Virus Corona

Susi Pudjiastuti Bagikan Resep Makanan Cegah Virus Corona, Eks Menteri Kelautan: Saya Tenggelamkan

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susu Pudjiastuti membagikan tips agar tehindari dari Virus Corona.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/ FARID ASSIFA
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti minum kopi usai menenggelamkan kapal asing pencuri ikan di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (7/10/2019). 

Susi Pudjiastuti Bagikan Resep Makanan Cegah Virus Corona, Eks Menteri Kelautan: Saya Tenggelamkan

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susu Pudjiastuti membagikan tips agar tehindari dari Virus Corona.

Satu di antara tips itu adalah dengan mengonsumsi makan makanan yang sehat, ikan.

"Ayo makan ikan, agar badan kita tetap sehat dan terjaga dari virus corona. Ingat, kalau tidak makan ikan???.." tulis Susi Pudjiastuti di akun Twitter miliknya.

Ia juga mengunggah sebuah video sedang menyantap makanan, nasi dan ikan di meja makan.

"Hmm, Ikan Belanak. Atau bahasa Inggrisny aikan Mullet. Yang tadi kita dapat dari nelayan yang menjala di pinggir pantai. Luar biasa," kata Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti mengatakan Ikan Mullet lebih enak dari Bandeng karena durinya yang lebih sedikit.

"Lebih enak dari bandeng karena durinya tidak sebanyak bandeng. Dan ikannya segar banget. Kita baru bakar dua, digoreng dua. Sama sambal bawang putih dan cabe," ujarnya.

"Makan ikan sehat. Tidak makan ikan, saya tenggelamkan," uajrnya.

Tidak ayal komentarpun membanjiri Twitter Susi Pudjiastuti.

@LuqmanRomadlon: ditraktir makan ikan di IBC hehehehehe:)

@Beggars123: Ingat bu, teman saya yg alergi ikan aja saya tenggelamkan.

@CetakBalikpapan: Tetap semangat bu, sehat selalu

@PelajarSMKYuuei:  Udah laper makin laperWajah kecewa namun lega

@Hit_DX: Wajah menyeringai dengan mata tersenyumJempolan tenggelamkan!!!!Wajah dengan tangan di mulutWajah dengan tangan di mulutWajah dengan tangan di mulut

@MeilanesiaPR: Boleh ngk bu makan ikan bareng sama yg baju hitam ?

@Duniadiary: Menunggu ada yang komen: Itu senyum cucunya Bu Susi manis banget sih gemes....

@HeroeWhiteMachy: Waah sedapnya Bu .. sehat selalu ya Bu susi

Susi Pudjiastuti dan PKS Beri Kritikan Tajam ke Pemerintah Soal Natuna

* Kritik Tajamm Soal Natuna 

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memberikan kritikan tajam pada pemerintah soal Natuna.

Susi Pudjiastuti tak setuju wacana pemerintah yang akan mengirimkan banyak nelayan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa ke Perairan Natuna.

"Saya tidak setuju kalau mau aman diisi nelayan banyak-banyak," ujar Susi dalam diskusi yang sama. 

Menurut Susi, hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah menjaga konsistensi dalam mengamankan perairan Natuna.

Pemerintah, kata Susi, juga harus melakukan penegakkan hukum apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan kapal asing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Sebab, apabila pemerintah sekadar mengusir kapal asing keluar dari area bedaulat Indonesia, dikhawatirkan kapal tersebut akan kembali lagi.

"Patroli harus menegakkan hukum. Kalau diusir saja, ya sia-sia karena mereka akan balik lagi," kata Susi.

Di sisi lain, Susi berharap para politisi Indonesia juga bisa lebih peduli dalam mengatasi permasalahan di Natuna.

Kepedulian itu dapat dilakukan dengan memecahkan pokok permasalahan perekonomian para nelayan.

"Saya berharap politisi bisa lebih punya kepedulian, punya keinginan untuk memikirkan sustainability dari ekonomi kita. Karena karakter perikanan renewable resources. Kalau diatur dengan benar, result-nya more productivity dan akan renewable terus," ucap Susi.

* Boleh jalan, asal tidak sambil colong ikan

Ia menyebut, kapal asing memiliki hak untuk melewati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna asal tidak sambil mencuri ikan.

"Kapal asing masuk, lewati wilayah Natuna Utara, kita tidak boleh melarang. Di atas teroritorial adalah hak setiap kapal untuk melewati, tapi tidak untuk lewat sambil nyolong ikan," ujar Susi.

Susi menilai, Perairan Natuna tidak saja sangat penting bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia karena posisi geografis Natuna menjadi jalur internasional yang harus dilewati.

Namun demikian, kapal-kapal asing itu tidak boleh melewati Natuna sambil mencuri ikan, termasuk melakukan riset bagi negara tertentu.

"Tapi, lewat sambil nyuri ikan, ya tegakkan hukum atas mereka. Itu dalam pandangan saya, mestinya tidak sampai menimbulkan keributan atau kehebohan," ucap Susi.

"Natuna tidak ada wilayah high seas. Tidak ada yurisdiksi high seas. Natuna jadi penting karena juga jadi daerah yang harus dilewati dari Samudera Hindia, Pasifik, semua harus melewati," ucap Susi.

Tak hanya Susi Pudjiastuti, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman juga memberikan kritikannya soal Natuna.

Seperti yang diketahui, polemik soal Natuna belum juga selesai.

Pemerintah Indonesia memastikan, kapal asing sudah angkat kaki dari Natuna Utara, Kabupaten Riau, tepatnya di area Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Polemik Laut Natuna menjadi perbincangan hangat di negeri ini.

Sengketa soal Laut Natuna, Kepulauan Riau, ini membuat hubungan bilateral antara China dan Indonesia memanas.

Hal ini lantaran sejumlah kapal China diketahui melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah perairan Indonesia.

Tak hanya kapal nelayan, kapal milik Coast Guard China bahkan tampak mendampingi kapal-kapal pencari ikan.

Mereka berlayar di atas wilayah perairan Natuna yang masih masuk dalam teritorial Indonesia.

Indonesia pun melayangkan surat protesnya pada Pemerintah China di Beijing.

Presiden Jokowi kunjungi Natuna, Rabu 8 Desember 2020 (TribunNewsmaker.com Kolase/ Biro Pers Sekretariat Presiden/ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Pemerintah sempat kelimpungan lantaran kapal-kapal asing tersebut terbukti mencari ikan di wilayah berdaulat Indonesia.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas edisi 12 Januari, para pencuri ikan ditemukan kali pertama oleh anak buah Kapal Motor Rajawali.

Para anak buah kapal itu ikut merekam puluhan kapal pencuri ikan pada Kamis (26/12/2019).

Kapal pencuri ikan itu berasal dari China hingga Vietnam. Bahkan, kapal asing dari China terbukti dikawal oleh kapal coast guard China.

Sementara itu, praktik ilegal yang dilakukan kapal-kapal asing itu langsung disikapi Pemerintah Indonesia.

Delapan Kapal Republik Indonesia (KRI) diterjunkan hingga empat unit pesawat tempur jenis F-16.

Tiga kapal KRI, yakni KRI Karel Satsuit Tubun (356), KRI Usman Harun (USH) 359, dan KRI Jhon Lie 358 berhasil mengusir kapal ikan asing milik China, Senin (13/1/2020).

Meskipun Perairan Natuna Utara sudah disterilisasi dari kapal asing, langkah pemerintah tetap jadi sorotan sejumlah pihak, mulai dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Presiden Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Sohibul Iman, hingga politikus DPR.

Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai, hanya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang nampak keras dalam menyelesaikan permasalahan kapal asing di Perairan Natuna Utara, Kabupaten Riau ini. 

"Secara diplomatik standar. Kenapa sikap itu seolah menjadi super keras?

Dia menjadi super keras karena (kementerian) yang lain tampak lunak," ujar Sukamta saat menghadiri diskusi "Sengketa Natuna dan Kebijakan Kelautan" di Jantor DPP PKS, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Namun demikian, kata Sukamta, sepintas sikap Kemenlu juga nampak biasa saja. Menurut dia, diplomasi yang dilakukan Kemenlu juga standar.

Namun, Kemenlu berani mengambil sikap. Hal itu terbukti dengan protes yang dilayangkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat China mengklaim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

"Menlu sikapnya dari dulu sampai sekarang begitu, mengamankan kedaulatan dan wilayah berdaulat. Siapa pun yg mengklaim, diprotes," ujar Sukamta.

Di sisi lain, Sukamta menilai perlu ada penataan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan di Natuna.

Penataan itu sebagai salah satu strategi dalam mengamankan zona berdaulat Indonesia.

Pemerintah juga bisa melakukan antisipasi apabila penataan SOP pengamanan ternyata tidak didukung dengan keberadaan kapal coast guard yang cukup, yakni dengan cara meminjam kapal TNI Angkatan Laut (AL) yang dirancang layaknya kapal coast guard.

"Kalau kapal coast guard Indonesia tidak cukup, kenapa tidak pesan saja kapal gede, atau sementara kapal AL didandani kapal coast guard. Jadi ada persoalan bagaimana strategi kita mengamankan laut," kata Sukamta.

* Jangan tafsirkan ajak perang

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman meminta pemerintah tak menafsirkan kritik PKS yang menyebut pemerintah tak tegas sebagai ajakan memilih perang dalam menyelesaikan permasalahan di Natuna Utara.

"Jangan kemudian ditafsirkan tuntutan pemerintah tegas itu mengajak perang. Tidak. Itu penafsiran childish," ujar Sohibul saat menghadiri diskusi yang sama. 

Sohibul menegaskan bahwa PKS tidak menginginkan terjadinya perang. PKS hanya ingin pemerintah saat itu memberikan respons yang proporsional.

Misalnya, menurut Sohibul, dengan melakukan aksi nyata saat kapal asing terbukti melanggar di zona berdaulat Indonesia.

Menurut Sohibul, langkah tegas yang dilakukan pemerintah bisa menjadi jangka panjang.

Dengan demikian, ketika kapal asing kembali memasuki ZEE Indonesia, pemerintah bisa kembali menunjukan sikap tegasnya.

"Kita percaya kita butuh investasi. Kita tidak anti asing, tetapi kalau dibarter dengan sikap tidak proporsional, tentu kita tidak setuju," kata Sohibul.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved