Pemkab Lembata Perlu Bentuk Satgas Awasi Program Perumahan
bertugas mengawasi dan melakukan kontrol langsung terhadap semua program bantuan rumah layak huni di Lembata.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Pemkab Lembata Perlu Bentuk Satgas Awasi Program Perumahan
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Pemerintah Kabupaten Lembata seharusnya menyambut antusias program perumahan dari dana APBN yang masuk ke Lembata. Antusiasme itu bisa berupa pembentukan satgas khusus yang bertugas mengawasi dan melakukan kontrol langsung terhadap semua program bantuan rumah layak huni di Lembata.
Dalam rapat kerja komisi II bersama Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Lembata, Koordinator Fasilitator Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang bersumber dari APBN, Mansa Keraf menyampaikan hal ini.
Mansa mencontohkan di Kabupaten Kupang, pemerintah setempat sangat antusias menyambut program bantuan perumahan ini dan langsung membentuk tim satgas yang bertugas memantau langsung bantuan perumahan ini.
Maka tidak heran menurut Mansa bantuan perumahan layak huni di sana bisa mencapai seribu rumah.
Dia mengusulkan konsep ini juga bisa dilakukan di Kabupaten Lembata sebagai bentuk kepedulian dan antusiasme pemerintah menyambut bantuan perumahan ini.
Usulan ini pun mendapat respon positif dari Anggota Komisi II DPRD Lembata dan mereka berjanji akan memperjuangkan usulan ini. Anggota Komisi II Yosef Boli Muda menerangkan pembentukan satgas sangat mungkin dibuat supaya bukan hanya program bantuan perumahan dari APBN saja yang diawasi tetapi bantuan perumahan dari dana APBD 1, APBD 2 dan dana desa juga perlu diawasi secara ketat.
Lebih lanjut, Mansa menyebutkan Kabupaten Lembata sudah tiga tahun mendapatkan alokasi program BSPS dari APBN yakni sejak tahun 2017. Pada saat itu ada 210 unit rumah yang mendapat bantuan yang tersebar di Kecamatan Nubatukan yaitu di Desa Pada, Bakalerek, Baolangu, Kelurahan Lewoleba Timur, Lewoleba Tengah dan Lewoleba Utara.
Pada 2018 bantuan yang sama dialokasikan untuk 250 unit di Kecamatan Ile Ape:l yaitu di Desa Palilolon, Kolipadan, Tagawiti dan Beutaran. Sementara itu, pada tahun 2019 Kabupaten Lembata tidak masuk di program reguler tetapi ada dalam program yang sumber dananya dari Bank Dunia melalui Kementerian PUPR melalui Satker Penyedia Perumahan yang ada di Provinsi NTT. Sasarannya untuk 300 unit rumah yang tersebar di Kecamatan Nagawutun dan Nubatukan.
"Sasaran bantuan ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah karena masyarakat dituntut berswadaya, dari tahun ke tahun juknis memang selalu ada perubahan. Pelaksanaan kita libatkan masyarakat dalam setiap proses. Masyarakat pelaku utama dalam program ini," kata Mansa menguraikan soal tujuan dan proses ini.
"Setelah hasil identifikasi dilakukan, dari satker kirim data, data dikirim ke kita dan kita uji lagi di lapangan untuk memenuhi kuota masing-masing kabupaten. Untuk semua material lokal kami minta untuk swadaya, kerja juga dalam bentuk gotong royong dan bentuk kelompok lalu identifikasi semua tukang dalam kelompok itu untuk bekerja. Material lokal itu dalam bentuk swadaya," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Silvester Wungubelen memaparkan di Kabupaten Lembata ada 12 ribu rumah tidak layak huni dan yang baru tertangani atau yang sudah beralih status dari rumah tidak layak huni menjadi layak huni baru sebanyak 1069 unit. Bantuan perumahan ini berasal dari beberapa sumber alokasi APBN, APBD 1, APBD 2 dan dana desa.
"Kita bukan orientasi keluarga miskin. Orang miskin itu domainnya Dinas Sosial. Kami urus masyarakat berpenghasilan rendah, kami tekankan kepada masyarakat soal kesiapan mereka menerima bantuan ini. Kalau tidak siap proyek ini gagal dan kita tidak dapat lagi. Pesan menteri juga tidak boleh gagal," ungkap Sil.
Lebih lanjut, katanya, pihaknya juga selalu menyampaikan kepada masyarakat supaya jangan bermimpi membuat rumah mewah setinggi langit dari program ini. Sebab, yang diprioritaskan itu untuk pembangunan atap, dinding dan lantai dengan alokasi dana sekitar Rp 15 juta berbentuk bahan dan 2,5 juta untuk tukang.
• VIDEO: Hari Ini 1 Februari 2020 Apa Ramalan Shiomu? Kuda Kelinci Rejeki Berlimpah Ayam Apes Melulu
• VIDEO: Cek Ramalan Zodiak Sabtu 1 Februari 2020 Gemini Khawatir Libra Jatuh Cinta Pisces Gila Kerja
Alokasi yang ada memang terbatas sehingga untuk membangun satu rumah yang besar dan mewah memang tidak mungkin.
Mendengar hal ini, Laurens Karangora menyebutkan yang paling penting adalah bagaimana pemerintah bisa mempersiapkan masyarakat supaya bisa siap menerima bantuan perumahan swadaya ini.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)