Semula Direncanakan Rp 1 Jutaan, Kini Sophia Minuman Keras Khas NTT Dijual Rp 750.000 Per Botol

Sophia ini hanya dijual di Toko NAM, yang terletak di Jalan Siliwangi Kampung Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
Beginilah penampilan miras Sophia dalam kemasan yang dijual di Toko NAM, Jalan Siliwangi Kampung Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang 

Semula Direncanakan Rp 1 Jutaan, Kini Sophia Minuman Keras Khas NTT Dijual Rp 750.000 Per Botol

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Sophia, minuman keras ( miras) tradisional khas NTT ( Nusa Tenggara Timur) kini mulai dijual di pasaran.

Miras berkadar alkohol 40 persen itu mulai dijual setelah sebelumnya resmi diluncurkan oleh Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang di UPT Laboratorium Riset Terpadu Biosain Undana, Juni 2019 lalu.

Sophia ini hanya dijual di Toko NAM, yang terletak di Jalan Siliwangi Kampung Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

"Harga per botol Sophia Rp 750.000. Ukurannya hanya satu 750 mililiter," kata pemilik PT NAM Leonard A Anthonius kepada Kompas.com di kediamannya, Jumat (10/1/2020).

Menurut Leonard A Anthonius, Shopia mulai dijual sejak 20 Desember 2019, bertepatan dengan hari jadi Provinsi NTT.

Leonard mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah menjual sebanyak 40 botol Sophia.

Sebagian besar pembeli Sophia berasal dari luar NTT, yakni sejumlah rekannya yang berasal dari Pulau Jawa.

"Kebanyakan yang beli teman-teman yang tinggal di Jawa. Mereka beli hanya untuk mencoba. Mereka kebanyakan mengatakan Sophia ini rasanya enak," kata Leonard.

Selain pembeli dari Jawa, ada juga pembeli yang berasal dari NTT.

Leonard menyebut, warga NTT membeli miras Sophia bertepatan perayaan Natal dan tahun baru.

"Saat ini yang tersisa di toko masih sekitar 30 sampai 40 botol," ujar Leonard.

Harga Sophia ini jauh di bawah harga yang diperkirakan Leonard sebelumnya.

Pada saat peluncuran Sophia oleh Universitas Nusa Cendana ( Undana), Rabu (19/6/2019), Pemilik PT NAM Leonard A Anthonius kepada Kompas.com  mengatakan, kisaran harga Sophia per botolnya mencapai jutaan rupiah.

"Untuk harga Sophia, tidak bisa dikasih terlalu tinggi. Harganya pun tergantung bisa 1 jutaan, tapi nanti kita lihatnya setelah ini,"ucapnya singkat.

Rektor Undana Kupang Prof Fredrik L Benu mengatakan, pihaknya mengeluarkan dua jenis Sophia yakni berwarna merah dan putih.

"Kalau Sophia warna merah itu kadarnya 20 persen, sedangkan yang warna putih itu kadarnya 40 persen,"ungkap Benu.

Menurut Benu, pihak universitas mempunyai tanggung jawab moril terhadap pembangunan kemasyarakatan.

Universitas, kata dia, tidak hanya bisa sebagai menara gading yang hidup dan pintar untuk dirinya sendiri.

Oleh karena itu, universitas harus berperan sebagai menara air yang menyejukkan semua persoalan yang ada di masyarakat.

"Kami sebagai badan layanan umum, mempunyai kontrak kinerja yang harus kami penuhi, dan tahun ini saya wajib menghasilkan produk inovatif yang siap dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk tujuan komersil," kata Benu ketika itu.

Benu mengatakan, kontrak kinerja itu dia tanda tangani bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di atas materai.

"Inilah yang saya penuhi kontrak kinerja saya dengan Pak Menteri dan bekerja sama dengan pihak swasta untuk produk komersial hasil penelitian laboratorium kami dengan difasilitasi oleh pemerintah provinsi. Produk ini yakni Sophia," kata Benu.

Benu mengatakan, pihaknya hanya bertugas untuk menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas.

Namun, soal bisnis untuk produk dipasarkan menjadi tanggung jawab pihak swasta sesuai dengan hasil MoU sebelumnya.

Sementara Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, harga Sophia akan ditentukan oleh pengusaha yang memasarkan produk itu.

"Nanti PT NAM yang akan atur soal harga Sophia," ujar Viktor, usai menghadiri acara peluncuran Sophia di Kampus Undana Kupang, pada Juni 2019 lalu.

Menurut Viktor, Pemerintah Provinsi NTT hanya menyiapkan regulasi sehingga tata niaga minuman Sophia dapat berjalan dengan baik.

Menurut Viktor, Sophia menjadi awal yang baik untuk membangkitkan ekonomi masyarakat yang selama ini memproduksi minuman keras lokal yang dikenal dengan Sopi. 

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved