Pemprov NTT dan Pemkab Belu Sehati Bangun Fulan Fehan Sebagai Kawasan Wisata
Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Belu sehati membangun pariwisata berbasis kawasan. Padang Fulan Fehan menjadi
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Fredrikus L Bere Mau, ST kepada Pos Kupang.Com Rabu (5/2/2020) mengatakan, Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Pariwisata terus mengembangkan potensi wisata pesisir dengan konsep kawasan wisata pesisir yang mulai dari Teluk Gurita sampai PLBN Motaain.
Kawasan wisata pesisir ini akan ditata dengan bagus untuk menarik minat wisatawan datang ke tempat wisata tersebut. Kemudian memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat.
Selain wisata pesisir, ada juga kawasan wisata yang tidak kalah menariknya di Kabupaten Belu yaitu kawasan Fulan Fehan dan situs-situs sejarah yang ada di sekitarnya
Menurut Eddy Bere demikian ia disapa, konsep membangun wisata terpadu ini sudah mulai dilakukan pemerintah di masa kepemimpin Willybrodus Lay dan J.T Ose Luan.
Hal itu dibuktikan dengan pembangunan patung Bunda Maria Ratu Segala Bangsa di Teluk Gurita, Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak.
Keberadaan patung ini sangat strategis karena memiliki cirikhas serta didukung oleh pesona alam yang indah dan menarik disekitarnya.
Dalam pengembangan wisata berbasis kawasan, lanjut Eddy Bere, pemerintah tidak hanya fokus pada patung tetapi mengembangkan potensi wisata lain dalam satu kesatuan atau yang disebut kawasan wisata. Untuk kawasan wisata pesisir, pemerintah akan menata mulai dari Teluk Gurita, Patung Bunda Maria, hutan mangrove, Kolam Susuk, Pantai Bereluli, Pantai Pasir Putih hingga PLBN Motaain.
Menurut Eddy Bere, selain wisata pesisir, ada juga kawasan wisata yang tidak kalah menariknya yaitu kawasan Fulan Fehan yang mencakupi situs-situs sejarah yang ada di sekitarnya. Kemudian, Air Terjun Mauhalek di Desa Dualasi, rumah adat Duarato- Nualain.
"Dalam konsep kawasan wisata, dari Fulan Fehan bisa ke situs sejarah Benteng Lapis Tuju Makes. Bisa nyambung ke air terjun Mauhalek di Desa Dualasi, kemudian kampung adat Duarato sampai Nualain", tandas Eddy Bere.
Dimasa kepemimpinan Bupati Willy Lay dan Wakil Bupati J.T Ose Luan, kawasan Fulan Fehan terus dipromosikan lewat Festival Fulan Fehan (FFF) yang dijadikan event tahunan. Festival Fulan Fehan sudah menjadi celender of event Kementerian Pariwisata.
Menurut Eddy Bere, sebagai potensi wisata di daerah gunung, kawasan Fulan Fehan dan sekitarnya bisa dikembangkan sebagai ekowisata dan agrowisata yang menjanjikan.
Konsep membangun wisata kawasan, serta ekowisata dan agrowisata tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Dinas Pariwisata tetapi butuh intervensi dari lintas sektor. Dinas Pariwisata sebagai leading sektor melakukan penataan obyek, tetapi mempersiapkan masyarakat untuk mampu menerima perkembangan dan perubahan dari industri pariwisata merupakan tanggungjawab lintas sektor.
"Dalam mengembangkan pariwisata terpadu tidak bisa Dinas Pariwisata bekerja sendiri tetapi lintas sektor.
Masyarakat harus siap mengantisipasi perubahan dari industri pariwisat dan mampu menerima kehadiran wisatawan. Dan yang lebih penting lagi masyarakat harus memperoleh pendapatan dari industri pariwisata", ujar mantan Kepala LPSE Pemkab Belu ini.
Eddy Bere mengaku, konsep penataan kawasan wisata pesisir dan kawasan Fulan Fehan sudah disiapkan semua. Secara bertahap, pemerintah akan menata dan membangun fasilitas pendukung di setiap obyek wisata, seperti di lokasi Patung Bunda Maria, Pantai Bereluli, Pantai Pasir Putih dan di Fulan Fehan.
Selain penataan obyek wisata, pemerintah juga mempersiapkan saran pendukung seperti akomodasi, telekomunikasi dan amenitas lainnya dalam industri pariwisata.
Dalam mengembangkan pariwisata, Pemkab Belu tak hanya mengejar jumlah kunjungan tetapi berusaha
agar pariwisata memberi nilai ekonomis bagi masyarakat. (jen).
