Papua Diduncang Gempa 5.0 Skala Richter

Data BMKG menunjukkan gempa bumi di Tolikara-Papua dan sekitarnya hari ini dengan posisi pusat gempa berada pada titik koordinat Lintang Bujur 3.01

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com/AFP
Ilustrasi gempa bumi KOMPAS.com/AFP 

Kera-kera itu juga biasanya tampak lebih agresif dan sangat gelisah.

Bukankah habitat kera adalah di pohon?, dan jarang sekali kera mau turun dari pohon, mengingat pohon adalah tempat perlindungan yang terbaik.

Perilaku kera tersebut diyakini merupakan naluri dari hewan tersebut agar bisa segera lari secepat dan sejauh mungkin, yang hanya bisa dilakukan jika ia turun dari pohon.

Ketiga

Bagi sebagian masyarakat di kampung-kampung, jika terjadi kejadian dimana ayam peliharaan mereka lama tidak mau bertelur, dan ayam-ayam tersebut tampak gelisah dan selalu gaduh berkotek-kotek tanpa sebab yang jelas, maka ditengarai akan terjadi sebuah bencana alam yang besar.

Keempat

Adanya sambaran petir yang kencang, dan terjadi disiang hari yang cerah, dipercayai oleh sebagian masyarakat merupakan sebuah pertanda akan timbulnya badai.

Kelima

Adanya hewan-hewan laut yang biasanya hanya bisa di temui di laut lepas atau laut dalam, lalu kemudian hewan-hewan laut tersebut tampak mendekati pantai, maka dipercayai oleh masyarakat sebagai pertanda bahwa akan segera terjadi bencana gempa dan atau Tsunami.

Keenam

Adanya hewan-hewan merayap, seperti semut atau rayap yang meninggalkan koloninya (tempat tinggalnya) bersama-sama menuju tempat lain, biasa disikapi oleh masyarakat di pedalaman sebagai tanda akan terjadinya sebuah bencana.

Dari banyak contoh diatas, kita bisa melihat bahwa ternyata hewan-hewan tersebut dikaruniai oleh Tuhan dengan indera yang sangat peka, sehingga mereka bisa bertahan hidup dengan cara tetap waspada akan segala sesuatu yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

Mengingat bahwa masih banyak daerah-daerah pantai di Indonesia yang belum dilengkapi dengan alat sensor peringatan dini tsunami, maka akan sangat baik jika kita belajar dari kearifan lokal tentang tanda-tanda alam, yang sudah dianut oleh masyarakat di pesisir pantai secara turun temurun.

Karenanya, selain melihat perubahan perilaku hewan, kita juga bisa mengantisipasi terjadinya bencana dengan melihat atau mendengar tanda-tanda alam disekitar kita.

Harus diakui bahwa gempa bumi belumlah dapat diramalkan kapan akan terjadi. Akan tetapi, kita bisa mengamati tanda-tanda akan terjadinya Tsunami yang sering menyertai gempa bumi, sehingga kita tidak sampai menjadi korban dari bencana Tsunami tersebut.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved