China Garang Hadapi India di Himalaya & AS di LCS ,Tapi Chiut Hadapi Indonesia,Sempat Ajak Berunding
Kekuatan militer China saat ini tidak main-main. Negeri Tirai Bambu ini menempati urutan ketiga dengan militer terkuat setelah Amerika dan Rusia
China Garang Hadapi India di Himalaya & AS di LCS , Tapi Chiut Hadapi Indonesia, Sempat Ajak Berunding
POS KUPANG.COM -- Kekuatan militer China saat ini tidak main-main. Negeri Tirai Bambu ini menempati urutan ketiga dengan militer terkuat setelah Amerika dan Rusia
Bahkan rasa percaya diri membuat China tidak gentar dengan ancaman militer Amerika di Laut China Selatan
China juga sudah mengobarkan bentrokan dengan India di Himalaya Barat untuk memperebutkan sebuah lembah tandus di wilayah itu
Sebelumnya China juga sempat bikin gerah Indonesia lantaran kehadiran kapal-kapal penjaga pantai dan kapal nelayan China di wilayah Laut Natuna utara.
Di wilayah ZEE Indonesia itu, China sempat bercokol beberapa hari sampai sempat diusir kapal perang Indonesia
• Ingat Perawat Saat Rawat Pasien Corona Gunakan APD Transparan & Pakian Dalam Kelihatan? Sekang Model
• Setelah India, Kini China Siap Perang dengan Jepang Gegara Rebutan Pulau, Jepang Siap Kapan pun
• Calon Mantu Jokowi Bikin Kaesang Selalu Kangen,Felicia Tissue Pakai Sandal Rp 10 Juta Jadi Sorotan
• DETIK-DETIK Prajurit TNI Adang Tank Israel yang Siap Tembak Tentara Libanon, Video Viral, TNI DIpuji
• Presenter Cantik ini Sedang Cari Kekasih,Ini Tipe Cowok yang Bisa Jadi Pacar Maria Vania,Bocorannya?
Indonesia telah menegaskan posisinya terkait Laut China Selatan. Yakni, menolak klaim China dengan mengatakan hal tersebut jelas tidak memiliki dasar hukum internasional.
Melansir The Jakarta Post, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengirim surat protes seperti itu, meskipun Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) di Laut Natuna Utara terletak berdekatan dengan perairan yang sangat disengketakan.

Dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa (26/5/2020), Indonesia menunjukkan "batas sembilan garis" yang dikeluarkan oleh Beijing tidak memiliki dasar hukum internasional dan bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982).
Indonesia juga menandaskan bahwa peta nine dash line, yang dirambah di zona ekonomi beberapa negara Asia Tenggara, adalah fiktif dan tidak memberikan kedaulatan China atas wilayah tersebut.
Baca Juga: Gawat! Konflik Tiongkok vs Kapal Induk AS Berpotensi Geser ke Laut Natuna, TNI AL Siagakan 4 Kapal Tempur Sekaligus: Militer Asing yang Sedang Memanas Berpotensi Geser ke Selatan
Sementara itu, Beijing juga merespon Indonesia dengan mengirim surat diplomatik yang menunjukkan bahwa tidak ada sengketa wilayah antara China dan Indonesia di Laut China Selatan.
Mengutip Channel News Asia (CNA), catatan yang dikirim pada 2 Juni juga menuliskan:
“Namun, China dan Indonesia memiliki klaim yang tumpang tindih tentang hak dan kepentingan maritim di beberapa bagian Laut China Selatan.
"Tiongkok bersedia menyelesaikan klaim yang tumpang tindih melalui negosiasi dan konsultasi dengan Indonesia, dan bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan."
Berbicara pada konferensi pers pada 4 Juni, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan posisi Indonesia di Laut China Selatan sangat jelas dan konsisten.
Dia mengatakan, Indonesia ingin menegaskan kembali posisi yang konsisten, dalam menanggapi klaim China di PBB bahwa ia memiliki hak bersejarah di Laut China Selatan yang dapat mempengaruhi Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE).
"Catatan diplomatik kami untuk PBB pada 26 Mei menegaskan kembali keberatan kami antara lain dengan apa yang disebut garis sembilan garis putus-putus atau yang disebut hak bersejarah," kata Retno mengutip CNA.
Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah mengatakan kepada CNA: "Saya pikir Indonesia cukup percaya diri dalam menyatakan posisinya di PBB ... Ini adalah cara damai untuk mengungkapkan keprihatinan, ini adalah cara diplomatik dari posisi Indonesia."
Dia menambahkan, "Kedua, Indonesia perlu memberi tahu Tiongkok bahwa sikap Indonesia konsisten. Dan untuk menunjukkan konsistensinya, ia berurusan dengan masalah ini di berbagai tingkatan, di tingkat unilateral, di tingkat bilateral, di tingkat regional, dan juga di tingkat global," kata sang sarjana dari Universitas Padjajaran di kota Bandung tersebut.
Dia juga percaya bahwa Indonesia memperkuat posisinya.
“Saya pikir sudah waktunya bagi China untuk melihat seberapa serius Indonesia dengan posisinya. Itu telah dilakukan dengan mengintegrasikan pelabuhan dan bandara di Natuna, dan telah mendesain ulang pelabuhannya di sana,” tambah Rezasyah.*
Sebagian Artikel ini sudah tayang di sosok.grid.id dengan judul: Tiongkok Menciut di Hadapan Indonesia, Ajakan Berunding Masalah Konflik di Laut China Selatan Ditolak Mentah-mentah Menlu RI: Sudah Waktunya China Melihat Keseriusan Indonesia.. https://sosok.grid.id/read/412205326/tiongkok-menciut-di-hadapan-indonesia-ajakan-berunding-masalah-konflik-di-laut-china-selatan-ditolak-mentah-mentah-menlu-ri-sudah-waktunya-china-melihat-keseriusan?page=all