News
Kepala Desa Teas-TTS Akui Embung Senilai Rp 100 Juta Gagal Fungsi, Ini Penyebabnya
Pasca dikerjakan tahun 2018, embung tersebut tak mampu menampung air dalam waktu lama. Diakui Melianus embung tersebut mubazir akibat gagal fungsi.
Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota
POS KUPANG, COM, SOE - Kepala Desa Teas, Kecamatan Noebeba, Melianus Sabat, tak menampikembung di desa itu yang dikerjakan menggunakan dana desa tahun 2018 gagal fungsi. Kini, embung yang dikerjakan CV Cahaya Alam senilai Rp 100 juta lebih sudah kering.
Pasca dikerjakan tahun 2018, embung tersebut tak mampu menampung air dalam waktu lama. Diakui Melianus embung tersebut mubazir akibat gagal fungsi.
"Dari selesai kerja embung itu hanya bisa tampung air hujan sebentar saja, lalu kering. Kita awalnya mau lokasi embung bukan di situ, tapi masyarakat yang minta harus buat di situ. Pendamping teknis juga setuju pindah ke lokasi yang saat ini. Memang kondisi embung saat ini kering walau musim hujan baru saja usai," ungkap Melianus, Sabtu (27/6) sore.
Terkait lapangan Voli yang belum tuntas, Melianus beralasan alokasi anggaran terlalu kecil. Pekerjaan lapangan voli dianggarkan tahun 2015 tapi tidak dikerjakan oleh pejabat desa saat itu, Deni Benu.
Saat 2016 dirinya menjabat sebagai kepala desa, barulah pekerjaan lapangan voli dilakukan. Namun karena anggarannya hanya Rp 15 juta, pekerjaan belum bisa tuntas hingga saat ini.
Pekerjaan posyandu tahun 2019, juga diakui Melianus, belum tuntas.
Dia berjanji dalam waktu dekat pekerjaan posyandu yang menelan anggaran Rp 100 juta lebih tersebut dituntaskan.
Terkait pekerjaan jaringan air bersih yang disebut warga mubazir, Melianus menampiknya. Ia mengatakan, pasca dikerjakan, jaringan air bersih tersebut berfungsi tapi karena ulah oknum yang memutus pipa air, akhirnya hingga saat ini air belum mengalir ke pemukiman warga.
Terkait alat pemotongan batu marmer hasil pengadaan tahun 2017 senilai Rp 160 juta yang belum dimanfaatkan, Melianus tak menampiknya.
Diakuinya saat ini mesin tersebut belum dimanfaatkan karena ada masalah di internal BUMDes. Oleh sebab itu dalam waktu dekat kepengurusan BUMDes akan diganti.
Diberitakan sebelumnya, Warga Teas, Kecamatan Noebeba, bertanya-tanya SPJ pengelolaan dana desa 100 persen, sedangkan pekerjaan fisik belum tuntas. *