Berita Puisi

Puisi-Puisi Pos Kupang Minggu Ini, Kepoin Yuk. Siapa Tahu Ada Karyamu

Puisi-puisi Pos Kupang ini diantaranya Puisi Melki Deni /Aku Rindu/Aku rindu mencintaimu dengan sempurna.

ilustrasi pos kupang
Kembalikan tanah kami 

Puisi-Puisi Melki Deni
/Aku Rindu

Aku rindu mencintaimu dengan sempurna,
dengan sajak yang tak pernah dibacakan malam kepada bulan yang menyebabkannya lumpuh
dengan bahasa yang tak pernah dituturkan manusia kepada dunia yang menjadikannya rapuh.

DPRD NTT Minta Pemerintah Lengkapi Syarat Untuk Pinjaman Daerah Rp 900 Miliar

Aku rindu mencintaimu dengan sempurna,
dengan bait yang tak pernah dijelaskan pena kepada media yang menyebabkannya kambuh,
dengan puisi yang tak pernah dinyatakan hati kepada bumi yang menjadikannya luruh.

//Tak Ada Hujan Hari Ini

Di luar tak ada hujan, memulung.
Payung-payung mematung dan kita digantung.
Bendungan-bendungan kegersangan dan kita berkabung.
Petani-petani tradisional berutang piutang tak terhitung lalu akhirnya melembung.

Di luar tak ada hujan, menguning.
Tanah-tanah mengering dan kita selalu di samping.
Pohon-pohon di kebun kekerdilan dan kita kusut-langsing.
Pemulung-pengemis kecil bercompang camping selalu terpelanting lalu akhirnya meramping.

Cerpen Riko Raden: Kembalikan Tanah Kami

Di luar tak ada hujan, berbahagia.
Elite-elite negara membeli kita dan kita berlari mencandu dalam agama.
Wakil-wakil rakyat menciptakan polemik bangsa dan kita mendoakan di balik kehebatan munafik mereka.
Kita-kita didera sampai tak merasa apa-apa dan akhirnya bawa derita ke surga.

///Gadis Berkerudung

Di ujung gigir tanjung,
Langit biru mencekung,
Seorang gadis berkerudung jingga memancarkan pipi lesung,
Dan semua lelaki pengintai langsung tersanjung.

Di balik tirai tanjung berlesung,
Bumi tua melembung,
Ku tuliskan di dalam relung hati bait-bait kidung,
Tentang gadis berkerudung jingga bersenandung rindu di tanjung.

Wakil Gubernur NTT Disambut Tarian Penari Sanggar Lopo Gaharu di Ruangan Nembrala

Seperti bidadari bertubuh cantik sejak dan sampai abadi,
Bulan yang tak lekas pergi seusai menyalami bumi,
Deraian embun pagi buta membasahi kaki-kaki para pencari,
Dan gadis berkerudung jingga yang dikejari sampai tak pernah selesai.
(Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero. Penyair aktif menulis puisi).

Puisi-Puisi Stefan Bandar
Tipumu

Malam ini,
aku tak ingin lagi bersajak untukmu, pun berpuisi.
Engkau sendiri tahu, pagi tadi saat gerimis menyapa bumi,
telah kukirim segenggam sajak untukmu
sedang siang tadi saat gerimis telah pergi, telah kubaca
sebait puisi untukmu.

Liga 3 Nasional: Beredar Surat Sanksi Untuk PSN Ngada, Begini Penjelasan Manajer

Malam ini,
aku tak ingin lagi berkisah denganmu, pun bercerita untukmu.
Engkau sendiri tahu, senja tadi saat gerimis kembali hadir,
kudapatkan dirimu di ujung taman dengan sepasang
tangan melingkar pada pinggangmu.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved