VIDEO: Dicky Senda Provokasi Anak Muda Pulang Kampung Bikin Begini di Desa Taiftob Kabupaten TTS NTT

Dicky Senda Provokasi Anak Muda Pulang Kampung dan Bikin Hal Seperti Ini di Desa Taiftob, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS, Provinsi NTT

poskupang.wiki/novemy leo
Dicky Senda, penggagas Komunitas Lakoat.Kujawas 

Dicky Senda Provokasi Anak Muda Pulang Kampung dan Bikin Hal Seperti Ini di Desa Taiftob, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS, Provinsi NTT

POSKUPANGWIKI.COM - Dicky Senda Provokasi Anak Muda Pulang Kampung dan Bikin Hal Seperti Ini di Desa Taiftob, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS, Provinsi NTT.

Berbincang bersama POSKUPANGWIKI.COM beberapa hari lalu di Kota Kupang, Provinsi NTT, Dicky Senda asal Desa Taiftob, Kecamatan Mollo, Kabupaten TTS, Provinsi NTT, membagi hal yang dilakukannya selama 4 tahun ini. 

Dicky Senda mendirikan Lakoat.Kujawas, Komunitas Kewirausahaan Sosial Anak Muda Desa Taiftob, Kecamatan Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT tanggal 10 Juni 2016.

Dicky Senda menggerakkan warga Desa Taiftob dan anak muda lainnya dari Kapan, Soe dan Kupang untuk melakukan pengembangan dan pemberdayaan diri dengan melakukan berbagai kegiatan positif dibawah naungan Lakoat.Kujawas. 

Apa yang menggerakkan Dicky mendirikan Lakoat.Kujawas, Dicky mengisahkan keberhasilannya kepada POSKUPANGWIKI.COM

Lulus sebagai sarjana pikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta tahun 2010, Dicky Senda bekerja sebagai konselor pendidikan di Jogja dan di Kota Kupang.

Setelah enam tahun kemudian, Dicky memutuskan berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya di Desa Taiftob, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS.

Tiba di desanya, Dicky Senda bergumul dengan kondisi dimana masih banyak warga setempat yang belum meraih ijasah sarjana.

Bahkan Dicky Senda juga prihatin bahwa masih banyak warga desa yang tidak percaya diri.

Penggagasa Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda bersama anggota komunitas
Penggagasa Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda bersama anggota komunitas (poskupang.wiki/novemy leo)

"Saya melihat banyak generasi muda di Molo, sebagai warga Molo, warga Timor, warga NTT, mendapatkan ini tantangan, tantangan bagaimana kita mengalami kekurangan atau krisis terkait identitas dan rasa percaya diri kita sebagai orang NTT, orang Timor, atau kami sebagai orang Molo," kata Dicky Senda.

Karenanya, dengan Komunitas Lakoat.Kujawas ini, Dicky Senda ingin merevitalisasi kembali, menggali kembali pengetahuan, kekayaan, rasa percaya diri terutama sebagai generasi muda. 

"Dan yang juga penting bagi kami adalah melalui komunitas Lakoat.Kujawas ini kami ingin belajar kembali, menyambungkan kembali banyak hal yang terputus dari generasi tua ke generasi muda," kata Dicky Senda.

Saat itu banyak orang yang sangsi dan memandang remeh ide, gagasan 'unik' yang dicetuskannya namun Dicky Senda tetap mewujudkan mimpinya.

Dicky Senda menamakan komunitasnya Lakoat.Kujawas.

Komunitas ini terintegrasi dengan berbagai hal terkait upaya meningkatkan potensi warga Taiftob di Kecamatan Mollo, Kabupaten TTS, Provinsi NTT.

Foto-foto sejarah yang ada di 'rumah' Komunitas Lakoat.Kujawas (poskupang.wiki/novemy leo)
Foto-foto sejarah yang ada di 'rumah' Komunitas Lakoat.Kujawas (poskupang.wiki/novemy leo) (poskupang.wiki/novemy leo)

"Lakoat.Kujawas adalah suatu inisiatif atau gerakan dari warga dan disebut sebagai gerakan warga aktif. Lakoat Kujawas adalah komunitas,  integrasi antara suatu kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga. Kemudian disitu juga ada ruang arsip dan ruang pendokumentasian seni budaya dan sejarah Molo, ada ruang produksi berbagai produk pertanian dan jasa ekowisata," jelas Dicky Senda.

Seiring berjalannya waktu, komunitas ini makin menunjukkan eksistensinya di masyarakat.

Mesti tak didukung dana oleh Pemerintah, LSM atau siapapun, Dicky dan kawan-kawan mendanai kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas Lakoat.Kujawas

Hingga tahun 2020 atau sudah 4 tahun ini, kiprah Komunitas Lakoat-Kujawas sudah banyak.

Komunitas Lakoat.Kujawas memiliki perpustakaan yang memiliki koleksi buku pengetahuan, dan buku lainnya, termasuk koleksi foto-foto budaya dan sejarah Molo.

Lakoat.Kujawas juga membuka kesempatan kepada siapapun untuk belajar tentang kesenian, budaya, sejarah Molo dan Lakoat Kujawas bisa jadi referensi yang baik untuk itu.

Foto-foto sejarah yang ada di 'rumah' Komunitas Lakoat.Kujawas
Foto-foto sejarah yang ada di 'rumah' Komunitas Lakoat.Kujawas (poskupang.wiki/novemy leo)

 “Kami memulai dengan gerakan literasi kewirausahaan sosial barang dan jasa. Untuk literasi, kami mengelola suatu perpustakaan warga yang cukup besar di Desa Taeftof . Dan perpustakaan itu bisa diakses lebih dari 120 anak anak, remaja, orang muda.  Perpustakaan itu juga bisa diakses oleh siapapun karena dia sebagai ruang arsip literasi seni budaya, sejarah Molo,” kata Dicky Senda.

Komunitas Lakoat.Kujawas juga memiliki kewirausahaan produk pertanian yang menghasilkan produk barang dan jasa dengan basisnya adalah pertanian dan tradisi pertanian.

Lakoat.Kujawas punya produk olahan buah buahan menjadi manisan, selai atau diolah menjadi wine dari buah buahan. Ada juga produk kopi jahe lokal, sambal luat, bose dan lain-lain.

Untuk jasa itu, demikian Dicky Senda, mereka menjual paket ekowisata yang berbasis ke pertanian dan pangan untuk menjadi wisata kuliner sekalian pengunjung diajak belajar tentang kesenian, sejarah budaya, ekologi dari konsep orang Molo atau orang Timor.

Pemasaran terhadap produk Lakoat Kujawas, mereka memakai paket platfon media social atau medsos,  facebook, instagram.

“Kami juga punya blok tapi beberapa produk kami bisa dibeli langsung ke komunitas. Kalau jalan jalan ke Fatumnasi dan mutis, jangan lupa mampir ke toko kami di Kapan. Beberapa produk juga kami titip di Kupang di platfom online bernama Papalele, di  instagram atau medsos,” kata Dicky Senda.

anak-anak foto bersama hasil karya mereka di Komunitas Lakoat.Kujawas, Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten TTS, Provinsi NTT
anak-anak foto bersama hasil karya mereka di Komunitas Lakoat.Kujawas, Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten TTS, Provinsi NTT (poskupang.wiki/novemy leo)

Dampak dari program literasi, demikian Dicky Senda, ternyata anak-anak mengakses banyak buku, membaca banyak buku dan muncul potensi lain yakni potensi menulis.

Karenanya menjawab kebutuhan anak-anak itu, demikian Dicky Senda, mereka membuat program To The Light House dan mengajari anak-anak untuk bisa menulis kreatif. Dan sudah ada dua buku yakni buku puisi dan buku cerpen atau cerita yang bebasiskan muatan lokal kebudayaan.

Dalam kelas menulis kretaif to the light house, kami mengajak anak anak kembali menulis dongeng lokal, puisi tentang budaya, mata air, batu, hutan, dengan pesan lingkungan," kata Dicky Senda.

Ditanya apa yang mengugahnya melahirkan komunitas Lakoat.Kujawas? Dicky Senda mengaku alasan pertama yang paling kuat adalah panggilan jiwa.

"Ada panggilan jiwa dan juga ada keresahan dalam benak saya karena melihat begitu banyak potensi tapi juga ada begitu banyak persoala dan sebagai orang muda saya selalu bertanya kepada diri saya sendiri, sebenarnya dengan banyaknya kemampuan yang saya punya, talenta yang saya punya sebenarnya apa sih yang bisa saya kontribusikan untuk orang lain," kata Dicky Senda.

Dan Dicky Senda percaya bahwa potensi yang dimilikinya mesti 'ditularkan kepada orang lain. Dan mesti terus dikembangkan hingga bisa bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk oranglain, keluarga, daerah, bangsa dan Negara.

"Saya percaya apa yang datang ke saya itu sebenarnya juga untuk orang lain. Dan saya hanya sebagai saluran saja. Hal itulah yang kemudian mendorong saya untuk melakukannya," kata Dicky Senda.

Menurut Dicky Senda, hingga kini pun dia masih terus bertanya apa yang bisa dia lakukan dengan Lakoat.Kujawas.

"Apa yang masih kurang, siapa yang bisa saya ajak untuk bersama, apakah visi misi itu sudah terwujud atau masih kurang, siapa lagi yang harus saya ajak untuk terlibat dan perubahan gerakan apa yang bisa kita lakukan untuk kebaikan NTT, Timor, minimal mulai dari kampung kami di Molo," kata Dicky Senda.

Anak-anak kelas menulis kreatif di Komunitas Lakoat.Kujawas (dok lakoat.kujawas)
Anak-anak kelas menulis kreatif di Komunitas Lakoat.Kujawas (dok lakoat.kujawas) (dok lakoat.kujawas)

Menjawab POSKUPANGWIKI.COM, Dicky Senda mengatakan, Lakoat.Kujawas tak pernah mendapat bantuan dana dari pemerintah atau LSM atau siapapun.

Lakoat.Kujawas melakukan berbagai kegiatan menggunakan uang sendiri, swadaya.

"Kami terus positif thingking, berupaya untuk membangun advokasi dengan Pemerintah terutama desa dengan sasaran penggunaan . Tapi sampai tahun keempat ini komunitas ini terus membangun komunikasi yang baik dengan Pemerintah," kata Dicky Senda.

Dicky Senda memastikan, pihaknya selalu optimis untuk terus berutmbuh dengan partisipasi warga orang muda dank ke perempuan. Bahkan Lakoat.Kujawas membentuk forum kelompok disabilitas di Desa Taiftob. 

"Kami sangat membutuhkan tempat untuk berkumpul sehingga bisa menjadi pusat kesenian, budaya dan siapapun bisa datang berkumpul dan berlajar, bisa juga menjadi tempat yang nyaman buat anak belajar, buat para penenun untuk menenun dan memasarakan hasil karyanya," kata Dicky Senda.

Awal modal Lakoat.Kujawas dari anggota komunitas. Dan sebagai bentuk kewirausahaan sosial, sebagai social enterprisse, Lakoat.Kujawas  untuk mandiri  sebab komunitas ini tidak didukung oleh siapapun baik pemerintah atau lsm.

Penggagas atau Pendiri Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda bersama wartawan pos kupang
Penggagas atau Pendiri Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda bersama wartawan pos kupang (poskupang.wiki/novemy leo)

"Kami  mengembangkan kemandirian lokal dengan cara  mengembangkan potensi ekonomi kreatif yang ada sehingga kami punya modal dan kami bisa bikin koperasi. Dan ini bisa menghidupkan komunitas  ini dan bisa membiayai semua kegiatan worshop, pelatihan menulis, fotografi," kata Dicky Senda.

Menurut Dicky Senda, Komunitas Lakoat.Kujawas terus berjalan meski minim modal karena ada kemandirian.

Disatu sisi mungkin progesnya lambat, perputaran uang tidak besar tapi disisi lain mereka bangga karena model ini menjadi inisiasi baru bagi orang lain.

"Bahwa tanpa uang dari manapun, kami bisa terus berjalan dan hal ini menjadi contoh bagi komunitas lain bahwa tidak harus ada dukungan dana dari mapapun untuk kita bisa berkembang. Manfaatkan potensi dengan swadaya yang ada maka kita bisa terus berkembang," pesan Dicky Senda.

Apa mimpinya?

Dicky Senda mengatakan, mimpinya adalah ingin inisiasinya menhadirkan Lakoat.Kujawas itu bisa berkembang dan bisa hidup di banyak tempat di Timor maupun di Provinsi NTT hingga bisa direplikasi di mana saja.

Penggagas Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda (kanan) bersama anggota komunitas (dok lakoat.kujawas)
Penggagas Komunitas Lakoat.Kujawas, Dicky Senda (kanan) bersama anggota komunitas (dok lakoat.kujawas) (dok lakoat.kujawas)

"Dan semoga semakin banyak anak muda yang mau pulang kampung, yang mau menjadi pemikir dan penggerak di kampung mereka, menjadi sesuatu. Kalau saya pribadi saya ingin Lakoat.Kujawas menjadi lebih besar lagi. Dan saya juga ingin melanjutkan sekolah studi tapi masih menunggu teman-teman pulang nanti giliran saya yang sekolah. Ayo pulang kampung, anak muda," ajak Dicky Senda.

Terkait peran media, Dicky Senda mengaku media lokal di NTT sangat penting sekali bagi perkembangan Lakoat.Kujawas.

Dicky mengatakan, beberapa kali dia diundang dan diwawancarai oleh media, dan hal itu sangat membantu pengembangan Lakoat.Kujawas.

"Media penting untuk bagaimana transfer gagasan, ide, visi, misi ini bisa lebih luas dikembangkan. Karena kami sangat butuh media untuk membantu kami menularkan ide ide yang ada, jangan kemudian hanya berhenti di kami Lakoat.Kujawas tapi kami ingin ide, mimpi, gagasan ini bisa menyebar ke banyak orang, menyebar seperti virus yang positif," kata Dicky Senda.

Menurut Dicky Senda,  dengan media orang bisa membaca dan orang bisa terhubungan satu dengan lain di berbagai tempat.

"Bahwa ternyata kita tidak sendiri. Ketika kita punya mimpi, punya gagasan, yakin deh kita tidak sendiri. Karena ada orang diluar sana dan kita akan ketemu dan kita bisa lakukan banyak hal besar bersama dan media lah yang bisa mempertemukannya," kata Dicky Senda.

Anggota Komunitas Lakoat.Kujawas sedang membuat olahan makanan lokal
Anggota Komunitas Lakoat.Kujawas sedang membuat olahan makanan lokal (dok lakoat.kujawas)

Pesannya kepada orang muda, agar bisa terus bicara dan mengembangkan potensi dan talenta yang ada pada diri. Dan menggunakan medsos dengan bijak.

"Orang muda, jika punya ide, mimpi, visi, jangan diam tapi terus speak up, terus bicara melalui media sosial. Medsos itu digunakan bukan saja untuk senang-senang tapi pakailah medsosmu untuk menyampaikan ide, gagasanmu. Dan dari situ kamu akan ketemu dengan orang orang yang punya mimpi yang sama dengan kamu, dan yakinlah tidak ada yang mustahil yakin bahwa apa saja bisa kita lakukan jika mulai dari niat baik," kata Dicky Senda.

Dicky Senda juga mengajak semua orang untuk terus menggugah diri sendiri dan bertanya, untuk apa kita dilahirkan ke dunia, untuk tujuan apa?

"Bertanyalah dan temukan jawabannya lalu lakukan sesuatu yang kamu suka dan yakin jalannya akan lebih baik. Ketika kita mengerjakan sesuatu sesuai passion kita maka itu sangat penting penting sekali," pesan Dicky Senda. (poskupangwiki.com, novemy leo)

* MAKNA NAMA LAKOAT KUJAWAS

Tak kenal maka tak sayang. Komunitas ini dinamakan Lakoat.Kujawas oleh sang pendirinya Dicky Senda.

Nah, apa sebenarnya arti dan makna dari nama Lakoat.Kujawas. Dicky Senda mengisahkan pemilihan nama itu.

Menurut Dicky Senda, perna suatu ketika dia resign dari sekolah tempat beta bekerja di Kupang.

Lalu Dicky Senda memutuskan pulang kampung dan ingin mewujudkan mimpi yang sudah ada di kepala sejak kuliah.

Dicky Senda, pendiri komunitas Lakoat.Kujawas
Dicky Senda, pendiri komunitas Lakoat.Kujawas (poskupang.wiki/novemy leo)

"Beta bikin proposal ke beberapa kawan, bukan untuk cari uang tapi lebih kepada proposal yang berisi semua mimpi, ide, strategi dan visi dari sebuah komunitas yang ada di kepala beta. Beta sudah bisa membayangkan komunitas ini dua tahun, lima tahun, 10 tahun dst akan jadi seperti apa. Saat itu yang ada di kepala beta adalah, kalo ada mimpi dan ide, jangan simpan sendiri. Ceritakan ke orang dan ajak orang lain yang mungkin punya mimpi yang sama untuk wujudkan," jelas Dicky Senda.

Saat itu komunitasnya belum punya nama. Tanpa diduga, Dicky kemudian mendapatkan nama itu.  

"Saat berjalan di kebun belakang rumah, tiba-tiba melihat dua pohon buah yang identik sekali dengan masa kecil beta di Kapan. Tuing-tuing, seperti ilham jatuh dari atas pohon. Seperti insight yang bermekaran di kepala. Beta berlari ke rumah, buka laptop dan merevisi proposal. Jadilah nama komunitas ini Lakoat.Kujawas," kata Dicky Senda.

jambu biji atau kujawas yang mengilhami mana komunitas Lakoat.Kujawas (dok lakoat.kujawas)
Menurut Dicky, buah dari masa kecil anak-anak di Mollo, tepatnya di Kapan (karena sonde semua tempat di Mollo ada pohon lakoatnya).

"Hal itu semacam harapan dan visi untuk hidup lebih baik di kampung halaman. Seperti buah, ia memberi harapan," kata Dicky Senda.

Seperti halnya kampung. Buah. Pohon. Mimpi. Tiga hal penting. Juni nanti komunitas @Lakoat.Kujawas genap empat tahun. Ingat, ada titik di antara dua kata, ya. Lakoat.Kujawas. (POSKUPANGWIKI.COM, NOVEMY LEO) 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved