PR dari HAB ke-74, Siedan Jadi Laboratorium Moderasi Beragama

eksistensi Kementrian Agama Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo (Siedan), dan Flotim

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGINIUS
Kepala Kantor Wilayah Kemenag NTT,Drs. Sarman Marselinus membuka perayaan HAB ke-74, Jumat (29/11/2019) malam di Hotel Lokarya Indah, 2 Km arah timur Kota Maumere, Pulau Flores. 

PR dari  HAB ke-74, Siedan  Jadi  Laboratorium Moderasi  Beragama 

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Sukacita  pembukaan perayaan menyongsong Hari  Amal  Bhakti  (HAB)  ke-74  Kementrian Agama  RI,     3  Januari  2020  pada  Jumat (30/11/2019) malam menjadi  refleksi  lembaga mengkohkan eksistensi  Kementrian  Agama Sikka, Ende,  Ngada, Nagekeo (Siedan), dan  Flotim    sebagai  laboratorium  moderasi.

“Semoga  kegiatan ini kita pupuk  silahturahmi antarkita sesama dalam meningkatkan kinerja kita  semua  guna  menjadikan Kantor Kemenag sebagai laboratorium  moderasi beragama,” ajak  Kepala  Kemenag  Sikka,  Antonius  Nggaa Rua,  dalam sekapur sirih pembukaan   HAB  Kemenag  di Hotel Lokarya Indah.

Perayaan  pembukaan HAB dihadiri  delapan  ratus lebih peserta dari  Siedan dan  peninjau dari  Flotim. 

Kepala Kantor Wilayah    Kementrian  Agama  Propinsi NTT,  Drs. Sarman Marselinus,  mengatakan moderasi beragama sedang   menguat dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara.  Dalam konteks  Kementrian Agama, kata  Sarman,  moderasi beragama dicanangkan  tahun ini  telah masuk  dalam RPJMN tahun 2019-2024. Kemenag  telah mencetak  buku tentang moderasi beragama.

Dikatakannya,moderasi  menjadi  respon atas maraknya  perilaku  intoleransi dan radikalisme. Kemenag menetapkan  2019 sebagai  tahun  moderasi beragama.

Moderasi beragama, kata Sarman,  secara sederhana harus dipahami  sebagai proses  memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan berimbang agar terhindar  dari  perilaku esktrim atau berlebihan  saat   mengimplementasikanya.

Sarman menegaskan, agama tak perlu dimoderasi  karena agama  tidak pernah mengajarkan perusakan di muka bumi ini, kezaliman dan angkara murka. Hal   yang paling  utama, kata Sarman,  adalah  cara seseorang beragama harus  selalu didorong ke  jalan  tengah, harus senantiasa dimoderasi. Karena  dia bisa berubah-ubah  menjadi ekstrim, tidak  adil  bahkan  berlebih-lebihan.

Indikasi  moderasi  meliputi komitmen kebangsaan,  toleransi, dan akomodatif dengan  kebudayaan lokal.  Ia minta semua   insan Kemenag di  Sikka,  Ende,  Ngada,  Nagekeo dan Flores  Timur,  memahami moderasi beragama, mengimplementasikan dan mensosialisaiskan ke tengah masyarakat.

Terancam Dipenjara, 5 Fakta Siswi SMP di Lampung Dijual Pacarnya Demi Rp 200 Ribu

Chord Gitar dan Lirik Lagu Akad dari Band Payung Teduh, Betapa Bahagianya Hatiku

“Jangan sampai  orang  dari luar Kantor Kemenag  lebih  paham dari  kita  (Kemenag).   Kita harus  menjadi  garda terdepan   mewujudkan  moderasi  beragama  dan bersama-sama di  tengah masyarakat,”  ajak Sarman.  (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eueginius Mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved