Duka Perawat Saat Dianggap Pahlawan Lawan Corona, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas
Ia menyebut, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kini dirawat karena tertular Covid-19 saat menangani pasien, bahkan akhirnya meninggal dunia.
Duka Perawat Saat Dianggap Pahlawan Lawan Corona, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas
POS KUPANG.COM -- Tim medis baik dokter maupun perawat serta unsur kesehatan lainnya kerap disanjung-sanjung lantaran bekerja keras untuk menyembuhkan pasine infeksi virus corona atau Covid-19
Namun di sisi lain, kehidupan sebagai tim medis terutama perawat juga dijauhi bahkan diusir lantaran dianggap membawa virus corona di tubuh mereka
Seperti halnya yang dialami Nurdiansyah, seorang perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso yang mengaku sangat sedih dengan banyaknya tenaga medis yang terinfeksi virus corona.
Ia menyebut, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kini dirawat karena tertular Covid-19 saat menangani pasien, bahkan akhirnya meninggal dunia.
• Segera Berkahir Pendemi Virus Corona, Obat Sudah Ditemukan, Uji Coba ke Monyet Sukses
• Wulan Guritno Mengaku Disantet Hingga Tidur di Lantai 4 Bulan, Paranormal Sebut Pelakunya Perempuan
"Memang di bulan-bulan ini kita penuh dengan duka. Angka teman-teman perawat yang positif (Covid-19) sudah makin banyak, terus angka yang meninggal juga banyak," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020).
Nurdiansyah mengungkapkan, selama hampir dua bulan merawat pasien Covid-19, banyak duka yang ia dan rekan-rekan perawat rasakan.
Banyak pula perawat yang mendapat stigma dari masyarakat karena merawat pasien corona. Bahkan, beberapa teman Nurdiansyah diusir dari rumah kontrakan karena dikhawatirkan membawa virus.
"Ada teman-teman saya yang anaknya diasingkan dengan anak tetangganya. Jadinya kalau anaknya main ke tetangga, diambil anaknya itu oleh orang tuanya," tutur Nurdiansyah.
Ia menyayangkan kondisi yang dialami oleh para perawat. Sebab, perawat dan tenaga kesehatan lainnya menjadi garda terakhir yang berperan menyelamatkan pasien positif Covid-19
Nurdiansyah pun berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerjasama melawan pandemi ini.
"Harapannya kita kepada pemerintah, kepada masyarakat, mari sama-sama kita lakukan pencegahan karena satu-satunya untuk melawan Covid-19 ini adalah pencegahan," kata Nurdiansyah.
Dalam kesempatan yang sama, Nurdiansyah menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19 selama hampir dua bulan ini.
Ketika menangani pasien, Nurdiansyah selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, baju khusus perawat, dan masker N95.
Setiap hari, ia memantau perkembangan pasien melalui monitor yang ada di setiap kamar.
Di kamar pasien, banyak pekerjaan yang harus dilakukan Nurdiansyah, mulai dari mengganti baju pasien, mengganti infus, menyiapkan obat, hingga makanan.
Perawatan satu orang pasien, kata dia, bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam.
Sebab, banyak pasien yang tidak mau ditinggal sendirian. "Ada pasien yang dia masih tidak berani kalau kita keluar (dari kamar)," ujar Nurdiansyah.
Tidak hanya itu, Nurdiansyah dan perawat lain selalu menyarankan pasien untuk menonton hal-hal positif yang ditayangkan di televisi.
Sebagai perawat, Nurdiansyah juga betugas untuk menguatkan mental pasien agar imunitas menjadi kuat. "Kadang pasien pegang tangan kita. Ketika dia sesak, kita berikan penguatan, kita ajarkan teknik napas dalam agar dia rileks," lanjut dia.
Untuk Tingkatkan Imunitas, Jangan Panik dan Tetap Bergembira
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto meminta masyarakat menjaga perasaan untuk tetap bergembira selama wabah Covid-19. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan imunitas diri selama pandemi.
"Makan yang berizi, sabar dan tenang, istirahat yang cukup dan teratur. Tidak panik dan jaga perasaan kita, tetap bergembira," kata Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020).
Tidak hanya itu, masyarakat diingatkan untuk terus berjaga jarak dalam berkomunikasi. Publik pun kembali diingatkan untuk tetap berada di rumah. Namun demikian, jika terpaksa harus keluar rumah, wajib bagi siapa pun untuk mengenakan masker.
"Mari kita sebar luaskan dengan melaksanakan penggunaan masker. Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku," ujar Yuri.
Yuri juga mengingatkan semua pihak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir minimal dua puluh detik. Ia meminta supaya tak ada yang menyentuh mata, hidung atau mulut, sebelum mencuci tangan.
"Gotong royong dan bersatu melawan Covid-19 dari pusat sampai ke desa, sampai ke RT, RW, sampai keluarga.
Tetap di rumah, produktif di rumah," ucap Yuri. Penambahan kasus positif Covid-19 terus terjadi di Indonesia. Berdasarkan data pemerintah, hingga Minggu (19/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdata 327 kasus baru.
Dengan penambahan kasus ini, total kasus Covid-19 di Tanah Air menjadi 6.575 pasien hingga Minggu.
"Hari ini bertambah kasus konfirmasi positif 327 orang sehingga total menjadi 6.574 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Minggu sore
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Perawat Pasien Covid-19, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/19/12252611/duka-perawat-pasien-covid-19-diusir-dari-kontrakan-hingga-gugur-dalam-tugas?page=all#page3.
Dan judul "Pemerintah: Untuk Tingkatkan Imunitas, Jangan Panik dan Tetap Bergembira", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/19/16415061/pemerintah-untuk-tingkatkan-imunitas-jangan-panik-dan-tetap-bergembira?page=all#page3.