Wajib Kepo Guys ! 5 Perilaku Orangtua yang Seringkali Pilih Kasih pada Anak
Jarang menghabiskan waktu dan mendengarkan secara seksama pikiran dan perasaan dari masing-masing anak atau salah satu anak
Wajib Kepo Guys ! 5 Perilaku Orangtua yang Seringkali Pilih Kasih pada Anak
POS-KUPANG.COM--Wajib Kepo Guys ! 5 Perilaku Orangtua yang Seringkali Pilih Kasih pada Anak
Anda yang memiliki anak lebih dari satu, maka munculnya anak kesayangan kadang tak bisa terhindarkan.
Bahkan, mungkin jadi masalah yang paling sering dihadapi.
Hal ini akan semakin pelik jika dihubungkan dengan posisi anak dalam keluarga, apakah dia anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu?
Perbedaan perlakuan orangtua terhadap anak berdasarkan posisinya ini tak dapat dimungkiri akan sangat kuat menimbulkan kesan pilih kasih.
Namun, nyatanya perbedaan perlakuan orangtua terhadap anak sulung, tengah, dan bungsu sering kali terjadi tanpa disadari.
“Hal tersebut terjadi karena pengalaman bagaimana orangtua dibesarkan sebagai anak di keluarga, tuntutan masyarakat yang ada di sekitar, dan situasi sehari-hari yang mungkin memengaruhi. Misalnya, sebagai anak yang paling dewasa, orangtua terkadang membutuhkan bantuan anak sulung menjaga adik-adiknya ketika sedang tidak bersama orangtua,” jelas Chitra Annisya, M.Psi., psikolog anak dari Tiga Generasi pada NOVA.
Celakanya, orangtua tak sadar, sementara anak sangat sadar dan peka.
Anak pasti punya ambang batas sensitivitas berbeda untuk memerhatikan adanya perbedaan perlakuan orangtuanya.
Dengan begitu, dia akan cepat merasakan jika terjadi kesenjangan perhatian di dalam keluarganya.
Nah, yang bikin penasaran sekarang, apa saja sih perilaku orangtua yang sering menimbulkan konsep anak kesayangan ini?
Tenang, NOVA telah merangkum 5 perilaku orangtua yang tanpa sadar telah mencetuskan konflik pilih kasih di dalam keluarga sebagai bahan renungan untuk Anda, para orangtua.
Ada apa sajakah itu?
1. Memaksa Kakak untuk Mengalah
Orangtua biasanya secara otomatis meminta kakak untuk sering mengalah terhadap adik tanpa mempertimbangkan konflik yang terjadi secara objektif.