Berita Populer

BERITA POPULER: Alasan 17 Mahasiswa Timor Leste Tak Jadi Dikarantina & Ayah Tiri Gauli Anak Tiri

BERITA POPULER: Alasan 17 Mahasiswa Timor Leste Tak Jadi Dikarantina & Ayah Tiri Gauli Anak Tiri

Editor: maria anitoda
Getty via tatoli.tl
BERITA POPULER: Alasan 17 Mahasiswa Timor Leste Tak Jadi Dikarantina & Ayah Tiri Gauli Anak Tiri 

BERITA POPULER: Alasan 17 Mahasiswa Timor Leste Tak Jadi Dikarantina & Ayah Tiri Gauli Anak Tiri

POS-KUPANG.COM- BERITA POPULER: Alasan 17 Mahasiswa Timor Leste Tak Jadi Dikarantina & Ayah Tiri Gauli Anak Tiri

Imigran asal Afganistan, Pakistan dan Aljazair masih ada di Kota Kupang. Sejak tahun 2014, pengungsi menanti keputusan terkait negara ketiga yang bersedia menerima mereka. Bagaimana kesan mereka selama berada di Kota Kupang?

Kemudian ada juga 17 mahasiswa Timor Leste dari Wuhan China yang tidak jadi dikarantina di RSJ Naimata Kupang NTT. Apa penyebabnya?

Dan yang terakhir ada juga seorang ayah tiri yang tega menggauli sang anak tiri hingga melahirkan.

Simak berita selengkapnya:

1.227 Imigran Hidup Nyaman Di Kupang, Sudah Lima Tahun Tinggal Di Hotel

Imigran asal Afganistan, Pakistan dan Aljazair masih ada di Kota Kupang. Sejak tahun 2014, pengungsi menanti keputusan terkait negara ketiga yang bersedia menerima mereka.

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Heksa A Soepriadi menyebut, jumlah pengungsi 227 orang. Pengungsi asal Afganistan terbanyak, yaitu 223 orang, disusul asal Pakistan 3 orang dan 1 orang asal Aljazair.

Mereka ditempatkan di empat lokasi penginapan. Rinciannya, Hotel Kupang Inn sebanyak 69 orang, Hotel Lavender 89 orang, Hotel Ina Boi sebanyak 68 orang dan 1 orang menempati Rudenim. "Para pengungsi di Kota Kupang ini menunggu untuk mendapatkan negara ketiga yang diurus oleh UNHCR," kata Heksa saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/2/2020).

United Nations High Commissionner for Refugees atau UNHCR merupakan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain UNHCR, para pengungsi ditangani International Organizations for Migration (IOM) yang berkewenangan memenuhi kebutuhan hidup.

"Cepat lambatnya pengungsi mendapatkan negara ketiga tergantung dari UNHCR, kalau IOM masalah kebutuhan hidupnya seperti makanan dan lainnya dalam bentuk uang yang diberikan setiap bulannya," jelas Heksa.

Ia mengungkapkan, setiap pengungsi dewasa diberikan uang Rp 1.250.000 per bulan. Uang itu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika memiliki anak, maka IOM akan menambah Rp 500 ribu per anak.

"Kami melihat langsung kegiatan mereka, ternyata biasa-biasa saja. Tidak hidup dalam kemewahan. IOM tidak mengistimewakan mereka supaya tidak ada kecemburuan sosial dengan masyarakat sekitar," ujarnya.

Heksa menjelaskan, Rudenim memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap para pengungsi. Selain itu, sebagai tempat penampungan sementara bagi para imigrator atau orang asing yang melakukan tindak pidana keimigrasian seperti menyalahgunakan izin tinggal dan tinggal melebihi batas tinggal (overstay).

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved