PR dari HAB ke-74, Siedan Jadi Laboratorium Moderasi Beragama
eksistensi Kementrian Agama Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo (Siedan), dan Flotim
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
PR dari HAB ke-74, Siedan Jadi Laboratorium Moderasi Beragama
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Sukacita pembukaan perayaan menyongsong Hari Amal Bhakti (HAB) ke-74 Kementrian Agama RI, 3 Januari 2020 pada Jumat (30/11/2019) malam menjadi refleksi lembaga mengkohkan eksistensi Kementrian Agama Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo (Siedan), dan Flotim sebagai laboratorium moderasi.
“Semoga kegiatan ini kita pupuk silahturahmi antarkita sesama dalam meningkatkan kinerja kita semua guna menjadikan Kantor Kemenag sebagai laboratorium moderasi beragama,” ajak Kepala Kemenag Sikka, Antonius Nggaa Rua, dalam sekapur sirih pembukaan HAB Kemenag di Hotel Lokarya Indah.
Perayaan pembukaan HAB dihadiri delapan ratus lebih peserta dari Siedan dan peninjau dari Flotim.
Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Propinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus, mengatakan moderasi beragama sedang menguat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Kementrian Agama, kata Sarman, moderasi beragama dicanangkan tahun ini telah masuk dalam RPJMN tahun 2019-2024. Kemenag telah mencetak buku tentang moderasi beragama.
Dikatakannya,moderasi menjadi respon atas maraknya perilaku intoleransi dan radikalisme. Kemenag menetapkan 2019 sebagai tahun moderasi beragama.
Moderasi beragama, kata Sarman, secara sederhana harus dipahami sebagai proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan berimbang agar terhindar dari perilaku esktrim atau berlebihan saat mengimplementasikanya.
Sarman menegaskan, agama tak perlu dimoderasi karena agama tidak pernah mengajarkan perusakan di muka bumi ini, kezaliman dan angkara murka. Hal yang paling utama, kata Sarman, adalah cara seseorang beragama harus selalu didorong ke jalan tengah, harus senantiasa dimoderasi. Karena dia bisa berubah-ubah menjadi ekstrim, tidak adil bahkan berlebih-lebihan.
Indikasi moderasi meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, dan akomodatif dengan kebudayaan lokal. Ia minta semua insan Kemenag di Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo dan Flores Timur, memahami moderasi beragama, mengimplementasikan dan mensosialisaiskan ke tengah masyarakat.
• Terancam Dipenjara, 5 Fakta Siswi SMP di Lampung Dijual Pacarnya Demi Rp 200 Ribu
• Chord Gitar dan Lirik Lagu Akad dari Band Payung Teduh, Betapa Bahagianya Hatiku
“Jangan sampai orang dari luar Kantor Kemenag lebih paham dari kita (Kemenag). Kita harus menjadi garda terdepan mewujudkan moderasi beragama dan bersama-sama di tengah masyarakat,” ajak Sarman. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eueginius Mo’a).