HEBOH, Cairan Warnah Merah Darah Keluar dari Tanah Saat Gempa 6,8 SR Guncang Turki, Warga Resah

HEBOH, Cairan Warnah Merah Darah Keluar dari Tanah Saat Gempa 6,8 SR Guncang Turki, Warga Resah

Editor: Alfred Dama
Ist
Cairan Merah Seperti Darah Muncul di Turki 

HEBOH, Cairan Warnah Merah Darah Keluar dari Tanah Saat Gempa 6,8 SR Guncang Turki, Warga Resah

POS KUPANG.COM -- Bencana alam biasanya juga diikuti oleh fenomena alam yang belum bisa dijelaskan secara ilmia

Sebagian orang sering mengaitkan fenomena tersebut dengan tanda-tanda yang sengaja ditunjukan oleh Yang Maha Kuasa

Akhir bulan Januari 2020 Lalu, Negara Turki dilanda dengan guncangan gempa hebat.

Berkuatan 6,8 Skala Richter meluluhtangkan beberapa bangunan dan menewaskan puluhan orang.

Tak hanya disitu, akibat gempat bumi hebat tersebut muncul fenomena aneh di Turki.

Dilansir dari Daily Star, sebuah cairan merah bak darah mendadak keluar dari tanah.

Ario Kiswinar Tak Diakui Anak Mario Teguh, DNA Buktikan Anak Kandung, Ario Kini Sukses, Sang Ayah?

Romantisnya Ahok dan Puput Nastiti Devi Bak Pasangan Drama Korea, Inilah Panggilan Sayang Sang Istri

Ramalan Zodiak Besok Senin 10 Februari 2020: Pisces Propek Cerah Usaha Baru,Gemini Warisan Leluhur

Di jalanan yang terbelah akibat guncangan dahsyat gempa bumi tersebut.

Hal ini membuat warganet mengira sebagai salah satu tanda-tanda akhir dunia.

Mengutip dari Daily Star yang mengunggah video detik-detik cairan merah tersebut keluar.

Adapun diketahui jika gempa tersebut berpusat di dekat Sivrice, Turki juga menyebabkan serangkaian gempa susulan berkisar antara 5,4-3,3.

Munculnya cairan seperti darah tersebut sempat membuat kekacauan dan keresahan warga.

Kendati demikian banyak orang yang beranggapan jika air merah yang keluar merupakan pewarna yang ditambahkan dalam persediaan air.

Digunakan untuk membantu proses pendeteksian kebocoran air.

Setelah diguncang gempa, air berwarna merah keluar dari jalanan Turki
Sayangnya teori itu juga mendapatkan tantangan dari sejumlah orang tak setuju.

Lantaran teknisi biasanya menggunakan warna yang lebih cerah seperti hijau dan kuning.

Yang lain berspekulasi lebih banyak penjelasan supernatural, menunjukkan bahwa bab ke-16 dalam Kitab Wahyu menghitung tahapan ke kiamat, meramalkan bahwa:

"Malaikat ketiga menuangkan mangkarnya di sungai dan mata air, dan mereka menjadi darah."

Bagaimanapun, ini masih merupakan pengingat bahwa kita harus banyak memperbaikinya dalam hal bagaimana kita telah merawat planet kita,

karena berdasarkan pada bagaimana kita telah memperlakukan dunia kita, mungkin sudah waktunya kita dihancurkan begitu bahwa alam ibu dapat memiliki awal yang baru.

Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Provinsi Elazig , sekitar 550 kilometer dari ibu kota Ankara , Turki, pada Jumat (24/1/2020) sore.

Gempa tersebut kemudian diikuti oleh gempa susulan sebanyak lebih dari 250 kali, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (25/1/2020).

Guncangan gempa juga dirasakan oleh sejumlah negara tetangga, seperti Suriah, Iran, dan Lebanon.

Setidaknya 21 orang dilaporkan meninggal dunia, 17 di antaranya di Elazig dan empat lainnya di Provinsi Malatya.

Otoritas Bencana Turki (AFAD) mengatakan, lebih dari 1.030 orang terluka dan dirawat di rumah sakit setempat.

Terjebak reruntuhan Sejumlah petugas kini tengah berusaha menyelamatkan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

Pekerja darurat di Elazig dilaporkan berhasil menyelamatkan tiga orang setelah terjebak 12 jam di bawah reruntuhan.

Menurut laporan pemerintah setempat, setidaknya ada 30 orang yang masih terjebak reruntuhan gempa dan menunggu bantuan.

Televisi lokal Turki menunjukkan rekaman puluhan pekerja tengah berupaya menggali reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban.

Di tengah suhu dingin -8 derajat celsius, para petugas bekerja sepanjang malam untuk menemukan korban dengan peralatan seadanya.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menggambarkan insiden tersebut sebagai bencana "level 3".

Artinya, dibutuhkan respons secara nasional untuk menangani bencana gempa yang mengguncang wilayah timur Turki tersebut.

Sementara itu, Presiden Recep Tayyib Erdogan menyampaikan dukacita kepada para korban dan akan mengambil langkah cepat untuk membantu para korban.

"Doa kita kepada para korban dalam gempa bumi, dan segera memberikan penanganan mendesak bagi mereka yang terluka," kata Erdogan melalui akun Twitter-nya.

Antisipasi gempa susulan Sebagai upaya mengantisipasi adanya gempa susulan, AFAD memperingatkan warga untuk tidak kembali ke rumahnya.

Saat ini, pihak AFAD telah mengirim bantuan yang dibutuhkan, seperti tempat tidur, selimut, dan tenda ke tempat pengungsian di gimnasium olahraga.

Makanan, pemanas, dan bahan-bahan lain juga sedang dalam proses pengiriman ke wilayah tersebut.

Dalam catatan kegempaan, Turki pernah diguncang gempa berkekuartan 7,6 SR pada Agustus 1996 yang menewaskan 17.000 orang dan mengakibatkan 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Selanjutnya, gempa pada 2011 juga mengakibatkan 523 orang meninggal.

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul: Gempa 6,8 SR Guncang Turki, Air Berwarna Merah Darah Keluar dari Jalanan yang Retak dan Buat Resah

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved