dr. D.A.P Shinta Widari : Tindakan Bunuh Diri Banyak Dilakukan Oleh Orang-orang Mapan
Rumah sakit Ibu dan anak Dedari Kupang, Gelar Lunch Symposium, dalam rangka merayakan hari ulang tahun RSIA Dedari ke 11.
dr. D.A.P Shinta Widari : Tindakan Bunuh Diri Banyak Dilakukan Oleh Orang-orang Mapan
POS-KUPANG.COM---Rumah sakit Ibu dan anak Dedari Kupang, Gelar Lunch Symposium, dalam rangka merayakan hari ulang tahun RSIA Dedari ke 11.
Kegiatan yang diselenggarakan di Millenium Ballroom Jl. Timor Raya,Kelurahan Kelapa Lima, Kupang ini, dihadiri oleh 3 narasumber hebat yakni, Kepala Dinas Kota Kupang, Drg,. Retnowati, M. Kes, DR. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana Sp. KJ, (K),. MARS, dr. D.A.P Shinta Widari Sp. KJ, MARS.
Sebagaimana yang dikatakan oleh dr. Shinta dalam kesempatan memberikan materi pada, 23/02/2020 bahwasanya, ada dua kategori orang yang mengalami gangguan jiwa
Pertama, orang yang mengalami gangguan jiwa sesaat.
Kedua, orang yang mengalami gangguan jiwa dalam jangkaa waktu yang panjang. Sering sekali pasien gangguan jiwa berat didiskriminasi dari komunitas masyarakat.
Pasien gangguan jiwa berat, ujar dr. Shinta, dapat disembuhkan. Tetapi kesembuhan pasien ini juga harus didukung oleh perjuangan keluarga. Dukungan keluarga menjadi point penting mempercepat kesembuhan pasien. Tidak hanya semata-mata bergantung pada dukungan keluarga.
Kesembuhan seorang pasien gangguan jiwa juga bukan hanya bergantung pada obat dan dukungan keluarga, namun membutuhkan volunteer atau relawan yang bersedia untuk merawat pasien secara rutin.
Dikatakan oleh dr. Shinta bahwa, gangguan jiwa tidak selamanya dialami oleh orang miskin. Orang kaya juga bisa mengalami gangguan jiwa ketika mereka tidak pernah puas dengan kekayaan yang dimilikinya. Orang yang selalu terobsesi dengan kekayaan bisa-bisa mengalami gangguan jiwa.
Hal senada dijelaskan oleh dr. Cokorda, dalam Lunch Symposium bertajuk Pencegahan Bunuh Diri dan Gangguan Jiwa bahwa, dalam diri seorang penderita gangguan jiwa, selalu saja ada ide-ide dan fantasi-fantasi. Tetapi terkadang keadaan membuat mereka memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri.
Ketika keadaan lingkungan sekitar tidak memberikan solusi atas persoalan yang dialami penderita gangguan jiwa, maka bunuh diri menjadi jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan tersebut.
Banyak sekali kasus bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang mapan. Mapan secara intelektual, mapan secara material dan mapan dalam profesi. Jadi perbuatan bunuh diri tidak mengenal status sosial dan umur seseorang.
• Polisi Sebut Pelaku Penganiayaan Seorang Pria di TTU Melarikan Diri
• Niat Tegur Kawan Berhenti Meminum Miras, Pria Asal TTU Ditebas Kaki Kirinya
Ketika penderita gangguan jiwa sampai pada taraf krisis solusi untuk mengatasi persoalan hidup maka bisa saja bunuh diri menjadi pilihan paling mungkin untuk mengakhiri persoalan yang tak kunjung usai, ungkap dr. Cokorda (Laporan Repoter Pos Kupang, Com , Vinsen Huler)