Kementan Gelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah bagi Widayiswara Melalui Zoom Cloud Meetings

Penulisan karya tulis ilmiah diyakini dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme WI sekaligus memperbaiki kualitas pelatihan/pembelajaran

Editor: Agustinus Sape
zoom-inlihat foto Kementan Gelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah bagi Widayiswara Melalui Zoom Cloud Meetings
Foto BPPSDMP
Penulisan karya tulis ilmiah dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme Widyaiswara sekaligus memperbaiki kualitas pelatihan/pembelajaran yang disampaikannya.

Kementan Gelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah bagi Widayiswara Melalui Zoom Cloud Meetings

POS-KUPANG.COM - Salah satu bentuk dari pengembangan profesi Widyaiswara adalah pengembangan kemampuan WI untuk membuat karya tulis ilmiah. Penulisan karya tulis ilmiah semacam ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme WI sekaligus memperbaiki kualitas pelatihan/pembelajaran yang disampaikannya.

Terkait hal tersebut, pada Jumat (24/4) Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan Jurnal Nasional atau Internasional Bagi Widyaiswara Lingkup BPPSDMP melalui Zoom Cloude Meetings.

Bimtek penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara Pertanian melalui Video Conference, menjadi bukti bahwa kegiatan di BPPSDMP tidak terhenti dan Widyaiswara sebagai pilar utama di Balai Pelatihan agar selalu meningkatkan kompetensinya untuk menjalankan TUSI lembaganya dan sebagai corong informasi terbarukan kepada masyarakat.

Kapuslatan Ir.Bustanul Arifin Caya M.DM dalam membuka kegiatan tersebut mengatakan, “WI merupakan pilar utama dalam sistem pelatihan. Menyadari akan peran strategis WI bagi pelatihan/pendidikan, pemerintah telah menerbitkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pengembangan profesionalisme profesi WI.

Salah satu bentuk dari pengembangan profesi WI adalah pengembangan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah dan Jurnal Nasional atau Internasional”.

Melalui penulisan karya tulis ilmiah semacam ini, diyakini dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme WI sekaligus memperbaiki kualitas pelatihan/ pembelajaran yang disampaikannya di tiap pelatihan.

Lanjut Bustanul, “Kompetensi WI tidak hanya menyusun, tetapi juga dipublikasikan dalam jurnal nasional atau internasional”

Pentingnya penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi pengembangan profesi Widyaiswara tercantum dalam Pasal 8 Peraturan Menteri PAN dan RB No.22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya yang memuat kewajiban Widyaiswara dalam sub unsur pengembangan profesi yang salah satunya adalah pembuatan KTI.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah menurut narasumber pertama Dr. R.N.Afsdy Saksono M. Sc, Kepala Laboratorium Administrasi Sekolah TinggiI lmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (LAN), “Widyaiswara harus menjunjung tinggi etika, integritas dan menghindari plagiarism, baik itu kebohongan data, kutipan palsu serta tidak kalah penting adalah bagaimana Karya Tulis Ilmiah harus memiliki nilai novelty/kebaharuan untuk menjawab suatu masalah dan memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.

Lanjut Saksono, “Ini artinya untuk mengetahui kebaharuan Karya Tulis Ilmiah, kita perlu melakukan penelusuran literatur hasil penelitian atau publikasi sebelumnya dari topik yang akan kita angkat dalam penelitian." 

Dilanjutkan pada tahapan selanjutnya adalah merumuskan model isi substansi, kerangka struktur penulisan, serta pemilihan reviewer dan publisher sehingga kita tidak terjebak dalam jurnal predator.

Bimbingan teknis ini sangat bermanfaat bagi Widyaiswara dan digunakan untuk memberikan masukan kepada Tim Penilai Angka Kredit mengenai hubungan klasifikasi jurnal dengan penentuan angka kredit yang diperoleh, dan bagaimana potensi/peluang review jurnal untuk dapat dipublikasikan.

Narasumber menekankan kepada seluruh peserta bimtek bahwa seorang penulis harus memiliki kepekaan melihat fakta dan fenomena di lapangan, apakah fenomena tersebut layak diangkat menjadi masalah penelitian atau tidak dengan memperhatikan aspek hubungan dependent variable dan indepent variable dan tentunya dimasukkan dalam logical framing untuk menarasikan data hasil penelitian. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved