Workshop Jurnalis dan Media Soal EBT, Inilah Pengaruh Energi Bagi Perempuan
gas bagi perempuan diperlukan dalam berbisnis, termasuk listrik untuk memasak serta penerangan.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Workshop Jurnalis dan Media Soal EBT, Inilah Pengaruh Energi Bagi Perempuan
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Energi sangat dibutuhkan oleh perempuan untuk meningkatkan ekonomi perempuan serta meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan keluarga.
Hal ini disampaikan Sutriyatmi Armadireja pada acara Workshop Jurnalis dan Media di Hotel Neo by Aston, Minggu (24/11/2019).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini digelar oleh Mongabay Indonesia dan Hivos. Workshop ini dengan mengambil tema isu-isu tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Hadir pada acara ini Direktur Mongabay Indonesia, Ridzki Sigit, Koordinator Workshop, Rahmadi Rahmad. Sedangkan dari Hivos hadir, Nova Doloksaribu, Lina Noviandari, Gus Firman, Rita Kefi dan Johanis.
"Kami dari koalisi perempuan melihat energi dari beberapa area,yakni akses, manfaat, partisipasi dan kontrol yang masih minim," kata Sutriyatmi.
Dia menjelaskan, dari sisi akses oleh perempuan masih terbatas, terutama akses informasi.
Lebih lanjut, dikatakan, dari sisi manfaat, maka manfaat energi bagi perempuan sangat tinggi.
"Ada juga partisipasi perempuan dalam kebijakan pembangunan energi dan juga soal kontrol yang masih minim," katanya.
Dikatakan, belum semua anggota koalisi perempuan Indonesia memahami soal energi.
"Jika bicara soal konsumen, tapi masih. Khusus partisipasi perempuan dalam kebijakan pembangunan energi masih minim," katanya.
Sutriyatmi juga mengakui, gas bagi perempuan diperlukan dalam berbisnis, termasuk listrik untuk memasak serta penerangan.
"Kalau di Jakarta, listrik sebagai energi transportasi. Listrik dan gas erat kaitan dengan kerja-kerja perempuan," ujarnya.
Dia mengakui, dampak kelangkaan gas dan listrik bagi perempuan,yakni kerugian ekonomi akan terasa, kerusakan alat-alat kerja, alat-alat rumah tangga dan kerusakan ASI yang berdampak pada kesehatan bayi.
"Alat komunikasi juga tidak bisa digunakan,terganggunya persediaan air bersih,keamanan beraktivitas di luar rumah terganggi gelap.Kondisi ini banyak dialami di Jakarta, apabila listrik pada, maka akan mengganggu persediaan air bersih," katanya.
Dikatakan, bukan saja soal masalah ekonomi tapi juga berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.