YLKI : Konsumen Inginkan Energi Murah dan Mudah Diperoleh
Selama ini konsumen inginkan agar energi alternatif yang murah dan mudah diperoleh serta ketersediaannya terjamin.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Workshop Jurnalis dan Media Soal Isu EBT - YLKI : Konsumen Inginkan Energi Murah dan Mudah Diperoleh
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Selama ini konsumen inginkan agar energi alternatif yang murah dan mudah diperoleh serta ketersediaannya terjamin.
Hal ini disampaikan Anggota Dewan Pembina Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) , Widjanarka pada acara Workshop Jurnalis dan Media di Hotel Neo by Aston, Minggu (24/11/2019).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mongabay Indonesia dan Hivos. Workshop ini dengan mengambil tema isu-isu tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Hadir pada acara ini Direktur Mongabay Indonesia, Ridzki Sigit, Koordinator Workshop, Rahmadi Rahmad.
Sedangkan dari Hivos hadir, Nova Doloksaribu, Lina Noviandari, Gus Firman, Rita Kefi dan Johanis.
Menurut Widjanarka, konsumen tidak memikirkan soal persoalan energi yang terjadi, tetapi yang diinginkan konsumen, yakni energi alternatif yang murah dan mudah diperoleh.
"Kita berpikir bahwa energi fosil akan habis ,tapi konsumen tidak pikir sampai di situ. Asalkan energi yang diperoleh itu murah dan mudah didapat," kata Widjanarka.
Dijelaskan, dari kacamata konsumen apa itu BET dan kebanyakan konsumen tidak memperhatikan itu. Sebaliknya, konsumen hanya menginginkan agar tetap mendapat layanan energi.
Saat itu, Widjanarka juga menyampaikan soal persoalan energi yang dihadapi konsumen .
"Kita masih ingat soal proses subtitusi dari minyak tanah ke gas eplpiji," katanya.
Sedangkan soal pemanfaatan energi BBM, Widjanarka mencontohkan proses distribusi BBM di Wamena
"Distribusi BBM di Wamena adalah terbaik dan menjadi contoh bagi daerah lain," katanya.
Sedangkan, persoalan yang dihadapi konsumen jika dihadapkan pada energi terbarukan umumnya terletak pada harga,kualitas,ketersediaan(terjaminnya pasokan), serta penjaminan atas penggunaannya.
Dia juga menyimpulkan bahwa perlu dinaikan harga energi fosil, alihkan untuk mensubsidikan BET, mengatur mata rantai yang berkepanjangan atau berkelanjutan.
"Perlu ada pendidikan masyarakat konsumen yang masif sebagai prosumer,agar pengalihan tersebut tidak terjadi gejolak yang menyebabkan ketidakstabilian politik," ujarnya.
• Hujan Disertai Angin Terbangkan Atap Rumah Warga di Noelbaki
• BREAKING NEWS: Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Warga
Widjanarka juga mengingatkan bahwa selama ini masyarakat yang menggunakan listrik PLN itu telah membayar dengan iuran penerangan jalan umum (PJU), karena itu, masyarakat yang belum memiliki lampu jalan di sekitar atau di depan rumah maka bisa dipertanyakan.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)