Mata Najwa
SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming Trans7 Mata Najwa, Presiden Jokowi Akui Putusan Sulit
Saat ini sedang berlangsung Siaran Langsung Trans 7 Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab, akan melakukan wawancara ekslusif dengan Presiden Joko Widod
SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming Trans7 Mata Najwa, Najwa Shihab Wawancarai Presdien Jokowi
POS-KUPANG.COM - Saat ini sedang berlangsung Siaran Langsung Trans 7 Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab, akan melakukan wawancara ekslusif dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
Presiden Jokowi mengakui bahwa akui ambil sejumlah keputusan sulit. Ia pun meminta warga untuk tidak panik.
Link Live Streaming Trans7 Mata Najwa, Jokowi Diuji Pandemi dapat diakses mulai pukul 20.00 wib dan Sesaat Lagi Sedang Berlangsung.
Sesaat Lagi Link Live Streaming Mata Najwa malam ini dapat diakses via Live Streaming Trans 7 di website Trans7, seperti yang Banjarmasinpost.co.id kutip dari instagram Matanajwa pada Rabu (22/4/2020) mulai pukul 20.00 Wib.akan Sedang Berlangsung.
Live Streaming Trans7 Mata Najwa : Jokowi Diuji Pandemi bakal berisi jawaban atas berbagai macam kritik dilayangkan kepada pemerintah terkait penanganan COVID-19 di Indonesia.
Mulai dari efektivitas kebijakan PSBB, simpang siur data kasus, ketersediaan APD bagi tenaga kesehatan, sampai jaminan perlindungan ekonomi bagi masyarakat yang terdampak.
Hingga mana yang jadi prioritas Presiden Jokowi, aspek ekonomi atau kesehatan masyarakat menangani COVID-19 di Indonesia.
Najwa Shihab juga menanyakan penilaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kerja Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
LINK Live Streaming Mata Najwa :
Berikut Link live streaming Trans 7 Mata Najwa dengan tema 'Jokowi Diuji Pandemi' yang berlangsung mulai pukul 20.00 Wib :
PRESIDEN JOKOWI LARANG WARGA MUDIK
Presiden Joko Widodo akhirnya melarang seluruh warga mudik ke kampung halaman.
Warga yang dilarang mudik ialah mereka yang berasal dari daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta daerah zona merah Covid-19 lainnya.
Larangan tersebut berlaku mulai 24 April. Adapun sanksi akan diberlakukan pada 7 Mei bagi mereka yang bersikeras untuk mudik.
Mulanya Jokowi hanya melarang para ASN, pegawai BUMN, dan personel TNI-Polri untuk mudik Lebaran.
Suasana kepadatan di jalur Pantura Palimanan, saat kendaraan pemudik melintas di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (9/6/2019). H+4 Lebaran yang jatuh pada Minggu (9/6) merupakan puncak arus balik jalur Pantura yang didominasi kendaraan sepeda motor. (ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA)
Pemerintah lantas mengiming-imingi perantau yang tak mudik dengan bantuan sosial (Bansos) berupa sembako dan bantuan langsung tunai.
Rupanya tak semua masyarakat menggubris iming-iming pemerintah berupa Bansos dan bantuan langsung tunai tersebut.
Arus balik mudik penumpang kapal laut lewat Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (banjarmasinpost.co.id/ahmad rizky abdul gani)
Jokowi beralasan masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik.
Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik.
Hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa sebab para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia.
"Artinya masih ada angka yang sangat besar yaitu 24 persen tadi," ujar Jokowi yang dikutip dari Kompas.com.
"Dan pada rapat hari ini saya ingin menyampaikan bahwa mudik semuanya akan kita larang. Oleh sebab itu saya minta persiapan-persiapan yang berkaitan dengan ini disiapkan," lanjut dia.
Adapun sebanyak 68 persen masyarakat memutuskan tidak mudik dan 7-8 persen sudah mudik ke kampung halaman.
* Jokowi Baru Umumkan 2 Oranng Indonesia Positif Corona di Awal Maret, Pakar Sebut Ada Sejak Januari
Teka teki mengenai pasien infeksi virus corona Indonesia ramai-ramai dipertanyakan oleh para ahli dan sejumlah kepala negara mengenai jumlah Covid-19 di Indonesia pada Januari dan Februari
Saat itu ketika semua negara di Asia Tenggara dan Asia termasuk Australia sudah ada pasien corona, namun pemerintah Indonesia belum mengumumkan jumlah pasien sehingga dianggap masih nol kasus
Hal itu menyebabkan banyak pertanyaan mengenai kemampuan Indonesia dalam menidagnosa dan menangangi pasien virus corona
Baru pada awal Maret, Jokowi mengumumkan 2 orang Indonesia di Depok yang positif corona
Sejumlah menyebutkan, kemungkinan virus corona sudah ada di Indonesia sejak Januari dan hal tersebut sudah diketahui oleh pemerintah, namun belum mengumumkan secara luas
Data pemerintah memperlihatkan bahwa penambahan kasus Covid-19 sejak kemarin hingga hari ini berasal dari 13 provinsi.
DKI Jakarta mencatat penambahan tertinggi dengan 79 kasus baru. Hal ini menjadikan total ada 3.097 kasus Covid-19 di wilayah Ibu Kota.
Ilustrasi warga kota yang mengenakan masker untuk cegah penularan infeksi virus. (Shutterstock)
Sementara itu, Banten juga mencatat penambahan tinggi dengan 29 kasus baru, disusul Jawa Barat dengan 25 kasus baru.
Sejumlah kasus baru juga tercatat di 3 provinsi di Kalimantan, yaitu Kalteng (14 kasus baru), Kaltara (5 kasus baru), dan Kaltim (4 kasus baru).
Baca Juga: Diktator Negara Paling Tertutup di Dunia Ini Ngotot Tak Ada Kasus Covid-19, Tapi Laporan yang Bocor Justru Berkata Sebaliknya: Sudah Ada Kasus Sejak Awal Maret
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyampaikan bahwa masih ada penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Berdasarkan data yang masuk hingga Senin (20/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 185 kasus Covid-19.
Penambahan dalam 24 jam terakhir itu menyebabkan total ada 6.760 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret 2020.
Hal ini diungkapkan Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, pada Senin sore.
"Kasus positif yang kita dapatkan pada hari ini 185 orang, sehingga totalnya 6.760 orang," ujar Achmad Yurianto.
Pemerintah pusat sudah mulai mendistribusikan paket sembako ke warga terdampak Covid-19 di wilayah DKI Jakarta mulai Senin (20/4/2020) hari ini. Dimulainya distribusi sembako ini ditandai secara simbolis dengan pengantaran paket sembako dari depan gerbang Istana Merdeka, Senin pagi
Ada sebanyak 200 driver ojek online (ojol), supir taksi, supir angkot dan pengemudi bajaj di DKI Jakarta menjalani rapid tes virus corona. ((Kompas.com))
Dalam periode yang sama, Yuri juga mencatat ada penambahan 61 pasien yang telah dinyatakan negatif virus
corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan. Dengan demikian, total pasien sembuh ada 747 orang.
Namun, Yuri menyatakan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Ada penambahan 8 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona.
"Sehingga jumlahnya menjadi 590 orang," ujar Yuri.
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi penularan virus corona ( Covid-19) sudah terjadi di Indonesia sejak Januari hingga Februari 2020.
Oleh karena itu, ia menyangsikan kasus pasien 1 dan 2 terjangkit Covid-19 karena tertular dari warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia.
Pasien 1 dan 2 diduga positif Covid-19 setelah melakukan kontak fisik dengan warga negara Jepang tersebut.
"Makanya kasus yang ditemukan pada bulan Maret itu, orang masih nyangkal, oh itu orang Jepang yang bawa. Salah, orang Jepang itu tertular di Jakarta," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
"Ketika dia pulang demam, sakit diperiksa sudah covid. Bukan dua orang pertama yang dilaporkan itu tertular dari orang Jepang, keliru," sambungnya.
Menurut Pandu, sejak Januari-Februari lalu sudah terdapat banyak laporan pasien bergejala Covid-19.
Namun, kala itu pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan belum siap dalam mendeteksi Covid-19, sehingga hasil yang dikeluarkan selalu negatif. "
Tapi hasil tesnya masih negatif karena waktu itu pada awal-awal bulan itu, tes yang di Badan Litbangkes belum siap. Jadi hasilnya negatif terus," ungkapnya.
Baca Juga: Sehabis Jokowi Bawa Angin Segar Tentang Perkembangan Covid-19, Kini Ikatan Dokter Indonesia Bilang Virus Corona Bisa Kalah dalam Tubuh: Begini Rahasianya...
Pandu mengatakan, penularan lokal yang tidak terdeteksi itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 melonjak, baik dengan gejala ataupun tanpa gejala.
"Jadi virus itu udah lama beredar di Indonesia, cuma kita kan terlena sekali menganggap enggak ada, Indonesia bebas virus. Itu yang membuat menjadi kondisinya seperti sekarang," ujar Pandu.
Pandu kemudian menjelaskan mengapa penularan lokal terjadi sejak awal tahun. Penularan lokal terjadi karena Indonesia masih membuka penerbangan ke lokasi yang terdampak Covid-19, yakni Wuhan, China.
Sebelum akhirnya China menerapkan kebijakan lockdown. "Artinya di antara penumpang yang bolak balik Wuhan-Jakarta itu dan lima kota lainnya di Indonesia, di Makassar, di Batam, sudah ada yang membawa virus," ucap Pandu.
“Dari data laporan pelayanan kesehatan masyarakat, itu sudah terjadi kenaikan orang dengan gejala kasus COVID-19 seperti demam, batuk, dan sesak napas. Data kasusnya melonjak sekali (sejak Januari), dan kemudian baru Maret ada laporan yang 3 orang positif COVID-19,” jelas Pandu, pada 6 Maret lalu.
Pernyataannya itu mengacu pada hasil analisis data surveillance milik Dinas Kesehatan DKI dan Kementerian Kesehatan, sehingga tidak ada alasan bahwa spekulasi ini tak sampai ke pemerintah.
"Jadi bukan data dari saya. Data itu sudah melaporkan, sudah menemukan kasus-kasus. Mereka sudah tahu kok, mereka sudah tahu," ujar Pandu, ketika dikonfirmasi kumparanSAINS pada Senin (20/4).
"Tapi kasus-kasus gejala COVID-19 itu kalau dites, waktu itu masih negatif, seharusnya mereka yang bertanya kok masih negatif? Jelas sekali kok gejalanya. Apakah labnya kurang bagus, mereka kan menyangkal terus. Mereka sudah tahu tapi mereka menyangkal. Saya bukan menemukan, saya hanya menganalisis data yang dimiliki oleh Kemenkes," lanjutnya.
Adapun Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia pada Senin (2/3/2020) lalu.
Ilustrasi - (Pixabay)
Ada dua warga Depok, Jawa Barat, yang dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pasien 1 berumur 31 tahun dan pasien 2 berumur 64 tahun.
Pasien 1 diketahui sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia. (Kumparan Sains/Kompas.com)
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul: Baru Diumumkan Jokowi Awal Maret, Pakar UI Bilang Virus Corona Masuk Indonesia Sejak Januari: Pemerintah Sudah Tahu, Kok!
(Banjarmasinpost.co.id/Amirul Yusuf)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul SESAAT LAGI! Live Streaming Trans7 Mata Najwa, Jokowi Diuji Pandemi Virus Corona,
Penulis: Amirul Yusuf
Editor: Rendy Nicko