19 Tahun Hidup Bersama, Bule Belgia Tertipu Waria Indonesia, Saat Hubungan Intim WOW
Bule Belgia tertipu waria Indonesia, setelah 19 tahun menikah baru mengetahui identitas asli istrinya. Tentu saja fakta ini membuat pria bule itu sa
POS KUPANG.COM-- M - Bule Belgia tertipu waria Indonesia, setelah 19 tahun menikah baru mengetahui identitas asli istrinya.
Tentu saja fakta ini membuat pria bule itu sakit hati dan langsung menceraikan istri yang sudah menipunya puluhan tahun.
Selain itu tanda tanya yang membayangi pria bule itu setiap kali hubungan intim dengan istrinya pun terjawab.
Kisah ini terjadi pada 2012 silam dan menimpa pasangan suami istri bernama Putra Jan dan Monica.
Pasangan Putra Jan dan Monica (Eva.vn)
Mengutip dari Eva.vn, pada tahun 1993 pria Belgia bernama Putra Jan bertemu dengan wanita bernama Monica.
Monica adalah seorang wanita asal Indonesia yang baru saja pindah ke Antwerp, Belgia.
Pertemuan pertamanya membuat Jan terpesona dengan Monica, dia gambarkan sebagai wanita yang sangat cantik dan menawan, meskipun tak pandai dalam pekerjaan wanita.
Setelah perjumpaan itu keduanya saling jatuh cinta dan kemudian pacaran.
Hingga akhirnya pasangan itu memutuskan untuk menikah.
Saat keduanya menikah, Jan dan Monica mengalami banyak masalah dalam mengajukan surat-surat kependudukan.
Ilustrasi (telegraph.co.uk)
Karena undang-undang migrasi sangat ketat, Monica mengalami kesulitan dalam mengajukan surat-surat kependudukan.
Sebelumnya, pihak berwenang berulang kali mempertanyakan identitas Monica, tapi semuanya berhasil diatasi dan akhirnya dia menerima kartu tinggal jangka panjang.
Pada saat itu sebelum menikahi Monica, Jan (44) sudah punya dua anak dari pernikahannya sebelumya,
Kemudian dia bertanya pada Monica (27) apakah dia ingin memiliki bayi.
Namun, keduanya sepakat untuk tidak memiliki anak lagi.
Menurut cerita Jan, Monica adalah wanita yang baik, dia memperlakukan anak-anak tirinya dengan sangat baik.
Sehingga tidak ada kesenjangan antara anak tiri dengan ibu tiri, jadi Jan sangat tenang dan bahagia menikah dengan Monica.
"Dia selalu menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya, dan memasak dengan sangat baik, pandai membersihkan rumah dan pakaian," kata Jan.
Pernikahan mereka telah berlangsung selama 19 tahun hingga 2012, ketika itu Monica juga sudah bekerja secara stabil.
Ilustrasi. (New Article World)
Saat itulah Jan justru menemukan kebenaran yang sangat mengejutkan.
Dia memandangi lutut Monica dan terlihat tidak seperti wanita pada umumnya yang dipenuhi banyak bulu.
Tak hanya itu, sejak Monica bekerja sikapnya benar-benar berubah, dia mulai berpakaian seksi, dan suaminya, Jan sering melihatnya posting foto di jejaring sosial.
Jan juga menemukan Monica mengirim pesan ke pria lain.
Kemudian, Jan juga mendengar desas-desus bahwa istri keduanya adalah seorang pria, putranya pun juga demikian.
Jan kemudian memanggil istrinya, setelah perdebatan sengit akhirnya Monica mengaku dia adalah seorang 'waria' sebelumnya dia melakukan operasi organ intim.
Untuk mengubahnya menjadi wanita sepenuhnya tanpa memberi tahu sang suami.
"Saya masih berpikir dia wanita yang cantik dan menarik. Dia juga tidak memiliki tanda-tanda pria di tubuhnya," katanya.
"Dia telah minum obat selama bertahun-tahun tetapi mengatakan itu adalah obat. Bahkan ketika kami berhubungan intim, saya tidak melihat sesuatu yang luar biasa, hanya saja dia selalu menggunakan pelumas," katanya.
"Sekarang saya mengerti mengapa. Dunia saya runtuh. tertipu selama hampir 20 tahun, "kata Jan kesakitan.
Setelah keterkejutan itu, Jan harus pergi ke perawatan psikologis karena ia tidak dapat menerima kebenaran.
Jan memutuskan untuk bercerai tetapi tidak menuntut tanggung jawab pidana kepada Monica karena merayakan pasangan selama hampir dua dekade.
Kasus Serupa di Indonesia
Sementara itu kasus serupa juga pernah terjadi di Indonesia saat seorang pria tertipu teman kencannya yang ternyata seorang waria.
Pria ini merasa tertipu setelah melakukan video call mesum dengan teman kencannya itu.
Tidak hanya itu, ia juga diperas dan diancam oleh teman kencannya.
Usut punya usut, ternyata teman kencannya di telepon bukanlah wanita seperti yang ia harapkan.
Akhirnya UR melaporkan waria tersebut.
Andi Syaputra alias Winda (27), seorang waria asal Kabupaten Bone, ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Palopo di salah satu Wisma di Jalan Kelapa, Kelurahan Dangerako, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Ilustrasi waria (TribunLampung)
Andi Syaputra ditangkap karena diduga melakukan penipuan atau pemerasan yang disertai pengancaman.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Palopo, AKP Ardy Yusuf mengatakan, pelaku melancarkan aksi dengan menipu korban berinisial UR (35) melalui Video Call (VC) secara porno di aplikasi WhatsApp.
Menurut Ardy, Andi Syaputra mengaku sebagai wanita dan melakukan percakapan seks kepada korban.
Andi Syaputra kemudian merekam video percakapan tersebut dan mengancam akan menyebarkannya jika korban tak memberikan uang.
"Saat VC berlangsung, pelaku menyuruh korban memainkan alat vitalnya sehingga momen tersebut dimanfaatkan untuk mendapatkan gambar (screenshoot) korban," kata Ardy Yusuf, saat dikonfirmasi di Mako Polres Palopo, Jumat (12/7/2019).
Selain itu, Andi Syaputra melakukan rayuan gombal dengan mengubah suaranya yang mirip dengan wanita.
Hal itu dilakukan agar korban yakin dan dengan mudah Andi Syaputra mendapatkan gambar guna memeras korbannya.
Kejadian ini terungkap saat korban merasa malu dan cemas jika kejadian yang dialaminya tersebar luas.
Korban yang sudah memberikan Rp 500 ribu kepada pelaku kemudian melaporkan kasus yang dialaminya ke Mapolres Palopo.
"Pelaku sendiri mengakui, gambar tersebut digunakan untuk memeras korban. Jika tidak dipenuhi, pelaku mengancam akan menyebarluaskannya ke media sosial," kata Ardy Yusuf.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti berupa 1 ponsel dan sebuah kartu ATM.
Imbauan Polri
Polri sempat membagikan cara agar terhindar dari pemerasan melalui layanan video call sex.
Menurut Polri, cara agar terhindar dari pemerasan melalui layanan video call sex adalah dengan tidak mengumbar informasi yang bersifat pribadi di media sosial.
Kasubag Opinev Bag Penum Ropenmas Divisi Humas Polri, AKBP Zahwani Pandra Arsyad mengungkapkannya ke publik setelah membongkar kasus pemerasan yang berkaitan dengan pornografi online atau sextortionmelalui layanan video call sex.

"Jangan terlalu sering mem-posting atau update foto-foto dan identitas yang bersifat pribadi ke akun sosial media, sehingga diketahui oleh publik dan akhirnya dimanfaatkan oleh pihak tertentu," kata Pandra saat konferensi pers di kantor Bareskrim, Gambir, Jumat (15/2/2019).

Dalam kasus tersebut, para tersangka menggunakan informasi pribadi yang tertera di media sosial untuk menghubungi calon korban.
Selain itu, ia mengimbau agar publik tidak sembarangan menerima video call dari sumber yang tidak dikenal, apalagi dengan foto profil yang bernuansa pornografi.
Pandra juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada sehingga tidak menjadi korban.
"Selalu sadar dan menjaga diri agar tidak menjadi obyek pornografi di depan kamera, baik secara offline maupun online," kata dia.
Pandra menambahkan, jika ada yang sudah menjadi korban dari tindak pidana serupa diharapkan segera melapor kepada pihak berwajib.
"Apabila sudah menjadi korban 'sextortion' agar tidak menuruti apapun permintaan dari pelaku, dan segera melaporkan kepada pihak yang berwajib," tutur dia.
