Kerugian Akibat ASF di TTS mencapai 9 Miliar Lebih, 3.030 Ekor Babi Mati

Jika per ekornya dihargai 3 juta maka kerugian akibat serangan virus ASF mencapai 9 Miliar lebih.

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/DION KOTA
Kadis Peternakan Kabupaten TTS, Benyamin Billy 

Kerugian Akibat ASF di TTS mencapai 9 Miliar Lebih, 3.030 Ekor Babi Mati

POS-KUPANG.COM | SOE -- Serang virus ASF yang melanda Kabupaten TTS sejak Februari lalu, tercatat telah membunuh 3.030 ekor babi di Kabupaten TTS. Jika per ekornya dihargai 3 juta maka kerugian akibat serangan virus ASF mencapai 9 Miliar lebih.

Kadis Peternakan Kabupaten TTS, drh. Benyamin Billy yang ditemui POS-KUPANG. COM, Jumat (19/6/2020) di ruang kerjanya mengatakan, hingga saat ini laporan babi yang mati akibat serangan ASF ke Dinas Peternakan mencapai 3.030 ekor. Jumlah kasus tersebut diluar kasus kematian babi yang tidak dilaporkan ke dinas.

"Kalau yang tercatat di dinas ada 3.030 ekor yang mati, tapi saya yakin kalau jumlah rill-nya di lapangan lebih dari angka itu. Masih banyak kasus kematian babi yang tidak dilaporkan masyarakat ke dinas," ungkap Benyamin.

Ketika ditanyakan apakah saat ini angka kasus kematian babi akibat ASF masih tinggi Benyamin mengaku, angkanya turun drastis. Jika sebelumnya dalam sehari kasus kematian babi bisa mencapai ratusan ekor, saat ini turun menjadi satu atau dua ekor sehari.

Ia menyebut penurunan angka kematian babi akibat ASF memiliki hubungan yang erat dengan pembatasan sosial sebagai dampak adanya virus Corona. Mobilisasi manusia dan ternak yang dibatasi, tidak hanya mencegah penyebaran virus Corona tetapi juga mencegah penyebaran virus ASF.

"Virus Corona dengan virus ASF hampir sama. Mereka menular lewat kontak langsung maupun lewat perantara manusia maupun barang. Pembatasan sosial menjadi salah satu faktor yang menekan angka kasus kematian babi akibat serangan," jelasnya.

Ketika ditanyakan langka antisipasi untuk mencegah kembali meledaknya kasus kematian babi akibat ASF Benyamin mengatakan, para peternak harus menjaga kebersihan kandang, sanitasi dan pakan ternak. Mobilisasi ternak antar Kabupaten harus dikontrol untuk mencegah masuknya babi terinfeksi virus ASF ke kabupaten TTS.

"Hingga saat ini vaksin virus ASF belum ditemukan. Oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran virus ASF para peternak harus menjaga kebersihan kandang, sanitasi dan juga pakan ternak," himbaunya.

Diberitakan sebelumnya, Kasus kematian ternak babi akibat serangan African Swine Fever ( ASF) di Kabupaten TTS telah mencapai angka 1.400 ekor. Jika dinominalkan, dimana 1 ekor ternak babi dihargai Rp.3.000.000 maka total kerugian mencapai angka 4,2 Miliar.

Angka ini terbilang sangat fantastis untuk daerah dengan angka kemiskinan yang masih tinggi seperti Kabupaten TTS.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten TTS, Benyamin Billy mengatakan, pihak hingga kini terus mendata kasus kematian babi di Kabupaten TTS. Diakuinya, banyak kasus kematian babi yang enggan dilaporkan masyarakat sehingga tidak terdata oleh petugas  dinas peternakan.

Rujab Camat Kuatnana Mubazir, Pansus Titip Salam Untuk Camat

"Angka 1.400 itu yang dilaporkan kepada kita. Namun ada juga kasus kematian babi yang tidak dilaporkan kepada kita sehingga tidak terdata. Kalau mau jujur, angka kasus kematian babi di TTS pasti lebih dari 1.400," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/3/2020) pagi. (Laporan Reporter Pos-Kupang. Com, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved