Berita Pendidikan

Tim Save the Children Safari ke Sekolah, Tujuh Kecamatan di Kabupaten Kupang

Tim dari Save the Children melakukan safari ke Sekolah Dasar (SD) di tujuh kecamatan di Kabupaten Kupang.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Apolonia Matilde
Edy Hayong
Kegiatan Safari oleh Save the Children di SD Reformasi Plus Tarus 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Tim dari Save the Children melakukan safari ke Sekolah Dasar (SD) di tujuh kecamatan di Kabupaten Kupang.

Kegiatan safari tersebut meupakan Program School for Change yang saat ini berada pada periode implementasi tahun kedua dari durasi 3 tahun project di Kabupaten Kupang.

Program yang didanai oleh IKEA Foundation tersebut dilaksanakan di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Kupang Barat, Nekamese, Kupang Tengah, Kupang Timur, Amabi Oefeto, Amarasi, dan Fatuleu.

Dapatkan Diskon 30 persen Khusus Para Guru yang Berbelanja di TB Gramedia

Salah satu SD yang menjadi objek perhatian adalah SD Reformasi Plus di Tarus, Kecamatan Kupang Tengah.

Project Officer Save the Children, Maria Arika, kepada Pos Kupang di sela-sela kegiatan di SD Reformasi Plus-Tarus, Rabu (20/11/2019), menjelaskan secara garis besar pelaksanaam program School for Change tersebut.

Maria mengatakan, program tersebut sesungguhnya sudah dimulai sejak bulan Juli 2018 yang dinamakan Festival Literasi. Dimana, kata Maria, fokus perhatian program adalah melatih percepatan aksara, bagi para siswa SD.

Menurut Maria, program percepatan membaca terutama pada siswa kelas 1-3 dan program perlindungan anak untuk siswa kelas 1-6.

Ketua Organda Minta Aksi Mogok Angkot Dihentikan, Pemda TTS Diminta Lakukan Sosialisasi Ulang

Dikatakannya, untuk memudahkan pendekatan pembelajaran, dibentuk Forum Anak yang melibatkan siswa SD sendiri.

"Kami melakukan safari melalui Program School for Change, salah satunya di SD Reformasi Plus. Ada 10 anak yang merupakan utusan tiap kelas masuk dalam Forum Anak.

Nanti Forum Anak mendapatkan materi dari Save the Children lalu anggota forum menindaklanjuti ke teman-teman sebayanya," jelas Maria.

Maria mengakui sebenarnya anak-anak memiliki kemampuan dalam membaca terutama di kelas 1-3.

Ketua DPRD Nagekeo Sepakat TPAD Dibubarkan, Ini Alasannya!

Namun, pengenalan huruf masih rendah dan ini dibuktikan dari hasil survei Tim Undana Kupang.

"Mungkin bahan bacaan terbatas dan polanya tidak ramah anak. Metode guru menyampaikan tidak variatif dan kurang bahan bacaan.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved