China Garang Hadapi India di Himalaya & AS di LCS ,Tapi Chiut Hadapi Indonesia,Sempat Ajak Berunding

Kekuatan militer China saat ini tidak main-main. Negeri Tirai Bambu ini menempati urutan ketiga dengan militer terkuat setelah Amerika dan Rusia

Editor: Alfred Dama
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Kapal Coast Guard China-5202 dan Coast Guard China-5403 membayangi KRI Usman Harun-359 saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1/2020). 

China Garang Hadapi India di Himalaya & AS di LCS , Tapi Chiut Hadapi Indonesia, Sempat Ajak Berunding

POS KUPANG.COM -- Kekuatan militer China saat ini tidak main-main. Negeri Tirai Bambu ini menempati urutan ketiga dengan militer terkuat setelah Amerika dan Rusia

Bahkan rasa percaya diri membuat China tidak gentar dengan ancaman militer Amerika di Laut China Selatan

 China juga sudah mengobarkan bentrokan dengan India di Himalaya Barat untuk memperebutkan sebuah lembah tandus di wilayah itu

Sebelumnya China juga sempat bikin gerah Indonesia lantaran kehadiran kapal-kapal penjaga pantai dan kapal nelayan China di wilayah Laut Natuna utara.

Di wilayah ZEE Indonesia itu, China sempat bercokol beberapa hari sampai sempat diusir kapal perang Indonesia

Ingat Perawat Saat Rawat Pasien Corona Gunakan APD Transparan & Pakian Dalam Kelihatan? Sekang Model

Setelah India, Kini China Siap Perang dengan Jepang Gegara Rebutan Pulau, Jepang Siap Kapan pun

Calon Mantu Jokowi Bikin Kaesang Selalu Kangen,Felicia Tissue Pakai Sandal Rp 10 Juta Jadi Sorotan

DETIK-DETIK Prajurit TNI Adang Tank Israel yang Siap Tembak Tentara Libanon, Video Viral, TNI DIpuji

Presenter Cantik ini Sedang Cari Kekasih,Ini Tipe Cowok yang Bisa Jadi Pacar Maria Vania,Bocorannya?

Indonesia telah menegaskan posisinya terkait Laut China Selatan. Yakni, menolak klaim China dengan mengatakan hal tersebut jelas tidak memiliki dasar hukum internasional.

Melansir The Jakarta Post, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengirim surat protes seperti itu, meskipun Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) di Laut Natuna Utara terletak berdekatan dengan perairan yang sangat disengketakan.

Presiden Joko Widodo meninjau kawasan perairan Natuna dari atas KRI Imam Bonjol, Kamis (23/6/2016)


Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Berangkat ke Natuna, Presiden Jokowi Temui Ratusan Nelayan, https://jabar.tribunnews.com/2020/01/08/berangkat-ke-natuna-presiden-jokowi-temui-ratusan-nelayan?page=all.

Editor: Theofilus Richard
Presiden Joko Widodo meninjau kawasan perairan Natuna dari atas KRI Imam Bonjol, Kamis (23/6/2016) Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Berangkat ke Natuna, Presiden Jokowi Temui Ratusan Nelayan, https://jabar.tribunnews.com/2020/01/08/berangkat-ke-natuna-presiden-jokowi-temui-ratusan-nelayan?page=all. Editor: Theofilus Richard (PRESIDENTIAL PALACE/Agus Suparto)

Dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa (26/5/2020), Indonesia menunjukkan "batas sembilan garis" yang dikeluarkan oleh Beijing tidak memiliki dasar hukum internasional dan bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982).

Indonesia juga menandaskan bahwa peta nine dash line, yang dirambah di zona ekonomi beberapa negara Asia Tenggara, adalah fiktif dan tidak memberikan kedaulatan China atas wilayah tersebut.

Baca Juga: Gawat! Konflik Tiongkok vs Kapal Induk AS Berpotensi Geser ke Laut Natuna, TNI AL Siagakan 4 Kapal Tempur Sekaligus: Militer Asing yang Sedang Memanas Berpotensi Geser ke Selatan

Sementara itu, Beijing juga merespon Indonesia dengan mengirim surat diplomatik yang menunjukkan bahwa tidak ada sengketa wilayah antara China dan Indonesia di Laut China Selatan.

Mengutip Channel News Asia (CNA), catatan yang dikirim pada 2 Juni juga menuliskan:

“Namun, China dan Indonesia memiliki klaim yang tumpang tindih tentang hak dan kepentingan maritim di beberapa bagian Laut China Selatan.

"Tiongkok bersedia menyelesaikan klaim yang tumpang tindih melalui negosiasi dan konsultasi dengan Indonesia, dan bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan."

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved