Tim Riset Bengkel Appek Ungkap Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Masalah Kesehatan Remaja

masyarakat mengkonsumsi daging ayam atau menyajikan menu lengkap hanya ketika ada tamu istimewa atau ketika perayaan-perayaan tertentu.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI
Laurensius Say Rani Sosiolog dari Universitas Nusa Cendana Kupang tim riset Bengkel Appek di Hotel Neo Aston Kota Kupang, Kamis (12/12/2019). 

Tim Riset Bengkel Appek Ungkap Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Masalah Kesehatan Remaja Kabupaten Kupang

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh pihak Bengkel Appek menyatakan status gizi remaja Kabupaten Kupang masuk dalam zona rendah.

Riset tersebut memilih 300 remaja putra dan putri dari 33 desa di enam Kecamatan di Kabupaten Kupang dan 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 6 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Laurensius Say Rani, Sosiolog Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang mengatakan selain aspek prilaku sehat, tim riset juga menganilis dimensi sosial dan ekonomi.

Menurutnya remaja terjebak dalam limitasi atau keterbatasan secara sosial maupun ekonomi sehingga membuat mereka ada dalam status kesehatan yang tidak memadai.

Dia jelaskan, orangtua dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga akses informasi, pola konsumsi dan hidup sehat kemudian terbatas. Dari sisi ekonomi, lanjutnya, kondisi ekonomi juga tidak memadai.

"Sebagaian besar mereka adalah petani, dengan lahan yang terbatas, produktivitas terbatas dan lantas kesediaan pangan bagi anak-anak mereka juga terbatas," ungkapnya.

Terpisah Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan ia meminta Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno meminta agar warga mengkonsumsi makanan sehat, salah satunya daging ayam untuk memperbaiki gizi mereka.

Korinus menjelaskan umumnya masyarakat mengkonsumsi daging ayam atau menyajikan menu lengkap hanya ketika ada tamu istimewa atau ketika perayaan-perayaan tertentu.

Menurutnya, kebiasaan ini harus diubah. "Ini faktor sosial budaya yang sudah lama dan memang sulit diubah tapi kita akan terus mendorong masyarakat, kita libatkan semua pihak untuk sosoliasi dan beri edukasi kepada masyarakat," ungkapnya.

Korinus katakan, sebagian besar masyarakat belum sampai pada kesadaran pentingnya asupan gizi bagi anak-anak. Untuk itu sosialisasi dan edukasi perlu gencar dilakukan.

Terkait penanganan masalah stunting, kata Korinus pihaknya sudah memanggil semua Kepala Desa untuk mulai melakukan pendataan sampai ke tingkat RT. "Supaya kita mendapatkan data yang jelas lalu kita tangani lintas sektor dari PKK, Kesehatan dan dari Dana Desa bagaimana itu dianggarkan untuk pencegahan stunting," katanya.

Perempuan ini Tewas Ditusuk Suami 8 Kali hanya Karena Tak Diajak

PLN Siapkan Ratusan Titik lampu Hiasi Tiga Lokasi Strategis Kota Kupang

Korinus mengakui angka stunting di Kabupaten Kupang masih tinggi untuk itu butuh kerja sama lintas sektor dan masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat dalam keseharian mereka.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved