Hari HAM 2019, Save Jurnalis, Selamatkan Wartawan Dalam Karya Jurnalistiknya di Indonesia
Hari HAM 2019, Save Jurnalis alias Selamatkan Wartawan Dalam karya jurnalistiknya di Indonesia
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Lebih lanjut Lambert Grijns mengatakan, tahun depan Belanda bersama UNESCO akan menjadi tuan rumah World Press Freedom Day yang akan diselenggarakan di Den Haag tanggal 22 sampai 24 April 2020.
"Kami sangat senang untuk bisa berkontribusi memajukan agenda penting ini. Mungkin tahun depan kita bertemu lagi di sana. Selamat Hari HAM Internasional," kata Lambert Grijns.
* Kebebasan Pers
Duta Besar Inggris, Owen Jenkins mengatakan pentingnya kebebasan pers.
"Kita semua yang berada di sini sepakat tentang pentingnya kebebasan pers. Tanpa kebebasan pers, kita tidak bisa memiliki demokrasi yang efektif. Kebebasan pers menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab dan bekerja lebih baik. Kebebasan pers berarti bahwa publik mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar suara demokrasi menjadi berarti," kata Owen Jenkins.
Ditambahkannya, kebebasan pers membantu mengatasi korupsi dan
mempertahankan standar etika yang kuat. Kebebasan pers juga
membantu memastikan semua kebebasan publik yang lain terlindungi dan terpelihara.
Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Inggris memutuskan bahwa
Kebebasan Pers akan menjadi isu prioritas nomor satu di Inggris tahun 2019. Pada bulan Juli, Inggris menjadi tuan rumah konferensi global pertama untuk membela kebebasan pers.
"Kami berharap pemerintah Indonesia akan terus menunjukkan kepada dunia, tentang komitmen Indonesia dalam mendukung kebebasan pers," kata Owen Jenkins.
Owen mengatakan, Freedom House menilai pers Indonesia tidak sepenuhnya bebas karena adanya laporan-laporan tentang kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis, dan konsentrasi kepemilikan media.
Reporters Without Borders menempatkan Indonesia pada peringkat ke-seratus dua puluh empat dari seratus delapan puluh, dalam Indeks Kebebasan Pers Sedunia.
AJI mencatat ada sekitar 40-50 kasus kekerasan terhadap jurnalis setiap tahunnya. Bahkan beberapa daerah di Indonesia masih sulit untuk diakses oleh jurnalis.
Kedutaan Besar Inggris ingin bekerjasama dengan Indonesia untuk mengatasi tantangan ini dan mengubahnya.
Menurut Owen Jenkins, seminar nasional serta sesi pelatihan selama dua hari kedepan hanyalah sebagian dari upaya Kedutaan Besar Inggris untuk mendukung kemajuan Kebebasan Pers di Indonesia.

"Kami senang dapat bekerjasama dengan teman-teman kami di Kedutaan Besar Belanda dan kami akan melanjutkan kampanye dan kerjasama ini di masa depan. Kita semua setuju bahwa kebebasan pers itu penting tapi hal itu bukan sekedar hanya menganggukkan kepala dan setuju. Kami tidak ingin hari ini menjadi hanya sebatas omongan. Kami ingin hari ini mengarah pada komitmen nyata untuk bertindak," kata Owen Jenkins.
"Kami ingin, setelah Anda meninggalkan Erasmus Huis, Anda memiliki semangat yang tinggi - untuk mengidentifikasi masalah serta solusinya. Untuk mendidik mereka yang tidak berada di sini. Dan menyatukan semua pihak dan individu agar mereka bisa
menganalisa dan merencanakan apa saja yang perlu dilakukan untuk
melindungi pers," kata Owen Jenkins.
Duta Besar Inggris, Owen Jenkins mendorong Indonesia untuk bergabung dengan Inggris, dan banyak negara lainnya untuk merancang dan mengembangkan Rencana Aksi Nasional untuk Keselamatan Jurnalis.