Amerika dan Iran Sudah Mulai Perang, Ini Kekuatan Iran yang siap Menghadapi Pasukan Donald Trump

Amerika dan Iran Sudah Mulai Perang, Ini Kekuatan Iran yang siap Menghadapi Pasukan Donald Trump

Editor: Alfred Dama
afp photo
Empat peluru kendali mengudara di sebuah kawasan gurun yang tak disebutkan di Iran. Foto ini diperoleh dari divisi publikasi Garda Revolusi, Sepah News. 

Amerika dan Iran Sudah Mulai Perang, Ini Kekuatan Iran  yang siap Menghadapi Pasukan Donald Trump

POS KUPANG.COM -- Amerika Serikat dan Iran secara terbuka sudah mulai melancarkan serangan militer yang menandai perang kedua negara.

Amerika melancarkan serangan rudal yang menewaskan jenderan Iran  Qasem Soleimani  yang diusebut pembalasan atas tewasnya warga Amerika, Iran langsung merespon dengan menembakan rudal-rudal ke pangkalan militer Irak yang digunakan oleh militer Amerika

Amerika Serikat baru saja menabuh perang dan Iran sudah membalasnya.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran tidak terjadi baru-baru ini saja, tapi sudah lama.

Ketegangan itu bahkan melibatkan presiden masing-masing negara.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden AS Donald Trump kerap terlibat twitwar dengan Presiden Iran Hassan Rouhanie.

Almarhum Jendral Qasem Soleimani (kiri) dan penggantinya Esmail Qaani. Iran pastikan balas dendam atas kematian Qasem, AS tambah pasukan ke Timur Tengah.
Almarhum Jendral Qasem Soleimani (kiri) dan penggantinya Esmail Qaani. Iran pastikan balas dendam atas kematian Qasem, AS tambah pasukan ke Timur Tengah. (ndtv.com)

Salah satunya yang terjadi pada Juli 2018 lalu.

"Damai dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian, dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang."

Begitu salah satu cuitan Presiden Iran yang sangat menohok.

Cuitan tersebut tentu saja memicu amarah Donald Trump dan ia pun membalasnya dengan huruf besar dan mengatakan:

Demi Betrand Peto, Pipi Sarwendah Sampai Melepuh, Ruben Onsu Kaget dan Bilang Ini

Intip Potret Gemas sang Bayi Anak Ahok dan Puput Nastiti Devi Lahir, Mirip Siapa?

Tagar Hari Patah Hati Nasional Kembali Trending! Isyana Sarasvati Terima Lamaran Dokter Muda

Sering Tampil Seksi, Nikita Mirzani Banjir Pujian Saat Bersama Putrinya Berhijab Syari saat Umrah

"Untuk Iran dan Presiden Rouhani: JANGAN PERNAH, JANGAN PERNAH LAGI MENGANCAM AMERIKA, ATAU KAU AKAN MENERIMA KONSEKUENSI SEPERTI YANG TERJADI DALAM SEJARAH."

Ungkapan tersebut telah memancing spekulasi besar terhadap ketegangan dua negara ini.

Pada tahun yang sama, para ahli sudah memprediksi Iran kemungkinan besar akan digempur Amerika pada akhir tahun ini.

Kemungkinan tersebut didasarkan pada kemungkinan buruk yang dilakukan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, untuk mengakhiri hubungan nuklir dengan Eropa, seperti diwartakan Dailystar.

Hal itu tentu semakin mempermudah tujuan Amerika jika hendak menggempur Iran.

Jika memetakan kekuatan dari kedua negara, jelas Iran kalah telak.

Iran janjikan hadiah Rp1,1 triliun untuk kepala Donald Trump. Semakin panas.

Tak hanya itu, Amerika juga jelas diuntungkan untuk pertempuran satu lawan satu.

Hal itu bisa kita lihat saat Amerika menghancurkan Taliban di Afganistan dan menyapu Saddam Hussein dari kekuasaan di Irak hanya dalam beberapa minggu.

Selain itu, sejak Perang Vietnam, pasukan AS tidak pernah kalah dalam pertempuran.

Meski begitu, tidak satu pun dari konflik itu berakhir dengan kemenangan total.

Dan pertempuran-pertempuran tersebut telah menunjukkan bagaimana kekuatan militer Amerika yang didasarkan pada kecanggihan teknologi mereka.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pengumuman penting pada 27 Oktober 2019 di Gedung Putih. Trump mengumumkan kematian Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi saat penyerbuan malam oleh pasukan AS.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pengumuman penting pada 27 Oktober 2019 di Gedung Putih. Trump mengumumkan kematian Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi saat penyerbuan malam oleh pasukan AS. (KOMPAS.com/AFP/JIM WATSON)

Data 2018 menyebut, populasi Iran hanya memiliki sekitar 80 juta penduduk, angka yang lebih kecil dibandingkan AS dengan sekitar 325 juta penduduk.

Sementara jumlah militer AS sekitar 1,3 juta personel militer aktif dan Iran hanya memiliki 550 ribu termasuk personel cadangan, sedang AS masih menyimpan 2 juta personel cadangan.

Sementara kekuatan darat Iran hanya memiliki 1.600 tank sedangkan AS memiliki 5.000 dan keduanya dalam kondisi siap tempur.

Untuk pasukan udara, AS memiliki 13 ribu pesawat militer di semua cabang sedang Iran hanya memiliki 550 pesawat dengan teknologi sisa-sisa perang dingin.

Terakhir di kubu angkatan laut, Amerika mempunyai 282 kapal induk dengan kekuatan tempur yang disebarkan termasuk, 11 kapal induk bertenaga nuklir.

Sedang Iran hanya memiliki 50 kapal perang, dengan perahu konvensional yang bisa digunakan untuk perahu bunuh diri.

Selain yang disebutkan di atas anggota militer milik Amerika disebut lebih terlatih daripada militer Iran.

Qasem Soleimani.

Namun, satu kemungkinanan yang bisa membuat Iran menang adalah sebab tidak ada prospek Iran meluncurkan perang konvensional melawan AS.

Teheran juga bukanlah ancaman militer konvensional terhadap Amerika.

Akan jauh lebih mungkin untuk bergantung pada operasi rahasia dan asimetris misalnya, serangan cyber atau teror terhadap target AS atau sekutunya di Timur Tengah.

Para pengamat umumnya sepakat bahwa invasi ke Iran akan jauh lebih menantang dan berdarah daripada Perang Irak.

Meskipun Saddam digulingkan dalam beberapa minggu, bertahun-tahun perang gerilya menyebabkan hampir 5.000 orang Amerika mati, puluhan ribu tentara terluka, dan ratusan ribu korban sipil.

Irak adalah negara yang jauh lebih kecil daripada Iran, dan daerahnya jauh lebih cocok untuk pasukan lapis baja AS yang membuat takut lawan-lawan mereka pada 2003.

Ini bukan hanya intervensi Timur Tengah, namun perang dengan Iran akan menjadi prospek yang menghancurkan bagi semua orang yang terlibat.

Artikel ini tayang di Grid.ID dengan judul:Perang Konvensional, Inilah Kuncinya Jika Iran Ingin Menang saat Digempur Amerika Serikat

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved