Begini Pekerjaan Rosana Barack, Ayah Reino Barack Sekaligus Mertua Syahrini, Jangan Kaget
Begini Pekerjaan Rosana Barack, Ayah Reino Barack Sekaligus Mertua Syahrini, Jangan Kaget
POS-KUPANG.COM - Begini Pekerjaan Rosana Barack, Ayah Reino Barack Sekaligus Mertua Syahrini, Jangan Kaget
Mengungkap Sosok Rosano Barack, Mertua Syahrini yang Sukses Jadi Pebisnis
Inilah profil Rosano Barack, mertua Syahrini, pebisnis sukses.
Dikutip dari website PT Global Mediacom, Rosano Barack menjabat sebagai komisaris utama sejak 29 Mei 1998.
Artinya, pengusaha berdarah Jepang kelahiran 1953 ini menempati jabatan tinggi itu kurang dari 10 hari setelah Soeharto lengser.
Ini seolah pembuktian bahwa Rosano tetap berkomitmen dengan bisnisnya bersama Keluarga Cendana walau dalam kondisi paling sulit sekalipun.
Rosano Barack mendirikan PT Global Mediacom bareng Bambang Trihatmodjo dan Mochamad Tachril Sapi`ie pada 30 Juni 1981 dengan nama PT Bimantara Citra.
Tulisan Thomas Wibisono dalam Informasi (1994) mengungkapkan, ketiganya sudah bersahabat sejak kecil, sama-sama bersekolah SD Cikini.
Selain trio perintis itu, menyusul kemudian Indra Rukmana. Istri Indra, yakni Siti Hardijanti atau Mbak Tutut yang tidak lain adalah anak pertama Soeharto, kelak juga turut menjabat sebagai komisaris independen di perusahaan ini.
Pergantian nama PT Bimantara Citra menjadi PT Global Mediacom sebenarnya baru terjadi pada 27 Maret 2007 atau cukup lama setelah rezim Soeharto berakhir.
Sebelumnya, pada 2000, sebagian saham perusahaan ini diakusisi oleh Hary Tanoesoedibjo.
Rosano Barack memang membuktikan ucapannya bahwa ia tidak meninggalkan Keluarga Cendana melewati masa-masa sulit setelah Orde Baru tumbang, setidaknya di perusahaan yang dirintisnya bersama putra dan menantu Soeharto.
Bambang Trihatmodjo tidak menjabat komisaris lagi sejak 2012.
Begitu pula Mbak Tutut –yang kemudian berpolemik dengan Hary Tanoe terkait kepemilikan TPI– kendati mantan Menteri Sosial RI ini masih punya saham 0,14 persen hingga 31 Desember 2013. Rosano saat itu memiliki 0,34 persen saham.
Sedangkan pemilik saham mayoritas kala itu adalah PT MNC Investama pimpinan Hary Tanoe, yakni sebesar 55,95 persen. Hary Tanoe juga masih punya saham atas namanya sendiri sebesar 0,22 persen.
