2 Pelajar di Mabar Terseret Ombak Saat Berenang, 1 Ditemukan Meninggal
Sebanyak 2 orang pelajar di Manggarai Barat (Mabar) terbawa arus ombak saat berenang di sekitar perairan Waetioong Desa Benteng Dewa
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
2 Pelajar di Mabar Terseret Ombak Saat Berenang, 1 Ditemukan Meninggal
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -- Sebanyak 2 orang pelajar di Manggarai Barat (Mabar) terbawa arus ombak saat berenang di sekitar perairan Waetioong Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor Selatan.
Kedua korban yang diketahui bernama Muhlis dan Mifas memilih untuk berenang di pinggir pantai pada Minggu (24/5/2020) sekitar pukul 11.00 Wita
Salah satu korban yakni Muhlis berhasil diselamatkan warga bernama Mochtar, yang saat itu kebetulan melintas di tempat kejadian.
Sedangkan rekannya Mifas ditemukan sudah meninggal dunia tidak jauh dari lokasi kejadian pada Senin (25/5/2020) sekitar 18.00 Wita.
Demikian disampaikan Kepala Desa Benteng Dewa, Fidelis Gius saat dihubungi POS-KUPANG.COM per telepon pada Minggu malam.
"Iya, ada dua anak (korban) kurang lebih 15 tahun, mereka mandi di laut, di pantai Waetioong dan kemarin kebetulan cuaca kurang bersahabat, begitu mereka mandi, gelombang besar tarik bawa ke laut," katanya.
Menurut penuturan para saksi, lanjut Fidelis, usai menyelamatkan korban Muhlis, warga selanjutnya berusaha menyelamatkan korban Mifas.
Namun, korban Nifas saat itu terseret ombak dan tidak ditemukan warga.
Dijelaskannya, warga yang kaget setelah mendengar kejadian tersebut langsung melakukan pencarian.
Pencarian dilakukan lebih dari 1 hari dan korban ditemukan meninggal dunia sekitar 50 meter dari tempat kejadian.
"Bahkan kemarin pihak kepolisian dan TNI turut mencari. Tadi juga dari Basarnas turun cari, tapi tidak dapat. Lalu sekitar jam 6 sore tadi, korban ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian sekitar 50 meter," jelasnya.
Setelah ditemukan, korban selanjutnya dibawa ke rumahnya orang tuanya.
Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah, sehingga tidak ingin memproses kejadian itu.
"Tadi pagi keluarga korban menyampaikan kepada pemerintah desa, jika korban ditemukan meninggal, maka keluarga tidak akan melakukan proses, karena ini dinilai kecelakaan murni. Ini musibah," katanya.