Breaking News

Guru Honorer Ini Tega Setubuhi Muridnya di Ruang Perpustakaan Sekolah, Celana Dalam Krem Jadi Bukti

Guru Honorer Ini Tega Setubuhi Muridnya Sendiri di Ruang Perpustakaan Sekolah, Celana Dalam Krem Jadi Bukti

Editor: Bebet I Hidayat
Ilustrasi Tribun Sumsel
Guru Honorer Ini Tega Setubuhi Muridnya Sendiri di Ruang Perpustakaan Sekolah, Celana Dalam Krem Jadi Bukti 

Guru Honorer Ini Tega Setubuhi Muridnya Sendiri di Ruang Perpustakaan Sekolah, Celana Dalam Krem Jadi Bukti

POS-KUPANG.com - Modus licik TG, seorang guru honorer di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat untuk mencabuli seorang siswi SMP terbongkar.

TG diketahui berusia 25 tahun.

Dia kini mendekap di Unit Reskrim Polsek Sekadau Hulu

Kapolsek Sekadau Hulu IPDA Sudarsono menyebut TG melakukan persetubuhan anak di bawah umur, SM (16) yang merupakan salah satu siswi di sekolah tersebut.

Terduga pelaku melancarkan aksi bejatnya di ruang Perpustakaan sekolah.

Kronologi kejadian terjadi pada Senin (11/11/2019) sekira pukul 15.20 WIB.

Kapolsek memaparkan sebelumnya korban SM diminta oleh TG yang merupakan gurunya, untuk datang ke ruang Perpustakaan.

TERBARU - Gadis 14 Tahun Minta Izin Nikah ke Sang Ayah, Malah Dapat Perlakuan Tak Senonoh

Jan Ethes Bakal Punya Adik, Presiden Jokowi Langsung Meluncur ke Solo, Sambut Kelahiran Cucu Ketiga

Dengan alasan membantu merekap nilai ulangan sekolah.

"Korban diantar oleh kawannya SR (14) dengan mengunakan sepeda motor."

"Setibanya di Perpustakaan, terduga pelaku TG langsung mengunci pintu dan

melakukan persetubuhan terhadap korban," ungkap Kapolsek, Selasa (12/11/2019).

Kemudian korban melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Sekadau Hulu.

Dan langsung ditanggapi unit Reskrim Polsek Sekadau Hulu bersama tim Lidik dari Sat Reskrim Polres Sekadau.

Dengan melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku di rumahnya di desa Rawak Hilir kecamatan Sekadau Hulu, sekitar pukul 20:00 WIB.

Saat diamankan terduga pelaku, turut disaksikan oleh Kades beserta pihak keluarga.

Barang bukti pada kejadian tersebut turut diamankan.

Diantaranya pakaian milik korban berupa jaket warna merah, baju warna hitam bertuliskan Fila, celana jeans biru, celana dalam krem dan BH warna hijau.

Terkait penetapan tersangka kepada terduga pelaku, Kapolsek mengatakan, kasus ini dalam pengembangan dan penyidikan.

"Kasus ini telah dilimpahkan ke Polres Sekadau. Dan yang bersangkutan tadi malam telah dibawa ke Polres Sekadau untuk penyidikan lebih lanjut," pungkasnya. 

Bukan yang Pertama

Kasus seperti ini bukan yang pertama terjadi di Kalimantan Barat.

Pada Maret 2019, silam dunia pendidikan di Kota Pontianak juga tercoreng oleh ulah seorang oknum guru matematika berinisial IA (57).

Oknum guru PNS di sebuah SD Negeri di Jalan Purnama Pontianak Selatan diduga kuat melakukan perbuatan tak senonoh pada muridnya sendiri sebanyak lima kali.

Ketua Himpunan Psikologi (HIMPSI) Wilayah KalBar, Fitri Sukmawati pun angkat bicara mengenai kasus ini. Berikut analysanya terkait psikologis tersangka dan korban;

Memang, ketika orang melakukan penyimpangan seksual, pasti ada suatu yang kurang dan pondasi agamanya sangat tidak kuat.

Dalam Kasus ini, pelaku inisial IA (57) melakukan tindakan kejahatan seksual pada muridnya, seharusnya murid itu dilindungi, disayang dan dijaga tapi malah dirusak oleh gurunya.

Artinya guru itu, harus dipertanyakan sejauh mana tanggungjawab moralnya, tanggungjawab dirinya terhadap anak didiknya.

Pasti ada yang salah dengan si guru itu, kesalahan tentunya dari kepribadian dia. Saya tidak memeriksanya secara psikologis, saya tidak tahu dia seperti apa, tapi pasti ada sesuatu yang menyimpang dari kepribadiannya.

Apalagi sudah lima kali dilakukan, guru itu pasti mempunyai arogansi yang kuat sehingga anak itu mempunyai ketakutan yang besar memberi tahu pada orang lain.

Sebenarnya gini, seorang anak sekolah mereka itu patuh sama gurunya. Mereka itu mengikuti apa kata gurunya.

Inilah pentingnya seorang pendidik yang sehat secara psikologis. Setiap seorang pendidik yang sehat psikologisnya, akhlaknya baik, taat pada agama itu sangat penting sekali.

Tapi saat seorang pendidik yang sudah tidak bisa digugu dan ditiru maka dia akan merusak masa depan siswanya.

Perbuatan guru yang menyetubuhi muridnya tidak dibenarkan dan ini jelas adanya penyimpangan dan psikologis yang tidak sehat.

Untuk korbannya jangan sampai dia merasa putus asa dan trauma, maka dia harus dijaga dan didampingi oleh orangtua. Dia perlu penangan serius dan dilihat kepribadiannya, apakah anak yang ceria atau anak yang pendiam.

Kalau dia anak yang ceria maka bisa jadi dia akan melewati masa sulit ini, tapi kalau anaknya introvert maka diperlukan dukungan yang sangat intens membantunya melewati masa sulit itu.

Fenomena saat ini, di mana kejadian kejahatan seksual di sekolah sudah sangat banyak. Selaku orangtua, harus tahu dan memilih sekolah yang sehat, sekolah yang benar-benar bertanggungjawab. Perlu diperhatikan juga, bagaimana kedekatan tenaga pendidik anak di sekolah dengan orangtua.

Orangtua harus kenal wali kelasnya, pada guru-gurunya dan itu adalah hal penting. Sehingga orangtua bisa mengawasi dan tau perkembangan anaknya.

Apabila orangtua hanya menitipkan anaknya tanpa tahu siapa yang mendidik anaknya maka bisa saja terjadi misskomunikasi. Oleh sebab itu, pendidikan ini banyak pihak yang harus bertanggungjawab, guru, orangtua dan pihak pemerintah.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Oknum Guru Setubuhi Murid di Ruang Perpustakaan, Modusnya Licik, Celana Dalam Krem Jadi Bukti, https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/13/oknum-guru-setubuhi-murid-di-ruang-Perpustakaan-modusnya-licik-celana-dalam-krem-jadi-bukti?page=all.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved