News
Demam Berdarah Mengganas Renggut Nyawa Bocah dari Manumutin-Belu, Ini Dugaan Penyebabnya
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut nyawa bocah berusia 5,7 tahun, warga Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua- Belu.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Teni Jenahas
POS KUPANG, COM, ATAMBUA - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut nyawa bocah berusia 5,7 tahun, warga Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua- Belu.
Pasien meninggal dunia di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD, Rabu (26/2) malam, setelah dirawat empat hari sejak Minggu (23/2). Korban adalah buah hati pasangan Edy Seran-Novi Bareto.
Keluarga pasien, Delcy Asa, memceritakan, korban masuk rumah sakit, Minggu (23/2). Sejak Selasa (24/2) kondisinya kritis dan masuk ICU. Delcy kaget mendengar informasi sang bocah sudah meninggal dunia.
Informasi lain yang dihimpun Pos Kupang menyebutkan, pasien meninggal karena kekurangan cairan infus. Pasien seharusnya menggunakan infus set (alat untuk meneteskan infus yang dihubungkan dengan infus pump) agar takarannya akurat.
Namun obat infus set kehabisan stok di rumah sakit.
Direktur RSUD Gabriel Manek, dr. Batsheba Elena Corputty, MARS, melalui Kabid Pelayanan, Sipri Mali, membenarkan pasien yang meninggal semalam adalah pasien DBD.
Terkait informasi bahwa pasien yang meninggal dunia itu diduga karena kekurangan infus set, Sipri mengatakan, pasien sudah ditangani secara medis dan pasien meninggal bukan karena ketiadaan obat infus set, tetapi kekurangan cairan. Kemudian, pasien masuk rumah sakit sedikit terlambat.
Menurut Sipri, jika pasien DBD meninggal karena ketiadaan obat, maka semua pasien DBD yang ada di rumah sakit bisa meninggal dunia. Sipri menyebut jumlah pasien anak DBD yang masih dirawat di RSUD Atambua 10 orang, kondisinya tergolong baik.
Kabid Penunjang, Heni Nahak, mengakui stok infus set sempat kosong beberapa hari namun tadi malam sudah tersedia dan penanganan kepada pasien DBD tidak ada masalah. *