Ahok BTP

Posisinya Diincar Banyak Orang,Ahok Malah Mengaku Lebih Enak Jadi Gubernur Dibanding Komut Pertamina

Siap yang tak senang jadi Komut Pertamina. Selain gaji yang besar juga prestise. Namun tidak dengan Ahok. Ia malah mengaku lebih enak jadi gubernur

Editor: Adiana Ahmad
(Instagram BTP)
Komentar Yunarto Wijaya soal foto Ahok tolak pinggang depan Jokowi menyulut emosi netizen 

Posisinya Diincar Banyak Orang,Ahok Malah Mengaku Lebih Enak Jadi Gubernur Dibanding Komut Pertamina

POS-KUPANG.COM- Ada apa dengan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Diberi jabatan menjadi Komisari Utama ( Komut ) Pertamina malah mengaku lebih enak jadi gubernur.

Ternyata mantan Veronika Tan mempunyai alasan sendiri.

Menurut suami Puput Nastiti Devi ini, ketika menjadi gubernur dirinya bisa bertemu dan menolong banyak orang karena ada dana operasional.

Sedangkan menjadi Komut Pertamina, tidak ada dana operasional yang bisa digunakan langsung untuk membantu rakyat.

Selain itu, beban sebagai Komisaris Pertamina saat ini cukup besar mengingat target-target yang diberikan pemerintah kepada BUMN tersebut.

Saat ini Impor migas masih jadi beban Indonesia dalam neraca perdagangan. Tugas berat inilah yang kini berada di pundak mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah resmi menduduki kursi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Jadi Polisi Ikut Jejak Ayah, Puput Nastiti Devi Relah Lepas Jabatan Demi Ahok, Kini Jarang Pulang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas pada November 2019 saja mencapai 2,13 miliar dollar AS atau naik 21,6 persen dibanding Oktober 2019. Salah satu yang perlu dibenahi Ahok yakni percepatan penyelesaian pengembangan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

"Pesan Bapak Presiden Jokowi sangat jelas, segera menuntaskan pengembangan Kawasan TPPI menjadi industri petrokimia nasional yang nanti akan menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan produk BBM," kata Ahok seperti dikutip dari akun Instagram resminya, Minggu (22/12/2019).

Semenjak ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor.

"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok. Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun.

Sebelumnya Presiden menjelaskan nilai impor produk petrokimia mencapai Rp317 triliun.

Gaya Bicaranya Ditiru Gilang Dirga, Ahok BTP Meradang dan Ungkap Kalimat Menohok Ini, Eks Vero Murka

Dibutuhkan investasi untuk mendirikan industri petrokimia di dalam negeri untuk memproduksi barang subtitusi impor sehingga dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan industri biodiesel B30 untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.

Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Timur, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyempatkan diri meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Di kilang tersebut, Jokowi menginstruksikan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membereskan masalah TPPI kurang dari 3 tahun.

"Sekarang, saya minta kepada Menteri BUMN, Direktur Utama dan Komisaris Utama Pertamina agar menyelesaikan pembangunan kilang ini tidak lebih dari tiga tahun," kata Jokowi seperti dikutip dari akun Instagram resminya, Minggu (22/12/2019).

Puput Nastiti Rela Pindah Agama Ikut Suami Gantikan Posisi Mantan Bos, Ini Barang Mewah Istri Ahok

Dia meminta penyelesaian kilang TPPI bisa dilakukan secepat mungkin. Soal bagaimana proses membereskannya, hal itu sepenuhnya diputuskan Ahok bersama Menteri BUMN dan Dirut Pertamina.

"Entah itu dengan kerja sama, entah itu dengan kekuatan sendiri," tegas Jokowi. Mantan Walikota Solo ini berujar, dirinya sudah cukup kesal pembangunan kilang di Indonesia molor bertahun-tahun.

Padahal pembangunan kilang baru masuk dalam program Nawacita yang digagasnya.

Pertemuan Ahok dan Jokowi

Pertemuan Ahok dan Jokowi
Pertemuan Ahok dan Jokowi
"Lalu kapan selesainya? Saya juga sudah cukup lama menunggu. Sudah lima tahun," ucap Jokowi. Menurutnya, jika dari satu kilang yakni TPPI sudah beroperasi, dampaknya cukup besar menekan impor migas, sehingga bisa memperbaiki defisit neraca perdagangan.

Ahok Ucapkan Selamat Hut Jakarta,Unggah Foto Jembatan Simpang Susun Semanggi,Natizen:Mantan Terindah

"Apabila telah berproduksi secara penuh, TPPI berpotensi menghemat devisa hingga 4,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 56 triliun," ungkap dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas pada November 2019 saja mencapai 2,13 miliar dollar AS atau naik 21,6 persen dibanding Oktober 2019. Apalagi, sambungnya, kilang TPPI tak cuma memproses BBM, tetapi juga menghasilkan produk turunan minyak atau petrokimia.

"Kilang TPPI sudah dibangun sejak lebih 20 tahun lalu, namun tersendat karena beberapa masalah," kata Jokowi.

"Setelah TPPI diakuisisi, PT Pertamina (Persero) akan membangunnya menjadi pabrik petrokimia terpadu yang dapat menghasilkan produk aromatik dan juga penghasil BBM, dari premium, pertamax, elpiji, solar, sampai kerosene. Semuanya," tambahnya.

Presiden Jokowi Ulang Tahun, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Juga Ahok Berikan Ucapan Selamat

Sebelumnya, Ahok menyatakan perlu gerak cepat membereskan masalah TPPI agar impor BBM tak semakin membebani neraca.

"Pesan Bapak Presiden Jokowi sangat jelas, segera menuntaskan pengembangan Kawasan TPPI menjadi industri petrokimia nasional yang nanti akan menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan produk BBM," kata Ahok.

Selesainya proyek ini bakal mengurangi impor migas Indonesia secara signifikan. Selain BBM, TPPI juga jadi tumpuan industri petrokimia yang menghasilkan Jokowi dan Ahok.banyak produk turunan migas.

Jokowi dan Ahok.
Jokowi dan Ahok.
"Pengembangan ini dapat membantu mengurangi impor bahan baku agar negara tidak mengalami defisit kembali," ujar Ahok. Selain itu, sebagai upaya menyelamatkan APBN, mantan Bupati Belitung Timur ini juga bertekad mengurangi penyalahgunaan subsidi BBM.

"Selain itu, saya menghimbau untuk semua pihak agar tidak menyalahgunakan subsidi bahan bakar yang diberikan. Mari bantu kami untuk menjaga uang negara demi kesejahteraan negara," ucap Ahok.

Ahok tak sungkan menyebutkan berapa besar gajinya kini sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Dalam siaran langsung Instagram @kickandyshow, Sabtu (27/6/2020) malam, Ahok secara terbuka menyebutkan gajinya sebagai Komut Pertamina cukup besar dibandingkan saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai Komut Pertamina, dia mendapatkan gaji Rp 170 juta per bulan. "Kalau gaji, gedean komisarislah. Jauh (dibanding sebagai gubernur). Kalau di Pertamina kita bisa dapat Rp 170 juta gaji," ujar dia.

Namun, Ahok mengaku bahwa lebih enak menjadi gubernur atau kepala daerah, jika ukurannya adalah pengaruh dan kewenangan.

Menurut dia, keuntungan menjadi gubernur tak lain karena bisa menolong orang banyak.

"Jadi gubernur lebih enak karena bisa menolong orang banyak," kata Ahok dalam siaran langsung Instagram itu.

Dia mengemukakan, saat menjadi gubernur dia memiliki dana operasional sebesar Rp 3 miliar yang bisa dibagikan kepada masyarakat miskin, langsung ke rekening mereka masing-masing.

Bantuan diutamakan untuk menyelesaikan masalah ijazah yang ditahan sekolah karena adanya tunggakan pembayaran sekolah.

Bahkan dana operasional gubernur itu bisa bertambah jadi Rp 4 miliar jika tak memiliki wakil gubernur.

"Saya punya dana operasional Rp 3 miliar langsung dibagi ke warga miskin ke rekening dia masing-masing. Kalau tanpa gubernur bisa Rp 4 miliar," ungkapnya. Berbeda halnya ketika menjadi Komut Pertamina.

Dana operasional semacam itu tidak dimiliki.

Ahok tetap menjabat sebagai komisaris utama Pertamina di tengah perombakan direksi dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 12 Juni 2020.

Berikut susunan dewan komisaris Pertamina saat ini:

1. Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama

2. Wakil Komisaris Utama Budi Gunadi Sadikin

3. Komisaris Ego Syahrial

4. Komisaris Condro Kirono

5. Komisaris Isa Rachmatarwata

6. Komisaris Alexander Lay

7. Komisaris David Bingei

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Blak-Blakan, Ahok Akui Lebih Enak Jadi Gubernur Ketimbang Komut Pertamina, Ini Sebabnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved