bambu itu juga menurunkan militernya ke kawasan ini
Sementara Indonesia yang berkepentingan langsung juga tidak main-main. Militer Indonesia dalam hal ini TNI juga sudah memperkuat posisinya di Nautuna untuk mengantisipasi perkembangan di Laut China Selatan
China kini bergerak untuk merebut wilayah dari negara-negara yang berbatasan langsung dengannya.
China berulah di perairan termasuk Laut China Selatan yang makin memanas.
• INTIP RAMALAN ZODIAK HARI INI Jumat 3 Juli 2020, Libra Tertarik Lawan Jenis, Capricon Berseri-seri
• Ayu Ting Ting Tolak Ajakan Nikah Didi Riyadi, Alasan Sang Biduan Bikin Hati Sang Musisi Patah
• Nagita Slavina Marah Besar Pada Raffi Ahmad Sampai Ingin Minggat, Ulah Suami Bikin Jengkel
Setidaknya ada 18 negara yang berkonflik dengan China, termasuk juga Indonesia.
Hampir sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) kini sedang bersengketa perairan dengan China.
Di Laut China Selatan kini ketegangannya semakin meningkat dan membuat negara adidaya, Amerika Serikat (AS) bergerak.
AS setidaknya mengirim tiga kapal induknya ke Laut China Selatan dan sejumlah prajurit angkatan lautnya diterjunkan di pintu masuk ke wilayah tersebut.
Setidaknya 65 persen prajurit militer Angkatan Laut (AL) Paman Sam kini tengah bertugas di Laut China Selatan

Hal itu lantaran China dianggap menantang hukum internasional mengenai batas perairan.
Kini genderang konflik di tahun di wilayah perairan Asia Tenggara yang membuat negara-negara ASEAN pun harus terbagi fokusnya di tengah serangan pandemi virus corona.
Tetapi ternyata Indonesia telah mengambil langkah lebih jauh dari negara ASEAN lainnya.
Indonesia diketahui negara yang juga bersengketa dengan China dengan dasar kebijakanan aneh dari negara tersebut yang dinamakan "Sembilan Garis Putus-putus".
Meskipun sempat beberapa kali berselisih di perairan yang dilewati jalur pengiriman global sekitar sepertiga dari total pengiriman barang via laut dalam setahun.
Tercatat beberapa kali konflik di perairan yang disebut memiliki sumber cadangan minyak dan gas senilai US$ 2,5 triliun menurut data dari Departemen Luar Negeri AS yang dihimpun The Sydney Morning Herald, terjadi antara Indonesia dengan China.
Melansir Kompas.com, banyak faktor yang melatarbelakangi konflik tersebut.
Pada Maret 2016, konflik antara pemerintah Indonesia dengan China terjadi lantaran ada kapal ikan ilegal asal China yang masuk ke Perairan Natuna.
Pemerintah Indonesia berencana untuk menangkap kapal tersebut.
Tetapi, proses penangkapan tidak berjalan mulus, lantaran ada campur tangan dari kapal Coast Guard China yang sengaja menabrak KM Kway Fey 10078.
Hal itu diduga untuk mempersulit KP HIU 11 menangkap KM Kway Fey 10078.
Pada waktu itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, dalam pertemuan dengan Sun Weide, Kuasa Usaha Sementara China di Indonesia, pihak Indonesia menyampaikan protes keras terhadap China.
Sebulan setelah konflik tersebut, Pemerintah Indonesia menganggap persoalan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Coast Guard China di Perairan Natuna sudah selesai.
Kemudian, pada Juli 2017, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baru.

Nama Laut China Selatan juga diganti menjadi Laut Natuna Utara.
Langkah tersebut diambil untuk menciptakan kejelasan hukum di laut dan mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia.
Keputusan tersebut memicu kritik dari Beijing.
Lalu, pada 19 Desember 2019, sejumlah kapal asing penangkap ikan milik China diketahui memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Baca Juga: Meski Jadi Sorotan Dunia Karena Klaim Sana-sini, China Ternyata Tak Terima dengan Rencana Israel Mencaplok Tepi Barat Palestina, Hingga Lakukan Hal Ini
Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar exclusive economic zone (ZEE) Indonesia dan melakukan kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUUF).
Selain itu, Coast Guard China juga dinyatakan melanggar kedaulatan di perairan Natuna.
Oleh sebab itu Indonesia kini jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tak ingin berkompromi dengan China mengenai batas wilayah perairan di Utara Natuna tersebut. (*)
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Tak Mau Kompromi, Indonesia Ubah Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara Demi Hadapi Tiongkok! https://intisari.grid.id/amp/032224185/jadi-satu-satunya-negara-asia-tenggara-yang-tak-mau-kompromi-indonesia-ubah-nama-laut-china-selatan-jadi-laut-natuna-utara-demi-hadapi-tiongkok?page=all