Resmi, Irfan Setiaputra Ditunjuk Erick Tohir Jadi Dirut Garuda: "Saya Sempat Deg-degan"

Irfan Setiaputra mengaku sempat deg-degan saat mengikuti proses penjaringan untuk menjadi direktur utama PT Garuda Indonesia Tbk.

Editor: Agustinus Sape
Instagram/Irfansetiaputra
Dirut Garuda yang baru, Irfan Setiaputra 

Resmi, Irfan Setiaputra Ditunjuk Erick Tohir Jadi Dirut Garuda: "Saya Sempat Deg-degan"

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -  Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk resmi menunjuk Irfan Setiaputra menjadi Direktur Utama.

Irfan Setiaputra mengaku sempat deg-degan saat mengikuti proses penjaringan untuk menjadi direktur utama PT Garuda Indonesia Tbk.

Mantan Dirut PT INTI ini mengaku sempat pesimistis bisa lolos dari proses asessment calon Dirut Garuda Indonesia.

“Mudah-mudahan bagus hasilnya, makanya tadi pagi pas diumumkan, saya sempet deg-degan dari tadi malam, gugup (bagaimana) hasil assesmentnya. Tapi mudah-mudahan baguslah. Jadi secara assesment mudah-mudahan saya memenuhi kriteria,” ujar Irfan Setiaputra saat dihubungi Rabu (22/1/2020).

Irfan menambahkan, Menteri BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) Erick Thohir mulai menawarinya untuk jadi kandidat bos Garuda Indonesia pada awal Januari 2020 lalu.

Mulai saat itulah dia banyak diajak berdiskusi mengenai bagaimana langkah-langkah untuk membuat Garuda Indonesia makin maju lagi ke depannya.

Irfan menilai tawaran dari Erick tersebut merupakan sebuah kebormatan sekaligus tantangan buat dirinya. Pasalnya, Irfan Setiaputra tak memiliki latar belakang di industri penerbangan.

“Mudah-mudahan (saya) tidak mengecewakan masuk industri baru dan kalau mau dibilang apakah saya punya pengalaman di industri penerbangan, saya harus akui tidak,” kata Irfan Setiaputra.

Diketahui, Irfan telah memiliki sejumlah rekam jejak di sejumlah sektor bisnis, mulai dari dunia telekomunikasi hingga pertambangan.

Irfan merupakan lulusan Sarjana Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mengutip laman MWA ITB, ia merupakan anggota Majelis Wali Amanat Wakil Alumni.

Sejak lulus dari ITB, Irfan Setiaputra juga telah berkarier di sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informatika. Ia pernah berkarier di IBM, LinkNet, hingga Cisco. 

Pada tahun 2000, ia pernah meraih penghargaan IBM STAR of the STARS Award, IBM Professional Achievement Award, dan Best CEO versi majalah SWA. 

Di Cisco, Irfan Setiaputra pernah menjabat sebagai Managing Director. Saat itu, ia berhasil meningkatkan bisnis Cisco Indonesia dari 25 juta dollar AS menjadi 125 juta dollar AS. 

Ia memegang jabatan tersebut hingga 7 tahun lamanya. 

Kemudian, Irfan Setiaputra menjabat sebagai Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti) pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Ia mengundurkan diri tiga tahun setelah menjabat sebagai Dirut PT Inti dengan alasan gaji.

Selanjutnya, Irfan Setiaputra menjadi CEO di sebuah perusahaan pertambangan, PT Titan Mining Indonesia dari tahun 2012 hingga 2014.

Kemudian, pada Juli 2014 hingga Mei 2017, ia menjadi CEO di PT Cipta Kridatama, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor batu bara. 

Tak hanya itu, Irfan Setiaputra juga tercatat menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) ABM Investama Tbk PT (ABMM) selama satu tahun, yaitu dari tahun 2015 hinga 2016.

Ia pernah menjadi President Director dan CEO PT Reswara Minergi Hartama.

Sementara, kariernya dalam satu tahun terakhir adalah sebagai CEO Sigfox Indonesia, yaitu sebuah perusahaan Internet of Things (IoT).

Jangan Cuma Jago di Dalam Negeri

Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman RI, Alvin Lie mengatakan, Garuda Indonesia harus mampu meningkatkan penghasilan dari rute internasional di bawah kepemimpinan yang baru.

"Garuda ini jangan hanya jago di negeri sendiri. Perkuat rute internasionalnya," kata Alvin Lie di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Salah satu cara memperkuatnya adalah dengan bekerjasama dengan maskapai dunia yang tergabung dalam Sky Team.

"Dengan demikian, walaupun yang mengangkut airline (maskapai) lain, Garuda tetap dapat penghasilan," ucap Alvin.

Namun kata Alvin Lie, memperkuat rute internasional bukan berarti membuka semua rute penerbangan. Misalnya, alih-alih membuka penerbangan ke London, lebih baik membuka penerbangan ke Amsterdam dan Frankfurt yang lebih ramai.

Selain itu, Garuda juga perlu merancang rute-rute penerbangan sesuai kepentingan penumpang. Misalnya, penumpang dengan tujuan bisnis akan lebih banyak mengarah ke Jakarta sedangkan tujuan rekreasi akan lebih mengarah ke Bali dan tempat lain.

"Ini yang menjadi pekerjaan rumah direksi yang baru, merancang kembali rute-rutenya, dan jenis pesawat yang dipakai agar lebih efisien dan menghasilkan profit (keuntungan)," saran Alvin.

Nantinya, Garuda mampu melihat peluang pasar yang lebih profitable. Entah mempertahankan diri sebagai maskapai kelas premium, atau justru menurunkan harga tiket sehingga lebih terjangkau.

"Ya, harga tiket juga, kan Garuda price-nya untuk International itu premium. Kemudian bisa dilihat apakah pasar (premium) itu lebih menarik, atau pasar yang harganya sedikit dibawah dengan pelayanan yang sedikit dibawah (yang lebih menarik)," jelas Alvin.

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved