BPS NTT Ajak Media Sukseskan Satu Data Indonesia
Mulai Februari 2020 Badan Pusat Statistik akan memulai Sensus Penduduk untuk masyarakat NTT. Pada sensus tahun depan nantinya BPS mulai menerapkan Se
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Mulai Februari 2020 Badan Pusat Statistik akan memulai Sensus Penduduk untuk masyarakat NTT. Pada sensus tahun depan nantinya BPS mulai menerapkan Sensus Penduduk Online. Oleh karena itu pihak BPS NTT terus berupaya melakukan sosialisasi terkait sensus penduduk yang menggunakan sistem online dengan satu data.
Kepala BPS NTT, Darwis Sitorus, diwakili Kepala Bidang Statistik Sosial BPS NTT, Desmon Sinurat, pada acara Sosialisasi SP
SP2020 dan Workshop Wartawan Menuju Satu Data Indonesia di Ruang Kolbano Sotis Hotel, Kamis (5/12/2019), menyampaikan lahirnya Perpres nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia merupakan babak baru dalam tata kelola data dan informasi statistik sektoral di Indonesia.
Jika sebelumnya statistik sektoral dikelola oleh masing-masing dinas/instansi, hadirnya perpres tersebut menuntut kita untuk mulai berbenah, bekerja secara bersama dan terkoordinir untuk mewujudkan data yang lebih berkesinambungan, akurat dan terpadu.
Dalam hal ini BPS baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota memikul amanah sebagai pembina data di tingkat daerah. "Kami berkewajiban untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan Satu Data Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dimana salah satu perwujudan fungsi tersebut adalah dengan dilaksanakannya kegiatan yang kita ikuti bersama ini. Lembaga/ Dinas/ Instansi terkait, baik provinsi maupun kabupaten kota, selaku produsen data sektoral di tingkat daerah, mempunyai peran penting sebagai agen penggerak utama ketersediaan, keakuratan, kelengkapan dan kesesuaian data yang dibutuhkan berbagai pihak," terangnya.
Begitu pula Awak Media, lanjutnya, aktivis pemberitaan, pers atau wartawan – wartawati, baik media cetak maupun media online, selaku corong dan garda terdepan dalam hal mewartakan data dan informasi, mempunyai peran penting sebagai agen utama penyebarluasan informasi dan data yang akurat, dengan interpretasi yang tepat, tidak multi-tafsir, mudah difahami, berbobot, independent dan berimbang.
• HUT NTT Dirayakan di Sumba Timur. Ternyata Ada Bonus bagi yang Berprestasi, Simak Liputannya
"Dalam praktiknya nanti tentu akan ada jalan terjal yang harus kita hadapi bersama dalam mensukseskan Satu Data Indonesia. Keterbatasan tenaga, anggaran, peralatan dan sumber daya boleh jadi akan menggoyahkan perjuangan kita di awal masa transisi ini. Namun yakinlah bahwa perubahan ini akan menuju ke arah yang lebih baik. Demi menghasilkan data statistik yang lebih baik dan terwujudnya Sistem Statistik Nasional yang lebih handal," tukasnya.
Ia mengatakan BPS Provinsi NTT selalu siap mendukung terwujudnya pengelolaan data sektoral yang tertata dengan baik. Oleh karena itu, dalam forum ini ia mengajak semua yang hadir untuk mengaktifkan kembali pertemuan forum data baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
"Kita jadikan forum ini sebagai pertemuan untuk membahas berbagai hal mengenai perbaikan kualitas penyajian dan penuyebarluasan data sektoral sehingga tercipta pengelolaan dan pemberitaan data yang lebih baik," tuturnya.
Disampaikannya secara pelan tapi pasti, perbaikan tersebut harus di fikirkan bersama, terutama untuk data strategis yang fundamental dan mendasar. Seperti data di sektor sosial, pendidikan, pertanian, dan kesehatan. Sehingga rumusan kebijakan yang didasarkan pada data-data tersebut dapat tepat sasaran dan tepat guna.
Sektor pariwisata juga baiknya mendapat perhatian khusus, selain karena sektor ini merupakan salah satu sektor utama yang digadang-gadang Gubernur NTT sebagai sektor pendongkrak ekonomi, nyatanya secara analitis sektor ini memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap PDRB. Dimana diyakini bahwasanya dengan meningkatnya pariwisata sebagai prime-mover maka akan meningkatkan sektor-sektor lainnya seperti keuangan, konstruksi, transportasi bahkan sektor pertanian.
"Pembangunan itu memang mahal dan sulit tapi membangun tanpa data akan jauh lebih mahal bahkan jauh lebih sulit. Oleh karena itu kepada Perwakilan Dinas / Instansi / Lembaga terkait, dengan adanya amanah sebagai produsen data, tidak dapat dipungkiri akan menambah tugas.
Untuk itu BPS sebagai institusi pembina kegiatan statistik telah merancang kegiatan sosialisasi, workshop, pelatihan dan diklat untuk meningkatkan kemampuan kita di bidang pengelolaan data statistik. Melalui kegiatan ini diharapkan aktualisasi Satu Data Indonesia ini dapat tercapai secara maksimal dengan ouput yang optimal.
Sehingga, data yang kita kelola bersama dapat diwartakan dengan pemahaman yang baik dan menjadi acuan pembangunan yang lebih tepat sasaran dan minim kesalahan," harapnya.(*).